Mendapatkan amanah menjalankan misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan kebanggaan bagi setiap Abdi Negara. Namun, apa jadinya jika tugas yang diberikan bertepatan dengan momen saat menunggu kelahiran anak. Hal itu dirasakan Bripka Henry Krizmantho Polaka. MESKI mendapat kepercayaan mengharumkan nama Indonesia di negara lain, Bripka Henry sejatinya harap-harap cemas akan keberangkatannya. Sebab, polisi berpangkat Bripka itu harus meninggalkan dua anak dan istri yang tengah menanti masa kelahiran anak ketiga mereka, bulan ini. “Doakan yang terbaik kawan. Istri saya dijadwalkan operasi caesar hari Selasa (8/9) depan. Tapi sebagai abdi negara, saya harus berangkat untuk menjalankan tugas,” kata Henry sebelum naik pesawat khusus United Nations. Bripka Henry Krizmantho Polaka sendiri merupakan satu dari enam Bhayangkara Polda Sulteng yang mendapatkan panggilan tugas misi perdamaian PBB. Anggota Satbrimob Polda Sulteng yang bertugas di Batalyon B Kompi Luwuk, Sulawesi Tengah ini tergabung dalam kontingen Satuan Tugas Garuda Bhayangkara (Garbha) II Formed Police Unit (FPU) 12 pada misi pemeliharaan perdamaian PBB UNAMID (United Nation African Union Hybrid Mission in Darfur) di Darfur, Sudan. Gejolak jiwa berkecamuk dalam benaknya. Entah harus senang atau sedih pada kondisi ini. Pria kelahiran Luwuk, 16 Juli 1986, itu menjadi orang pertama dari Korps Brimob asal Luwuk yang terpilih mengemban tugas mulia dalam misi perdamaian di Darfur, Sudan. Suami dari Mayangsari I Bakari itu diberangkatkan ke Sudan bersama personel polisi lainnya. Ayah dari Balqis Aurelia Polaka (7) dan Attar Arrayan Polaka (2) ini masuk gelombang pertama pemberangkatan pasukan perdamaian PBB ke Sudan dalam misi UNAMID, Jumat (4/9), pukul 22:00 WIB. (kum/rez/run)