Senin, 22 Desember 2025

Lapor, Bupati! Pemotor Jadi Tumbal Galian Liar

- Jumat, 6 November 2020 | 11:09 WIB

Aktivitas truk tambang yang dibebaskan wara-wiri di jalan raya nyaris fatal. Puluhan pengendara motor satu per satu berjatuhan di Jalan Raya Narogong yang dipenuhi tanah lumpur. Mereka terpaksa jadi tumbal galian liar yang hingga kini masih dibiarkan. DILANSIR dari rekaman video amatir salah seorang warga yang diunggah ke chan­nel YouTube Bogor Under­ground Channel pada Kamis (5/11) sekitar pukul 05:15 WIB, belasan pengendara roda dua berjatuhan secara tiba-tiba di kawasan Perumahan Per­mata Cileungsi, Kabupaten Bogor, kemarin pagi. Rekaman video berdurasi tak lebih dari 45 detik itu meng­gambarkan belasan pengen­dara motor dari dua arah tergelincir dan berjatuhan akibat licinnya jalan di kawa­san tersebut, yang disebabkan gumpalan tanah merah dan lumpur yang hampir menutu­pi sebagian besar badan jalan. ”Awas Pak, jalan licin! Tuh kan benar, kejadian motor jatuh. Sudah sepuluh motor lebih yang jatuh di sini,” te­riak warga dalam video yang diunggah ke channel YouTu­be Bogor Underground Chan­nel. Karena aktivitasnya yang membuat pengendara motor celaka, Galian C ilegal di eks Hotel Garuda, Jalan Raya Na­rogong, Cileungsi, Kabupaten Bogor, itu ditutup petugas dari Polsek Cileungsi pada Kamis (5/11). Kapolsek Cileungsi AKP Benny Cahyadi mengatakan, puluhan anggota Polsek Ci­leungsi langsung diterjunkan untuk membersihkan jalan dari lumpur. ”Semua personel langsung kita terjunkan ke lokasi agar proses pembersi­han bisa berlangsung cepat, agar masyarakat dan pengen­dara yang melintas tidak ter­ganggu,” ucapnya. Tak hanya itu,petugas juga menyita tiga unit alat berat yang digunakan pengelola dalam mengangkut galian. ”Kita tutup untuk kita periksa lebih lanjut. Kita juga menga­mankan satu unit ekskavator dan dua unit truk yang diguna­kan untuk mengangkut hasil galian,” ujarnya. Bolak-balik Disegel, Tetap Beroperasi Dari hasil penelusuran, ga­lian liar itu berada di Kampung Cibeureum, RT 05/05, Desa Cileungsikidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di tempat tersebut terlihat sejumlah sopir dump truck dan diduga beberapa preman yang berkumpul. Saat diham­piri, mereka pun merasa risih dan menyuruh pergi. ”Mas dari mana? Jangan foto-foto mas,” kata pria yang mengena­kan topi abu itu sambil me­nyuruh meninggalkan lokasi galian tersebut. Menurut warga sekitar, tem­pat tersebut sudah bolak-balik ditutup petugas dan pemerintah daerah. Namun, anehnya penutupan itu hanya sementara dan aktivitas penambangan liar tetap ber­langsung sejak 2011. “Dulunya sempat disegel pihak kepoli­sian tapi malah beroperasi lagi,” sesalnya. Tak hanya polisi, Satpol PP Kabupaten Bogor juga pernah menutup paksa galian terse­but pada 2012. “Warga pernah protes tapi tetap saja mela­kukan aktivitas. Tahun 2012 itu pernah didatangi Satpol PP Kabupaten Bogor dan di­berhentikan operasinya. Tapi beberapa bulan, kembali ope­rasi,” katanya. Bahkan, ia menyebut ope­rasi Galian C itu menyebabkan ruang kelas SMP Negeri 1 Cileungsi selalu kotor ketika kemarau. Namun, saat hujan melanda wilayah Cileungsi, akses Jalan Raya Narogong selalu licin akibat tanah yang berceceran di jalan. ”Kalau kemarau nih ya, kan tanahnya itu kadang masuk ke kelas. Debunya itu lho. Itu kelas selalu kotor. Sekarang saja lihat di dalam kelas, pa­dahal aktivitas belajar menga­jar nggak ada. Di dalam kelas itu kotor penuh debu akibat galian tersebut,”bebernya. ”Lokasi galian ini kan di bela­kang sekolah, jadi pasti im­basnya ke sekolah jadi kotor,” sambungnya. Ia menjelaskan, untuk yang terbaru ini, pada awal 2020 mulai beroperasi kembali. Dan di pertengahan tahun sempat kembali didatangi Dinas Ling­kungan Hidup (DLH) dan Satpol PP Kabupaten Bogor. Tetapi pihak Pemerintah Ka­bupaten (Pemkab) Bogor hanya menyetop operasi ga­liannya, tanpa ditutup. Sete­lah itu kembali beroperasi. ”Pertengahan tahun ini (2020, red) pernah ada dari DLH dan Satpol PP datang ke sini. Tapi cuma sebatas memberhenti­kan operasi saja. Setelah itu beroperasi kembali. Kalau sama uang mah pasti diam. Buktinya operasi