Masih teringat di benak Bunga Kurnia, permintaan terakhir adiknya, BS (18). Baju putih dan bunga mawar jadi dua hal yang disenangi BS sebelum ditemukan tewas dalam kecelakaan Innova ’maut’ di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Utara, Selasa (22/9) dini hari SEBELUM tewas, BS bersama kedua temannya, IH (20) dan IP (22), diketahui mengendarai sepeda motor melintas di Jalan Bangbarung Raya menuju Jalan Pajajaran ke arah Jambu Dua sekitar pukul 00:00 WIB. Setelah melewati lampu merah, tepatnya di depan diler Toyota, datang Toyota Kijang Innova bernomor polisi F 1120 CT dengan kecepatan tinggi dari arah Tugu Kujang menuju Jambu Dua. Pengendara mobil yang diketahui bernama DF (19) itu lalu menabrak tiga pengendara motor hingga terpental. IH dan IP mengalami luka, sedangkan BS meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju Rumah Sakit PMI Bogor. Bunga Kurnia menceritakan firasat sebelum mendapat kabar adiknya menjadi korban kecelakaan maut. ”Jadi pas saya menikah sebulan lalu, dia bilang kalau saat dia nikah nanti, dia juga pengin banyak dikirim karangan bunga,” ucapnya kepada Metropolitan. Ia juga bercerita bahwa BS sempat meminta bunga mawar di rumah temannya, tepat sehari sebelum diseruduk Innova. ”Kemarin ke rumah temannya, kebetulan ibunya punya bunga mawar. Dia bilang, ’Boleh nggak bu buat saya bunganya. Buat di rumah. Tapi nanti nitip dulu ya, nanti BS ambil lagi’,” kata Bunga menirukan ucapan adiknya. Selain bunga, seminggu belakangan ini korban senang mengenakan baju putih. BS cerita kepada sang ibu bahwa sedang menyukai baju putih. ”Ditanya sama ibu saya, kenapa suka baju putih, katanya merasa ganteng kalau pakai baju putih. Pas kejadian kecelakaan juga dia pakai baju putih,” terang Bunga. Selama ini, BS dikenal sebagai anak yang kreatif dan periang. Namun memang beberapa hari belakangan korban terlihat agak pendiam dan dingin. ”Dia cita-cita setelah lulus SMA ingin kuliah hukum. Mau jadi pengacara, katanya. Dia kerja di kafe sekarang ini juga keinginan dia, nggak mau ngeberatin orang tua,” ujar Bunga. Di sisi lain, pengendara Toyota Kijang Innova yang menabrak tiga pengendara motor sekaligus itu kini telah diamankan di Unit Lakalantas Polresta Bogor Kota. DF, warga Kelurahan Bantarjati, Bogor Utara, itu menangis saat menghubungi orang tuanya melalui telepon. Namun, DF tak langsung dikunjungi keluarganya yang tampak syok mendengar kabar tersebut. “Barusan telepon ibu. Ibu belum bisa ke sini karena dia nggak kuat untuk kondisi seperti ini,” ujarnya kepada Metropolitan, Selasa (22/8). DF pun mengaku belum mengetahui kondisi ketiga korbannya saat ini. Namun setelah mendapatkan informasi dari petugas kepolisian, DF syok dan matanya berkaca-kaca. “Saya nggak sempat ngelihat korban karena ramai banget. Saya juga sudah dikerumunin. Nggak ada luka, cuma lemas di punggung belakang nggak bisa gerak. Saya langsung dibawa ke polsek,” tuturnya. DF diketahui belum lulus sekolah hingga kini. Ia masih menjalani home schooling. Di Mako Polresta Bogor Kota, DF mengaku kini duduk di kelas tiga SMA namun tak di sekolah reguler. Harusnya ia lulus tahun ini. Namun karena sempat pesantren, kelulusannya tertunda. Sebelum kecelakaan terjadi, ia mengaku sempat mampir ke rumah kekasihnya di wilayah Jalan Lodaya, Bogor Tengah, Senin (21/9). “Habis dari rumah pacar, terus saya sempat pulang ke rumah dulu. Sudah mau tidur tapi mau ngerokok sama ngopi, akhirnya keluar lagi cari warung,” katanya, Selasa (22/9). DF pun mencari warung untuk membeli kopi dengan mengendarai Innova ‘maut’ milik orang tuanya. Ia sempat berkeliling melintasi Jalan Pandu Raya, kemudian ke Arzimar lalu ke Jalan Lodaya. Setelah itu, ia ke Jalan Pajajaran menuju Jambu Dua untuk kembali ke rumah. Nahas, saat di lokasi, tepatnya di simpang Jalan Bangbarung Raya, ia menabrak tiga pengendara motor. Saat di perjalanan, DF mengaku sambil merenung memikirkan tuntutan orang tuanya. “Pas kejadian, lagi biasa saja. Cuma mikirin soal orang tua, tapi masih konsentrasi. Ya orang tua punya harapan ingin anaknya begini-begini. Jadi kepikiran,” ucap DF. DF mengaku memang sempat tertinggal kelas setahun karena pesantren. Harusnya ia lulus home schooling pada 2019. “Sekarang belajarnya online. Kemarin ikut-ikut ulangan, UTS (Ujian Tengah Semester, red),” tutur DF. DF kembali bercerita. Saat itu, ia mengaku sempat melihat ketiga korban menyeberang dari arah Jalan Bangbarung Raya. Namun karena jaraknya terlalu dekat, ia tak bisa menghindar. “Saya nggak sempst klakson, sibuk ngerem. Jarak sudah dekat. Pas saya lihat ada tiga motor berjajar melambung dari arah Bangbarung. Saya bingung, saya sudah ambil kiri nggak ada peluang. Kanan juga nggak ada peluang. Jadi saya banting kiri, kanan, kiri lagi,” beber DF. Namun, meski sudah berusaha menghindar, kecelakaan pun terjadi. Mobilnya juga sempat terbalik karena menghantam motor dan trotoar. “Kenanya pas sudah banting ke kiri. Dari head lamp, di situ sudah kaget. Saya juga langsung terguling, nggak ngerti gimana ceritanya,” sambung DF. Usai tabrakan, ia sempat tak sadarkan diri beberapa saat, lalu terbangun hingga akhirnya keluar dari mobil. Di situ ia sempat ditolong driver ojek online dan diberi minum. “Saya sempat duduk dulu lalu dibawa ke seberang. Saya dikerumunin banyak orang. Nggak tahu gimana kondisi korban karena sudah ramai juga dikerumunin banyak orang,” tuturnya. Usai kejadian, ia dibawa ke Mapolresta Bogor Kota untuk dimintai keterangan. Ia mengaku menyesal, dan bila diberi kesempatan akan meminta maaf langsung dan bertanggung jawab terhadap para korban. “Saya mau minta maaf sama keluarga korban, saya mau tanggung jawab,” ucapnya sambil matanya berkaca-kaca. Kini kasus tersebut masih dalam penyelidikan Unit Lakalantas Polresta Bogor Kota. Kanitlaka Lantas Polresta Bogor Kota Iptu Saein mengatakan, barang bukti berupa mobil Innova F 1120 CT telah diamankan. “Masih dalam penyelidikan. Saat diperiksa, pengendara mobil nggak di bawah pengaruh alkohol, masih normal,” terangnya. Sedangkan korban meninggal telah dibawa ke rumah duka di Kampung Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, untuk disemayamkan. (cr3/d/rez/run)