METROPOLITAN - Di balik ketenaran nama Pasar Ikan Parung, turut membawa berkah bagi para pedagang ikan hias. Dalam sepekan, mereka mampu meraup omzet Rp30 juta. Padahal, pasar tersebut hanya beroperasi selama tiga hari dalam sepekan, yakni pada Senin, Kamis dan Sabtu. Hal itu pun diakui pengelola kios W&C Betta Frends, Lutfi Attoyiba. “Alhamdulillah. Kalau pas jadwal jualan itu kita bisa untung Rp10 juta per harinya. Kalau jualan hari biasa itu cuma Rp1-2 juta saja,” kata pria yang akrab disapa Encum. Selain sudah terkenal, ia mengaku memilih berjualan di Pasar Ikan Parung karena lokasi pasarnya yang cukup strategis. Yakni diapit empat kota perbatasan, Bogor, Jakarta, Tangerang dan Depok. “Makanya kita pilih jualan di sini (Pasar Ikan Parung, red) karena pasar ini sudah terkenal ikan hiasnya. Dan banyak petani menjual ikannya ke Pasar Parung daripada ke Pasar Jati Negara atau daerah lainnya,” katanya. Selain itu, sambungnya, kalangan penjual ikan hias jenis cupang di Pasar Ikan Parung belum terlalu banyak. “Sudah ada (pedagang ikan cupang, red) tapi kemasannya biasa saja. Dijual di dalam plastik. Nah, kita coba jual sama akuarium kecilnya. Alhamdulillah banyak peminatnya. Dijual sekitar Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per ekornya,” bebernya. “Kalau boleh jujur, semua ini (ikan cupang, red) bisa booming di Pasar Ikan Parung karena keberadaan kios W&C. Selain kemasan, jenisnya juga bervariasi. Terus marketplan-nya juga kita matangkan dan evaluasi terus. Setelah kita kaji dengan tim dari Jati Negara, Tangerang, Depok, Bogor, akhirnya ikan cupang ini bisa booming,” ujarnya. Hal senada diungkapkan pemilik kios Daniel Jaya Koi, Daniel. Dalam tiga kali pertemuan, ia mengaku berhasil meraup untung Rp12 juta. “Saya jual ikan hias jenis koi, manfish, garupa dan guppy. Rata-rata seharinya untung Rp4 jutaan,” tutupnya. (yos/c/rez/run)