lagi, dan sekarang disegel polisi ka­rena banyak pengendara yang jatuh,” jelasnya. Ia pun menduga Galian C itu dibekingi beberapa oknum. Sebab, walaupun sudah di­datangi pihak Pemkab Bogor, galian tersebut tetap berope­rasi. ”Ada oknumnya kang. Banyak preman juga kan. Bingung kalau urusan perut mah. Ini buktinya, walaupun didatangi oknum, tetap saja operasi. Kalau saya sih me­rasa terganggu. Soalnya debu masuk. Terus ini kan banyak anak sekolah, sedangkan ba­nyak mobil yang keluar-masuk galian itu,” ucapnya. Masih di lokasi yang sama, salah seorang warga Kampung Cibeureum, Maman, menyebut ada ratusan mobil dump truck pengangkut galian tanah saat masih beroperasi. Bahkan, aktivitas galian tersebut tidak pernah berhenti dalam 24 jam. ”Ada ratusan lah. Soalnya ba­nyak banget keluar-masuk. Mobilnya juga pada gede banget. Ini 24 jam kadang operasinya,” tuturnya. Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait keberadaan Galian C tersebut. Pihaknya juga masih memeriksa sejumlah saksi tiga orang dari kalangan sopir untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai Galian C tersebut. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah pe­ristiwa ini mengandung unsur pidana atau tidak. Sebab, ka­sus ini masih didalami pi­haknya. ”Baik dari segi admi­nistrasi, legalitas, izin hingga standar operasional, sedang kami periksa dan coba kami dalami untuk kami kembang­kan,” ungkap Benny. Camat Cileungsi Zaenal As­hari mengaku geram dengan adanya Galian C tersebut. Se­bab, meski sering ditegur dan ditutup paksa, pihak peng­elola tetap membandel. ”Sudah sering kita tutup tapi mereka bandel buka lagi. Jadi kita selalu kongkalikong. Petugas datang, galian tutup. Petugas tidak ada, galian buka. Ada kali sekitar lima kali kita coba tutup, tapi tetap saja masih beroperasi. Kita tidak tahu siapa yang ada di belakangnya. Yang jelas kita sering menutup itu,” ungkapnya. Zaenal mengaku tak menge­tahui pasti apakah galian tersebut memiliki izin atau tidak. ”Kita hanya fokus menutup aktivitas galian saja karena berbahaya bagi pengen­dara. Kalau soal izin itu kan ranahnya bukan di kami, me­lainkan pemerintah provinsi (pemprov). Kami hanya fokus pada penutupan sementara saja, karena memang banyak pengendara yang jatuh,”ujarnya. Zaenal juga tidak mengeta­hui siapa pemilik Galian C tersebut. Pun dengan kapan mulai beroperasinya. ”Tidak tahu. Pokoknya sejak saya jadi camat sekitar satu tahun ini, galian itu sudah berope­rasi. Saya juga tidak tahu si­apa pemilik galian itu,”ungkapnya. Atas kejadian tersebut, Za­enal berharap Pemkab Bogor dan Pemprov Jawa Barat (Ja­bar) turun tangan dalam me­nyelesaikan permasalahan ini. ”Kita tidak ada kewenangan soal izin atau cabut izin. Yang pasti kita akan melaporkan hal ini kepada instansi ter­kait. Kami harap Bupati juga bisa turun tangan agar bisa ditutup permanen,” pintanya. Atas apa yang terjadi di Ka­bupaten Bogor, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jabar, Asep Wahyu, menilai perlu adanya kerja sama lintas instansi un­tuk menyelesaikan persoalan tambang ini. Mulai dari Pem­kab Bogor, Pemprov Jabar, pemerintah pusat sampai aparat penegak hukum di tingkat wilayah masing-ma­sing. ”Masalah tambang ini kan cukup rumit. Izin ada di provinsi, pengawasan ada di pusat, yang terdampak di Ka­bupaten Bogor. Jadi ini perlu sinergitas,” terangnya. Namun, untuk meminima­lisasi kerugian yang dialami warga terdampak. Asep me­nyebut bahwa petugas Dinas Perhubungan (Dishub) dan aparat kepolisian harus saling bekerja sama. Mulai dari me­mastikan tidak ada lajur jalan yang tertimbun tanah sampai memastikan truk yang melin­tas tidak melebihi kapasitas. ”Jadi ini perlu pengawasan ketat, menurut hemat saya,” kata Asep. Galian C ilegal ini kini tengah diselidiki Polsek Cileungsi. Guna memastikan semuanya berjalan lancar, Asep menga­ku akan mengoordinasikan persoalan ini dengan Komisi IV DPRD Provinsi Jabar. ”Nan­ti akan saya koordinasikan dulu. Yang pasti kita harus bekerja sama untuk menanga­ni hal ini. Sudah jelas yang dirugikan masyarakat,” pung­kasnya. (ogi/dil/d/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X