METROPOLITAN - Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Muhammad Budi Hidayat, menyatakan program vaksinasi di Kota Bogor akan dilakukan akhir tahun ini. Hal itu ia sampaikan saat meninjau Puskesmas Tanah sareal, Kota Bogor, kemarin. Ia menjelaskan tinjauan ini dilakukan untuk memastikan bahwa Kota Bogor siap dalam menyelenggarakan simulasi vaksin. ”Kita sudah siap. Makanya ini harus dimatangkan, karena kemungkinan akhir tahun nanti akan mulai. Walaupun kita belum tahu tanggal pastinya,” kata Budi, kemarin. Terkait hal-hal teknis tentang proses vaksinasi, seperti berapa jumlah vaksin dan jenis yang digunakan, Budi enggan berkomentar. Namun, ia ingin memastikan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas sudah memadai untuk dilakukan vaksinasi. ”Kalau jumlah masih berproses. Yang jelas sasaran untuk masyarakat Indonesia. Ini kan vaksinnya terbatas. Artinya ketersediaan vaksin disesuaikan dengan sasaran,”jelasnya. Di tempat yang sama, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menjelaskan kedatangam Dirjen Kemenkes ke Kota Bogor secara khusus untuk memastikan Kota Bogor siap untuk vaksinasi. ”Jadi memastikan sasarannya tepat atau tidak. Jadi itu ya yang jadi concern dari Pak Dirjen hadir di Kota Bogor,” kata Dedie. Kemudian, menurutnya, yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot)Bogor adalah memastikan masyarakat tidak takut dengan vaksin. Sebab, pihaknya harus menyambut kedatangan vaksin sebagai satu harapan. ”Bahwa tidak perlu lagi nanti ke depan ada ketakutan adanya pandemi Covid. Tapi justru ini adalah sebuah harapan besar dari kita semua kembali pulih di era yang disebut New Normal,” ucapnya. Di samping itu, Dedie memastikan Kota Bogor siap dalam pemberian vaksin. Sasaran vaksin tahap pertama ini juga sudah didata tiap-tiap kelurahan di Kota Bogor. Di mana sejak awal prioritas penerimaan vaksin adalah para nakes, tenaga laboratorium, TNI-Polri, pelayan publik dan para tenaga pendidik atau guru. Pemkot juga ingin vaksinasi dilakukan sesegera mungkin. Bahkan, dalam beberapa waktu ke depan, menteri kesehatan harus meninjau langsung kesiapan Kota Bogor. Apakah kemudian pemerintah dan masyarakatnya antusias terhadap pemberian vaksin. ”Kita sih tentu berharap Presiden bisa hadir ke Bogor, karena beliau warga Kota Bogor juga. Tapi kami menyadari kesibukan beliau. Tapi kami sangat berharap suatu saat Presiden juga bisa hadir menyaksikan sendiri pelaksanaan vaksin di Kota Bogor,”harapnya. Terpisah, anggota Lembaga Bahtsul Masa’il NU Kota Bogor, Abdurrachman Asy Syafi’iy, menyarankan kepada masyarakat agar tidak takut dengan program vaksin ini. Sebab perlu dipahami tingkat darurat dalam masalah vaksin corona ini, seandainya umat muslim menolak vaksinasi, dipastikan pandemi tidak akan berakhir. “Selain itu akan timbul fitnah dan mencemarkan nama baik Islam. Orang nonmuslim akan menyalahkan umat Islam apabila pandemi tidak berakhir. Dan dipastikan pemerintah akan kesulitan dalam membangun perekonomian negara,” katanya seraya menjawab hukum vaksin corona. “Sehingga dampaknya bukan hanya dari sisi kesehatan dan kematian, tetapi menjadi semakin luas hingga akan timbul masalah perekonomian. Dan yang akan merasakan dampaknya adalah seluruh rakyat Indonesia,” sambungnya. “Maka vaksin ini sesuatu yang diperlukan dalam keadaan darurat. Boleh digunakan sekali pun mengandung najis,” tandasnya. (dil/c/yok/rez/run)