Usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Perumpamaan itu nampaknya tepat disematkan kepada Nuryadi Wijiharjono. Mantan cleaning service atau OB ini kini merupakan seorang dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (Uhamka). HAL ini diketahui melalui kegiatan Uhamka Awards yang diselenggarakan belum lama ini. Nuryadi Wijiharjono adalah sosok yang telah mengabdikan jiwa dan pemikirannya dalam mencerdaskan bangsa bersama Uhamka selama 30 tahun lebih. Awal mula menjadi bagian Uhamka, Nuryadi, memulai pengabdian sebagai cleaning service dan karyawan. Hingga akhirnya nasib berpihak kepadanya. Ia menjadi dosen dan mendapat penghargaan berupa emas dan uang tunai sebagai bentuk ucapan terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa untuk Uhamka. Kariernya di Uhamka begitu luar biasa. Ia memulai hidup merantau dari Yogyakarta ke Jakarta menjadi tukang becak, buruh masak hingga akhirnya ia diminta membesarkan kampus IKIP Muhammadiyah (saat ini Uhamka) menjadi karyawan perpustakaan. Karena kegigihan dan keuletan Nuryadi, Uhamka menyekolahkannya ke strata 2 yang akhirnya membawanya menjadi dosen. Bahkan, puncak kariernya sebagai dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Uhamka. “Betapa berlikunya jalan yang pernah ditempuh untuk bisa berada dalam posisi saat ini. Awal karier saya di Uhamka dari profesi cleaning service, kemudian menjadi karyawan, dosen sampai saat ini,” katanya saat memberikan kesan dan pesan di kampus FEB Uhamka. Nuryadi melanjutkan, rasa syukur sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk hidup dan mengabdi bagi Uhamka dan persyarikatan Muhammadiyah. Rasa bangga melihat Uhamka yang kini telah berkembang pesat bila dibandingkan saat pertama kali ia menapakkan kakinya ke kampus yang saat ini telah memiliki lebih dari 30 ribu mahasiswa. Ia juga menyampaikan harapan dan nasihat kepada seluruh generasi muda yang menimba ilmu di Uhamka dalam berbagai disiplin keilmuan agar belajar dengan giat dan memiliki cita-cita untuk bisa meneruskan jenjang pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi ternama di seluruh dunia. “Sebaik-baik seorang kader Muhammadiyah ialah kader yang berprestasi dalam banyak disiplin bidang keilmuan, namun setelah ia berhasil ia tak lupa pulang dan berkontribusi nyata bagi perkembangan Muhammadiyah,” ucapnya. Ia pun terharu sampai menitikkan air mata, kemudian sujud syukur. “Terima kasih kepada Rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro dan pimpinan lainnya yang telah menyelenggarakan acara ini. Sungguh ini suatu keistimewaan dan tidak bisa dilupakan,” imbuhnya. “Saya pernah jadi tukang becak, tukang sapu, buruh, 30 tahun sudah saya di Uhamka. Saya tidak tahu ke depan saya akan ada lagi. Saya berdoa semoga akan banyak lahir kader-kader hebat dari Uhamka, hebat dalam memikirkan kemajuan bangsa, pemberi solusi dan membawa kemaslahatan bagi banyak orang,” tandas Nuryadi. (rep/rez/py)