Senin, 22 Desember 2025

Baru Ditunjuk, Syarifah Dipaksa Lari

- Kamis, 1 Oktober 2020 | 13:03 WIB
FOTO: FADLI/METROPOLITAN
FOTO: FADLI/METROPOLITAN

METROPOLITAN - Wali Kota Bogor Bima Arya secara resmi mengumumkan Syarifah Sofiah Dwi­korawati menjabat sebagai sekretaris daerah (sekda) yang baru di Kota Hujan. Pengumuman itu disampaikan langsung Bima Arya di Balai Kota Bogor, kemarin. ­ ”Dengan mempertimbangkan banyak hal, berdiskusi dengan banyak orang, dengan Pak Wakil, Pak Sekda (Ade Syarif Hidayat, red), dengan teman-teman birokrat dan media, saya ingin sampaikan Insya Allah besok (hari ini, red) Kota Bogor akan memiliki sekda perem­puan pertama, yaitu Syarifah Sofiah,” kata Bima Arya di Ba­lai Kota Bogor, Rabu (30/9). Penunjukan Syarifah sebagai sekda itu juga mencatatkan sejarah baru di Kota Bogor. Yakni Kota Hujan secara per­dana memiliki seorang perem­puan yang menjabat orang nomor tiga di sistem Pemerin­tahan Kota Bogor. Sementara itu, sebelum me­netapkan wanita yang akrab disapa Bu Ipah itu menjadi sekda, Bima mengaku banyak melalui proses yang cukup panjang. Hal itu dimulai dengan pendalaman karakter melalui rekam jejak, meminta saran dan terakhir melakukan salat Istikharah. Bahkan, Bima mengaku sudah meminta izin langsung ke­pada Bupati Bogor Ade Yasin untuk bisa meminang anak buahnya sebagai tangan kanan­nya. ”Saya pribadi, menga­wali proses ini dengan me­minta izin juga kepada Ibu Ade. Dan saya pribadi sudah saya sampaikan kepada Ibu Ade keputusan ini, dan saya pun silaturahmi langsung dengan Ibu Ade. Insya Allah malam ini (kemarin, red) saya akan sila­turahmi lagi kepada Ibu Ade untuk lebih merekatkan lagi hubungan kota dan kabupaten,” ucapnya. Dalam kesempatan itu, Bima juga berharap kehadiran Sya­rifah dapat membantu Kota dan Kabupaten Bogor men­jadi lebih baik. Sebab, diakui­nya banyak tantangan yang belum terselesaikan, mulai dari masalah transportasi sam­pai birokrasi di dua daerah tersebut. ”Inysa Allah akan banyak persoalan-persoalan yang se­lama ini belum tuntas, akan tuntas. Sebagian besar per­soalan Kota Bogor Insya Allah akan terakselerasi solusinya ketika koordinasi kota dan ka­bupaten menjadi lebih baik,” ungkap Bima. Untuk tugas, jelas Bima, Sya­rifah dalam waktu dekat harus ikut terlibat dalam membuat Rancangan Anggaran Penda­patan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor Tahun 2021. Ia pun akan menugaskan Sya­rifah bersama Dedie Rachim merancang dan mereview kembali program yang akan dijalankan pada 2021 nanti. ”Yang penting besok (hari ini, red) dilantik dulu, dan minggu depan Pak Wakil bersama Bu Ipah akan review program dan target kita. Minggu ini harus sudah update semua, dan minggu depan sudah bisa lari bersama-sama kita,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Sekda Kota Bogor terpilih, Syarifah Sofiah Dwikorawati, belum mau berkomentar banyak. Namun, menurutnya, yang pasti agenda prioritas yang terdekat akan dilakukan adalah konsolidasi internal. “Prioritas konsolidasi internal juga membangun hubungan dengan lembaga-lembaga eksternal seperti Firkopimda, teman-teman pers, DPRD dll. Gitu dulu lah ya. besok (hari ini, red) saja,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Di sisi lain, Ketua Panitia Se­leksi (Pansel) Sekda Kota Bogor Aba Subagja menjelaskan pe­milihan Syarifah sebagai sek­da berdasarkan penilaian. Di mana yang berkaitan memi­liki nilai tertinggi dia ntara calon lainnya. Bahkan, Aba juga mengungkapkan bahwa Syarifah memiliki kelebihan dalam aspek penjabaran visi-misi dan assessment dalam proses seleksi. ”Kalau kita urutkan dari nilai itu, kalau sudah tiga besar, kita tidak melihat nilai tertinggi atau terendah. Tiga besar itu sudah yang terbaik semua. Tapi juga kebetulan dari aspek penilaian kompetensi, dari bobot, semuanya terbaik ya. Kebetulan Bu Ipah tertinggi skornya,” kata Aba. Terkait persoalan Syarifah yang datang dari Kabupaten Bogor, menurut Aba, bukan sebuah persoalan. Sebab, open bidding ini sudah sesuai Un­dang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). ”Jadi masih mending ini dari kabupaten. Di tempat kami ada yang dari Jambi, Ka­limantan. Sehingga tidak lagi dikenal sekat-sekat mereka dari mana dan itu diatur di undang-undang. Yang penting proses itu dilakukan secara selektif, terbuka dan kompe­titif,” ujar Aba. Sementara itu, perwakilan pansel lainnya, Bibin Rubini, menjelaskan bahwa putri Bu­pati Ketujuh Kabupaten Bogor, Ayib Rughby, itu memiliki mo­dal cukup besar untuk membangun Kota Bogor. Selain dari latar belakang pendidikan­nya, jam terbangnya di biro­krasi Kabupaten Bogor juga merupakan pegangan baginya untuk memajukan Kota Bogor. ”Kalau menurut saya, bukan hanya soal latar belakang pen­didikan, tapi pengalaman seo­rang pilot dan sopir itu kalau ditempa dengan kesulitan itu akan lebih baik. Jam terbang akan bicara lah,” ungkap rektor Universitas Pakuan itu. Namun, Bibin juga membe­rikan tiga catatan bagi Syarifah. Di antaranya adalah seorang sekda harus bisa berkomuni­kasi dengan baik. Kedua, harus mengetahui tugas pokoknya, dan terakhir harus bisa men­jadi motor penggerak bagi kemajuan Kota Bogor. ”Memang kan harus ada komunikasi yang baik dari sekda ini. Kedua, sekda baru ini harus tahu tugas pokok seorang sekda, dan itu harus orang yang mumpuni. Ketiga adalah pribadi seorang sekda harus bisa menjadi mo­tor penggerak akselerasi men­capai visi dan misi Kota Bogor sendiri,” ungkap Bibin. (dil/c/ rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X