Senin, 22 Desember 2025

6 Kecamatan Diguyur Hujan Es, 7 Rumah Rusak

- Kamis, 24 September 2020 | 09:38 WIB
Radar Bogor
Radar Bogor

METROPOLITAN - Hujan deras disertai es melanda sejumlah wi­layah di Bogor, kemarin. Fenomena alam yang berlangsung kurang lebih sekitar 20 menit itu menerjang enam kecamatan yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor. Berdasarkan informasi yang di­himpun, hujan es ini melanda dua keca­matan di Kota Bogor, yakni Bogor Barat dan Tanahsareal. Sedangkan di Kabupa­ten Bogor terjadi di Kecama­tan Dramaga, Kemang, Ran­cabungur dan Ciampea. Seperti yang diungkapkan salah seorang warga Dra­maga, Sigit. Ia menyebut fe­nomena ini terjadi kurang lebih 20 menit. “Kejadiannya tadi sebelum Magrib, sekitar jam 17:30 WIB. Ukurannya segede batu kerikil,” kata Sigit kepada Metropolitan, kema­rin. Sementara itu, Bagian Data dan Informasi, Badan Me­teorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Dramaga, Kabu­paten Bogor, Hadi Saputra, menilai fenomena hujan es yang terjadi di sejumlah wi­layah di Kabupaten dan Kota Bogor terjadi lantaran siklus udara di angkasa. Biasanya hujan es terjadi melalui kon­densasi uap air lewat pending­inan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi pada proses ini biasanya berukuran sedang hingga besar. Meski kadang es yang turun berukuran ke­cil hingga sedang, hal tersebut lantaran perubahan suhu udara saat es tersebut berja­tuhan ke tanah dan atap. Proses lain yang dapat me­nyebabkan hujan es, sam­bungnya, lantaran adanya proses pembekuan. ”Di mana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengem­bunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan uku­ran besar,” katanya. Hadi menambahkan, hujan es biasanya berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis atau awan Cumulo Nim­bus (CB) di dekat permukaan bumi. Atau bisa juga berasal dari awan multisel dan per­tumbuhannya secara vertikal. Biasanya kejadian hujan es berlangsung singkat antara tiga hingga lima menit. ”Atau bisa juga sepuluh menit, te­tapi jarang. Karena itu, peris­tiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata,”jelasnya. Di sisi lain, hujan deras yang melanda juga membuat bangunan hunian semen­tara (huntara) di Kampung Cipandawa, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, men­galami kerusakan. Camat Sukajaya Rosidin mengata­kan, kerusakan di huntara Kampung Cipandawa ter­jadi lantaran hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada pukul 17:30 WIB. Setidaknya ada tujuh hun­tara hancur akibat tersapu angin kencang yang mener­jang sore itu. ”Ada beberapa huntara yang hancur akibat hujan deras dan angin ken­cang sore tadi,” katanya. Saat ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Cileuksa bersama warga sedang mengevakuasi korban terdampak sambil melakukan pendataan ter­hadap korban. ”Sedang dila­kukan pendataan oleh RT dan Pemdes Cileuksa. Sambil mengevakuasi pengungsi ke huntara tetangga yang tidak terdampak angin kencang,” ujarnya. Tak hanya merusak huntara, hujan deras juga menyebab­kan dua pohon tumbang di wilayah Kota Bogor. Akibatnya empat unit sepeda motor ru­sak parah. Danru Badan Penanggu­langan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Maruli Sinambela mengatakan, po­hon tumbang terjadi di wi­layah Kelurahan Sindangba­rang, Bogor Tengah, dan di Jalan KH Abdullah Bin Nuh, Tanahsareal. ”Untuk di Yasmin depan Giant ini pohon tumbang menimpa empat sepeda motor,” kata Maruli. Ia melanjutkan, pohon tumbang tersebut diakibatkan karena hujan deras disertai angin kencang yang melanda sekitar pukul 17:15 WIB. Berun­tung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun sepeda motor yang sedang parkir di bawah pohon men­galami rusak cukup parah. Sedangkan arus lalu lintas sempat tersendat akibat pe­ristiwa ini. Pihaknya langsung melakukan evakuasi dengan memotong pohon kenari yang tumbang. ”Yang tumbang ini pohon kenari dengan diameter se­kitar 60 cm. Tim BPBD Kota Bogor sedang melakukan pemotongan terhadap pohon yang tumbang menggunakan gergaji mesin,” tuturnya. Sementara itu, pemilik mo­tor yang tertimpa pohon, Muhammad Rizal, mengaku sedang berteduh di pinggir jalan bersama rekannya se­sama ojek online sebelum kejadian. ”Saya lagi neduh sama teman-teman, kebetu­lan memang basecamp juga. Motor diparkir di pinggir jalan,” kata Rizal. Tiba-tiba ia terkejut pohon besar yang berada tepat di lokasi pun tumbang dan me­nimpa motor mereka. Alhasil, motor yang digunakan untuk menarik penumpang sehari-harinya itu mengalami kerusa­kan. ”Nggak nyangka saja itu pohon bakal roboh. Anginnya memang kencang tapi cuma sebentar. Ada empat motor yang ketimpa. Ada satu lagi tapi nggak parah,” jelasnya. Ia pun pasrah karena se­peda motornya biasa diguna­kan untuk mencari nafkah dengan menjadi driver ojek online. (ogi/cr3/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X