Senin, 22 Desember 2025

Tirta Prayudha Pendiri Big Alpha, Semangat Bantu Orang meski Derita Penyakit Langka

- Rabu, 30 September 2020 | 10:55 WIB
INSTAGRAM @ROMEOGADUNGAN
INSTAGRAM @ROMEOGADUNGAN

Mengalami kekurangan bukan berarti tidak produktif. Hal itu ditunjukkan Tirta Prayudha. Pendiri Big Alpha itu masih semangat membantu orang meski menderita penyakit langka atau Guillain Barre Syndrome (GBS). AWAL Juni 2016 merupakan perjalanan berat bagi Tirta Prayudha. Penyakit GBS dengan rasio penderita 1:100.000 itu membuat saraf sensorik dan motoriknya separuh lumpuh seketika. Namun, hal itu tidak menghentikan Tirta untuk berkarya. Di tengah kondisi dan keterbatasan­nya, salah satu inspirasi terbesarnya untuk terus berjuang dan semangat adalah tidak ingin melihat dan membuat orang lain susah karena kondisi dirinya. “Saya bukan tipe orang yang kaya terinspirasi dari siapa gitu. Tapi saya nggak mau liat orang lain susah saja ka­rena saya. Karena pada akhir­nya mereka punya kesibukan dan kehidupannya masing-masing. Jadi itu yang meng­inspirasi saya untuk seman­gat,” kata Tirta. Menurutnya, menulis meru­pakan platform yang tepat untuk ditekuni untuk berbagi kepada orang-orang terhadap penyakit GBS yang dideritanya serta pengetahuannya menge­nai asuransi kesehatan, teru­tama untuk yang sedang ber­juang menghadapi penyakit yang langka. “Karena saya ngerasa saya punya reach yang cukup besar, dan setidaknya bisa mem­bantu meningkatkan kesada­ran orang terhadap GBS. Saya banyak dapat cerita di grup WA survivor GBS di mana me­reka harus dirujuk dulu ke RS yang lebih besar untuk menda­patkan perawatan,” ucapnya. “Padahal, perawatan yang cepat adalah salah satu kun­ci untuk bisa mengobati GBS dengan cepat, Dan supaya, orang yang memegang kepen­tingan juga bisa aware ada panyakit ini. Sehingga pas klaim asuransi atau BPJS, penyakit ini tetap bisa dikaver,” sambungnya. Perubahan rutinitas dan aktivitas pun terjadi pada di­rinya. Menurutnya, dari pada berlarut dengan kesedihan, ia lebih memilih untuk fokus terhadap progress yang ter­jadi pada dirinya selama melalui proses pemulihan. Selama masa istirahat, ia mengisi waktunya untuk be­lajar menggerakkan jari, kaki, dan lututnya. Ia juga belajar berjalan dengan bantuan wal­ker. Ia juga rutin ke fisiotera­pis untuk mengembalikan sensorik dan motorik tubuh­nya agar otot-ototnya tidak mengecil. Untuk diketahui, berdiri di awal 2018 melalui Twitter, Big Alpha Indonesia hanya seka­dar berbagi informasi soal pasar modal secara daring. Namun, Tirta Prayudha dan timnya terus tumbuh dan diisi dengan orang-orang yang berpengalaman di berbagai bidang dan memiliki kemam­puan analisis keuangan se­perti dirinya. Ini yang jadi alasan Big Alpha Indonesia mengambil langkah ekspansi. Dari keresahannya terhadap rendahnya pengetahuan keu­angan masyarakat Indonesia, ia mengambil langkah awal dengan menulis dan menga­nalisis emiten saham yang sudah diinvestasikannya. Selain itu, ia juga menga­mati tren di Twitter hingga muncul ide untuk mendirikan startup penyedia informasi keuangan. Menurutnya, keu­angan pribadi sudah men­jadi pengetahuan mutlak yang seharusnya diketahui semua orang. (lip/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X