Suhu dingin yang menusuk tulang tak menjadi halangan Agus (45), sekuriti Perumahan Griya Cimanggu Permai, untuk menolong warga. Meski genangan air banjir cimanggu semakin meninggi, Agus tetap keliling memberi tahu warga untuk segera mengevakuasi diri. SORE itu, Sabtu (24/10), hujan di wilayah Kota Bogor mengguyur cukup deras. Agus yang saat itu sedang berjaga panik melihat genangan air di Perumahan Griya Cimanggu Permai, Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal, makin meninggi. ”Awalnya Magrib jam setengah tujuh malam kondisi hujan. Air ternyata naik ke perumahan sudah sebetis,” katanya kepada Metropolitan, Minggu (25/10). Karena hujan tak kunjung reda, lanjutnya, genangan air pun semakin meninggi. Lantas ia langsung berinisiatif menginformasikan kepada warga. Satu per satu rumah warga ia datangi untuk memberi tahu bahwa banjir semakin meninggi. Satu jam kemudian, ketinggian air pun meningkat. Paling tinggi sekitar 1,5 meter air menggenang rumah warga. Agus pun membantu mengevakuasi warga di tengah hujan yang masih mengguyur malam itu. ”Malam itu belum ada petugas SAR yang ke sini. Jadi saya bantu informasi dan evakuasi warga,” ucapnya. Nahas, saat itu ia mendapat informasi bahwa masih ada seorang gadis yang masih terjebak dalam rumahnya, Icha (23). “Saya langsung ke sana, airnya sudah naik lagi sedada,” imbuhnya. Saat di depan rumah Icha sekitar pukul 20:00 WIB, ia terus menggedor-gedor rumah dan memanggil namanya. Agus menceritakan, setelah dipanggil, akhirnya Icha pun keluar. ”Dia ternyata kejebak di dalam rumah, lagi nangis di atas kasur. Air sudah sepaha masuk ke rumahnya,” bebernya. Ia lantas membantu mengevakuasi Icha menuju rumah warga yang tak terdampak banjir. Hingga tengah malam, Agus mengaku masih terus membantu memberi tahu warga yang masih bertahan di dalam rumah. ”Saya sampai jam tiga Subuh nunggu di sini, bantu warga yang mau evakuasi dan mantau kalau air kembali naik,” ujar Agus. Sementara itu, Icha mengaku panik air sudah masuk rumahnya saat baru bangun tidur. ”Saya bangun tidur dan kaget air sudah masuk rumah, sudah sebetis,” ujar Icha. Awalnya ia mencoba mengevakuasi barang-barang berharga. Saat itu Icha memang sendiri di rumah, sebab orang tuanya sedang ke Jakarta. Ketinggian air ternyata semakin meningkat. Icha pun panik. Saking paniknya, ia bahkan hanya bisa menangis di atas kasur. Beruntung, ia didatangi Agus yang saat itu sedang membantu mengevakuasi warga. ”Sekitar jam setengah delapan malam saya dievakuasi, sambil bawa kucing saya. Waktu itu masih hujan. Yang penting saya selamat dulu, barang-barang elektronik kayaknya pada nggak selamat,” ucapnya. Bahkan, sepeda motornya yang berada di parkiran rumah juga ikut tenggelam. Untuk diketahui, banjir di Perumahan Griya Cimanggu Permai ini diakibatkan aliran Sungai Cipakancilan tersumbat karena gorong-goronya tertutup longsor. Ada sekitar 30 rumah yang terendam dan sebagian besar sudah mengungsi. (cr3/d/rez/run)