Senin, 22 Desember 2025

Vaksin India Dijual Rp3 Juta di Indonesia

- Jumat, 2 Oktober 2020 | 13:55 WIB

METROPOLITAN - Di balik rencana vaksinasi massal yang bakal dilaksanakan pemerintah memunculkan fakta menge­jutkan. PT Kalbe FarmaTbk dikabarkan sudah siap menjual Antivirus Covifor (remdesivir) untuk pasien Covid-19 di Indonesia. Vaksin tersebut dibuat peru­sahaan farmasi India, Hetero dan diimpor ke Indonesia oleh anak perusahaan PT Amarox Pharma Global. Presiden Direktur Kalbe Farma, Vid­jongtius, selaku distributor menjelaskan Covifor dijual di Indonesia seharga Rp3 juta per dosis. ”Mengenai harga, bahwa nharga memang saat ini sekitar Rp3 juta,” katanya dalam koferensi pers virtual, kemarin.­ Namun, ia menjelaskan ba­hwa harga tersebut masih bisa disesuaikan ke depannya jika volumenya mengalami peningkatan. ”Ini harga juga sangat tergantung dengan volume. Jadi kalau misalnya volumenya meningkat, harga juga semua bisa ditinjau kem­bali,” ucapnya. Vidjongtius menerangkan tidak ada pembatasan kuota yang dilakukan perusahaan India untuk memasok rem­desivirke Indonesia. Jadi itu tergantung kebutuhan saja. ”Dari supply boleh dibilang tidak ada batasnya. Jadi Amarox India relatively mem­punyai kapasitas yang besar dan ini supply-nya akan di­sesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia,” imbuhnya. Kalbe Farma, jelasnya, dalam hal ini hanya menyiapkan modal kerja untuk mendist­ribusikan obat tersebut di dalam negeri. ”Kami tidak membatasi berapa investasi yang kami siapkan. Ini lebih kepada modal kerja sebenar­nya, karena tidak ada proses produksi di tempat Kalbe tapi lebih kepada pemasaran dan distribusi,” tuturnya. “Jadi pada dasarnya tidak ada investasi yang kami laku­kan, lebih kepada persiapan modal kerja untuk penga­daan barang tersebut dan kita distribusikan ke seluruh Indonesia,” tambahnya. Ia menuturkan, obat tersebut rencananya tidak diedarkan bebas, melainkan didistribu­sikan kepada rumah sakit. ”Memang betul, jadi karena ini adalah approval dari Badan POM adalah otorisasi peng­gunaan darurat ya, jadi peng­gunaan emergency use aut­horization. Jadi semua penanganannya atau distri­busi obat Covifor ini akan langsung ke rumah sakit,” ujar Vidjongtius. Ia juga meyakinkan produk tersebut tidak akan didistribu­sikan melalui kanal lain, mis­alnya apotek. Ia menjelaskan antivirus Covifor tidak diedar­kan secara bebas agar perun­tukkannya benar-benar tepat. Pada kesempatan tersebut, dokter spesialis paru dari Ru­mah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Erlina Burhan, menjelaskan cara kerja rem­desivir. Ia menjelaskan obat tersebut berfungsi untuk men­ghambat replikasi virus co­rona di dalam tubuh manusia. ”Cara kerjanya adalah bahwa remdesivir ini menghambat replikasi virus. Jadi mudah-mudahan kalau masuk rem­desivir, replikasi virus ini akan dihambat sehingga tidak ter­jadi keparahan yang lebih lanjut, dan kemudian sistem imun kita akan bisa mengendalikan,” katanya. (dtk/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X