Senin, 22 Desember 2025

Wara-wiri Warga Bogor Diawasi

- Kamis, 3 September 2020 | 10:18 WIB

Pembatasan Sosial Berskala Mikro dan Komunitas (PSBMK) yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sejak 29 Agustus 2020 belum berdampak pada penurunan jumlah kasus pasien positif. Tak ayal, aktivitas warga yang berada di zona merah pun dibatasi dan diawasi petugas. TERCATAT, sampai Rabu (2/9), jumlah pasien positif baru bertambah sebelas orang. Sehingga total jumlah pasien positif di Kota Bogor menca­pai 666 orang. Mereka terse­bar di 116 RW yang ada di 50 kelurahan se-Kota Bogor. Wakil Wali Kota Bogor De­die A Rachim mengatakan, melihat tren kenaikan jumlah kasus di Kota Bogor, pihaknya terpaksa membatasi ruang gerak warga. Khususnya yang berada di RW zona merah. “Jadi (RW-RW yang masuk zona merah, red) harus mela­kukan pembatasan orang keluar-masuk (wara-wiri, red). Orang-orang yang dari mau­pun ke RW masing-masing, terutama RW zona merah,”tegasnya. Warga di 116 RW zona merah itu dilarang melakukan kegia­tan yang dapat mengumpulkan massa dalam jumlah banyak. Seperti resepsi pernikahan, pengajian kolektif dan kegia­tan lainnya yang mengundang kerumunan. “Dibatasi kalau di zona me­rah, tidak boleh menggelar kegiatan yang mengumpulkan banyak massa. Selain itu, pergerakan masyarakat dia­wasi RW Siaga. Terdiri dari pengurus RW, tim detektif Covid dan aparatur pemerin­tah tingkat kelurahan,” kata­nya. Ia juga meminta RW-RW yang masuk zona merah melakukan pendataan kepada warganya. Penyemprotan disinfektan juga harus dilakukan. Lalu bantuan logistik akan diberi­kan kepada keluarga terdam­pak Covid-19. Dedie juga menyebut Kota Bogor masuk zona merah penyebaran Covid-19, sehing­ga pembatasan operasional sejumlah tempat publik pun diterapkan. ”Toko, mal, plaza, kafe, resto­ran sampai jam 18:00 WIB. Nah, terus masih diperkenankan untuk delivery dan take away sampai pukul 21:00 WIB, ter­masuk juga operasional PKL (Pedagang Kaki Lima, red) dan sejenisnya,” imbuhnya. Ia pun menegaskan kebijakan ini bukanlah pembatasan jam malam. Dedie menyebut sanksi menanti untuk masy­arakat yang melanggar pem­batasan waktu operasional. ”Kan sudah kita umumkan, sanksi antara Rp500 ribu un­tuk yang melanggar, sampai Rp10 juta. Kenapa diinikan (pembatasan operasional, red)? Kita mencari titik ke­seimbangan antara mereka yang selama ini belum mau memahami, belum mau mengerti tentang bahayanya Covid ini kan? Itu yang pertama,”jelasnya. Salah satu wilayah yang ma­suk zona merah yakni RW 01, Tegallega. Ketua RW 01, Kelu­rahan Tegallega, Makmur, mengaku pihaknya kini meng­intensifkan peran RW Siaga untuk memantau aktivitas warga. “Kami coba sosialisa­sikan ke warga agar mereka bisa punya kesadaran. Ter­masuk dalam hal penggunaan masker,” katanya. Sementara itu, Bhabinkamtib­mas Kelurahan Tegallega Bripka Mahrup mengaku pi­haknya juga membantu RW Siaga dalam mendata warga yang memiliki aktivitas di luar kota. “Ini penting demi kea­manan, kenyamanan dan tentunya membantu menekan penyebaran virus corona,” ujarnya. Berdasarkan data harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor per Rabu (2/9), terjadi penambahan sebelas kasus positif baru di wilayah tersebut. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, atas penam­bahan kasus itu maka jumlah keseluruhan pasien yang ter­konfirmasi positif di Kota Bo­gor mencapai 666 orang. ”Hari ini bertambah sebelas kasus (positif, red) baru, se­hingga total seluruh pasien yang sudah terkonfirmasi ada 666 orang,”beber Retno, Rabu (2/9). Ia menambahkan, untuk pasien yang dinyatakan sem­buh pada Rabu (2/9) juga bertambah. Tercatat ada tujuh penambahan kasus sembuh. Sementara untuk kasus me­ninggal dunia masih tetap dengan 32 kasus. ”Total pasien sembuh sampai hari ini (ke­marin, red) ada 394 orang,”jelasnya. Retno mengaku Dinkes Ko­ta Bogor akan terus meng­gencarkan tes usap (swab test) per harinya untuk melacak kasus penyebaran Covid. Sam­pai saat ini, lanjutnya, sudah ada 11.377 warga yang telah di-swab. ”Jumlah tes swab yang kita lakukan sudah melebihi dari standar WHO (organisasi kese­hatan dunia, red). Tapi kita akan terus gencarkan ini. Ar­tinya, jumlah kasus meningkat karena tes swab-nya juga tinggi. Ini upaya kita untuk mendeteksi sedini mungkin penyebaran Covid,” tutupnya. (dil/cr1/d/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X