Senin, 22 Desember 2025

Kemendikbud Kawinkan SMK dengan Kampus dan Industri

- Kamis, 10 September 2020 | 10:33 WIB

METROPOLITAN - Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluar­kan terobosan baru. Mereka bakal meny­inkronkan pendidikan SMK dengan jenjang Diploma Dua (D2) dan dunia industri. Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan, inovasi ini sedang dirancang agar pada 2021 bisa diluncurkan. Teknisnya, lulusan SMK bisa melanjutkan ke jenjang D2 yang nanti­nya bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti universitas maupun kampus politeknik. “Jadi nanti satu kampus bisa menampung beberapa SMK. Misal lima sampai sepuluh SMK di satu kampus vo­kasi. Tapi tetap harus sejalur, SMK politeknik dengan vo­kasi politeknik misalnya. Ini adalah inovasi yang sedang kita rancang dan kita susun. Semoga batch angkatan per­tama ini tahun depan bisa mulai. SMK menikah dengan perguruan tinggi, plus meni­kah dengan industri,” kata Wikan, kemarin. Ia menjelaskan program ini bersifat pilihan dan tak wajib. Sehingga mereka yang sudah siap bekerja bisa langsung lulus SMK. Sementara yang ingin melanjutkan ke pergu­ruan tinggi bisa difasilitasi dengan program ini. “Jadi tidak ada lembaga baru. Kita ingin menginterkonek­sikan lembaga yang ada, an­tara SMK digabung dengan perguruan tinggi. Bisa uni­versitas, politeknik dan indu­stri. Asal punya prodi tujuan sama. Harapannya tahun depan bisa dirilis kepada ma­syarakat pembukaan pendaf­tarannya, sehingga tahun ajaran 2021 bisa jalan angka­tan eksisting yang sekarang sudah kelas dua,” harapnya. Untuk menyukseskan program tersebut, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendi­dikan dan Kebudayaan tengah menyusun dan mempersiap­kan kurikulum, program ma­gang hingga tenaga pengajar. Setidaknya ada lima langkah yang tengah disiapkan. Pertama, pihaknya sedang melatih ribuan guru SMK dan dosen vokasi yang tersertifi­kasi industri. Kedua, kepala sekolah juga ikut dilatih untuk memberi pemahaman tentang memadukan vokasi dengan industri. Ketiga, Dirjen Pen­didikan Vokasi juga sedang merevitalisasi tujuh balai besar pengembangan dan penjaminan mutu vokasi. Balai ini bertugas melatih guru SMK dan bertugas menga­winkan lembaga pendidikan dengan industri. “Keempat, kita rilis bantuan pemerintah senilai Rp3,5 tri­liun untuk menikahkan lem­baga pendidikan dengan industri. Di dalamnya ada program training juga. Kelima, kurikulum SMK kita susun yang baru sehingga lebih fleksibel, lebih adaptif dengan industri. Kita juga berikan porsi besar untuk SMK mela­kukan pendalaman kurikulum agar link and macth dengan dunia industri. Karena beda-beda tempat beda muatannya. Paket merdeka belajar SMK itu kira-kira seperti ini,” jelas Wikan. (fin/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X