METROPOLITAN - Penyebaran kasus Covid-19 kembali menyasar lingkup pemerintahan di Kota Bogor. Kali ini terjadi di Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Pakuan Kota Bogor. Sebanyak tiga pegawainya dinyatakan terpapar virus corona. Direktur Umum (Dirum) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor Rino Indira mengatakan, dari tiga orang yang terkonfirmasi positif, dua orang menjalani isolasi mandiri dan satu orang menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. ”Per hari ini (kemarin, red) ada tiga pegawai, satu orang dirawat di rumah sakit dan dua orang diisolasi mandiri di rumah,” kata Rino kepada Metropolitan.id, kemarin. Imbasnya, jelas Rino, pelayanan di kantor Perumda Tirta Pakuan dihentikan sampai Sabtu (14/11) mendatang. Sebab, pada tiga hari ke depan, kantor Perumda Tirta Pakuan akan disemprot disinfektan terlebih dahulu. Soal tracing, Rino mengaku sedang berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor. ”Sementara tracing akan dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bogor. Kami hanya bisa berharap yang terbaik bagi seluruh pegawai kami,”jelasnya. Sementara itu, Dirut Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor Deni Sanjaya menyebut ketiga pegawai itu terpapar dari salah satu anggota keluarga mereka. ”Jadi yang terkonfirmasi positif itu ada satu pegawai yang terpapar dari atasannya. Sedangkan atasannya ini terpapar dari mertuanya di rumah,” kata Deni kepada Metropolitan.id, kemarin. Atas dasar itu, Deni menyimpulkan bahwa klaster Perumda Tirta Pakuan ini terpapar dari klaster keluarga yang sudah ada. Dua dari tiga orang yang terkonfirmasi positif, lebih lanjut diketahui memang merupakan pasangan suami-istri. Sedangkan anak buahnya yang terpapar, bekerja di bagian penagihan. Selain melakukan penyemprotan disinfektan, Deni mengaku pihaknya juga tengah menjalankan swab test terhadap 15 pegawai. ”Saat ini yang tengah di-swab pegawai di bagian pelayanan pelanggan sebanyak 15 orang. Mudah-mudahan semuanya negatif,” ungkapnya. Sedangkan untuk pelayanannya, sambung Deni, hanya pelayanan pembayaran yang dialihkan. Di mana masyarakat yang hendak membayar bisa dilakukan di bank yang bekerja sama dengan Perumda Tirta Pakuan. ”Pembayaran ke bank. Produksi jalan semua. Hanya pembayaran yang ada kerja sama dengan kita, ”jelasnya. Terpisah, Wakil Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor Dedie A Rachim meminta pelanggan Perumda Tirta Pakuan agar memeriksa kesehatannya. Terutama bagi mereka yang dalam sepekan kemarin mengunjungi bagian pelayanan. ”Untuk pelanggan yang tujuh hari terakhir berinteraksi dengan bagian pelayanan di PDAM dan merasa ada gejala, agar memeriksakan diri secara mandiri dengan rapid test atau swab test,”pinta Dedie. Dedie menilai kemungkinan besar penularan terjadi karena interaksi di bagian pelayanan. Sehingga penularan bisa saja terjadi dari pelanggan atau internal Perumda TirtaPakuan sendiri. Namun, Dedie memastikan semua yang terkonfirmasi positif sudah melakukan isolasi mandiri. ”Tracing masih dilakukan. Sekarang karena sudah lebih dari tiga yang terkonfirmasi positif (total lima orang, red) maka sudah masuk kategori klaster, ”terangnya. Di lain hal, pencegahan penyebaran virus corona di lingkup pemerintahan dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor. Kemarin, mereka menggelar rapid test massal di empat titik kantor pelayanan yang ada di lingkungan Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Bogor. Sekretaris Dinkes Kabupaten Bogor Achmad Zaenudin mengatakan, rapid test itu menyasar para pegawai juga masyarakat yang berkunjung di empat kantor pelayanan, seperti di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cabang Cibinong dan kantor pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kabupaten Bogor. Dari keempat lokasi rapid test massal tersebut, pihaknya mengaku menyediakan 560 rapid test kit. ”Totalnya ada 560 alat rapid yang kami sediakan di empat kantor pelayanan itu. Masing-masing titik disediakan 140 alat rapid,”bebernya. Dalam rapid test ini, pihaknya menerjunkan 28 tenaga kesehatan (nakes), dengan membagi masing-masing titik sebanyak tujuh nakes. ”Ada tujuh nakes di tiap titik. Kalau hasil rapid ada yang reaktif, kami kembalikan ke domisili masing-masing. Kami komunikasikan dengan puskesmas domisili mereka untuk tindak lanjut penanganan,” pungkasnya. (dil/ogi/c/rez/run)