Minggu, 21 Desember 2025

Kisah Julie Dikaruniai Anak dengan IQ di Atas Rata-rata, Tidak Lancar Baca-Tulis dan selalu Dikucilkan

- Selasa, 24 November 2020 | 10:43 WIB

Kerap dipanggil kepala sekolah karena Nico tak lancar baca-tulis, Julie kaget mendapati IQ di atas rata-rata. Di Indonesia diperkirakan ada 2,6 juta anak gifted yang salah penanganan.MAMI yakin sama institusi yang namanya se­kolah? Kita harus duduk dan dengerin guru, ma­mi yakin kita harus belajar dari buku? Mami yakin guru selalu benar? Apa tidak sebaiknya kita belajar dengan eksplorasi deh,” KAGET benar Julie Liong mendapat rentetan pertanyaan itu dari  sang buah hati, Nico Jeremiah Tjahjadi. Apalagi, ke­tika itu, putranya tersebut baru duduk di kelas dua SD.­ Nico adalah satu di antara sekian banyak anak Indone­sia yang dikaruniai kecerda­san luar biasa. Bahasa umum yang sering digunakan adalah gifted. Di antara kehebatan Nico lainnya, ia dapat meny­elesaikan susunan warna bricks dalam waktu sekitar 12 detik saja. “Sekarang Nico kelas enam SD,” katanya tentang sang putra yang kini berumur sebelas tahun itu saat ditemui di Noble Academy, Jakarta, ke­marin. Julie menjelaskan kali per­tama mengetahui ada sesu­atu pada Nico ya saat ia di bangku kelas dua SD itu. Saat itu Nico sekolah di sekolah umum. Bukan sekolah khu­sus anak-anak gifted seperti di Noble Academy. Ketika duduk di bangku ke­las dua SD itu, Nico belum lancar membaca dan menu­lis. Bahkan, saat itu Julie sering dipanggil kepala sekolah. Setahun bisa tiga kali ia dip­anggil kepala sekolah. Pemang­gilan itu berkaitan dengan perkembangan akademik si Nico. “Anak saya dinilai bermasa­lah. Saya juga bingung. Saya cuma bisa jawab, ya nanti saya usahakan,” kenangnya. Dari pengamatan Julie, anaknya memang kurang menguasai baca dan tulis jika dibandingkan dengan anak-anak sebayanya. Namun, Nico memiliki keterampilan yang bagus. Di antaranya kerap mem­buat mainan sendiri dari ba­han kardus. Itu ia lakukan setiap kali minta mainan dan tidak dibelikan. Masuk kelas tiga, bahkan sampai kelas empat, tidak ada perkembangan yang signifikan pada kemampuan akademik Nico. Julie otomatis khawatir. Sebab, saban Minggu sang putra gusar, panik, atau cemas berlebihan. Seolah-olah ia takut harus kembali ke seko­lah. Julie berusaha menenang­kannya. “Saya selalu bilang, Mami tidak menuntut apa-apa. Mami tidak menuntut nilai bagus,” katanya. Namun, tetap saja Nico ter­lihat cemas. Julie yang tinggal di Jakarta itu mengatakan bahwa anaknya tidak sampai mengalami perundungan di sekolah. Tetapi memang ku­rang membaur dalam per­gaulan. Akhirnya ia mendapatkan informasi keberadaan Noble Academy. Dibawalah sang putra ke sana untuk menja­lani tes. Dan betapa kagetnya Julie mendapatkan hasilnya. “(Hasil tes di Noble Aca­demy, red) anak ibu smart sekali,” kenangnya. Untuk kali pertama itu ada pihak yang menyebut Nico sebagai anak yang cerdas atau smart. Julie lantas berkonsul­tasi dengan seorang psikolog. Hasilnya kurang lebih sama. Dari seorang psikolog yang ada di Bandung, Nico dinya­takan genius gifted. Jadi, bukan genius saja atau gifted saja. Tetapi dua-duanya. Oleh psikolog tersebut, Nico dianjurkan pindah sekolah yang khusus anak-anak gifted. Pertengahan Januari lalu Nico menjalani tes IQ. Hasil­nya, ia memiliki skor IQ 147 poin. Itu cukup tinggi jika dibandingkan dengan rerata IQ anak seusianya di Indone­sia. Menurut data brainstats.com, rata-rata IQ warga In­donesia adalah 87 poin. Dengan tingkat IQ seperti itu, meskipun di kelas dua SD tidak lancar baca dan tulis, Nico bisa menceritakan ter­jadinya hujan dengan detail. Bahkan ia lancar mencerita­kan kenapa panda langka dan dilindungi. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X