METROPOLITAN - Sejatinya Gelanggang Olahraga (GOR) itu digunakan untuk berolahraga. Namun tidak dengan GOR Pajajaran Kota Bogor. Arena olahraga yang biasa ramaidikunjungi masyarakat Kota Bogor itu akan disulap menjadi tempat untuk merawat pasien positif Covid-19. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana mengalihfungsikan GOR Pajajaran Kota Bogor mulai awal tahun lantaran ketersediaan kamar bagi pasien positif virus corona di Kota Bogor sudah tidak memadai. Rencananya, sejumlah area akan dialihfungsikan menjadi ruang perawatan, ruang pengecekan, Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang istirahat tenaga kesehatan hingga markas Satgas Covid-19. “Ini untuk mengantisipasi daya tampung rumah sakit yang melewati batas. Sekarang angkanya sudah mencapai 83 persen (tempat tidur digunakan, red). Saat ini masih bisa di-handle, tapi bulan depan belum tentu. Harus gerak cepat,” kata Bima. “Setelah kita pelajari yang memungkinkan adalah kompleks GOR Pajajaran. Jadi kita sudah hitung kebutuhan biayanya. Kita akan ajukan itu ke BNPB, nasional juga sudah komunikasi. Dan kita berharap awal tahun ya itu sudah bisa dioperasikan,” sambungnya. Menurutnya, pengalihfungsian GOR Pajajaran menjadi rumah sakit darurat bagi pasien Covid-19 ini terpaksa diambil karena jumlah ketersediaan tempat tidur saat ini angkanya sudah tinggi dan melampaui standar WHO. Di mana saat ini angka tersebut sudah mencapai 83 persen, kemudian penambahan kasus positif menyentuh 60 kasus per hari. “Angkanya sudah tinggi jauh dari angka standar WHO 60 persen. Sekarang sudah 83 persen. Ini sudah angka rekor yang cukup tinggi. Untuk sementara nanti digeser dulu (aktivitas olahraga di GOR Pajajaran,red),” ucapnya. Di sisi lain, jelas Bima, ada dua penyebab kenapa jumlah pasien positif terus melonjak hingga kini di Kota Bogor. Pertama, adanya pasien positif yang melakukan isolasi mandiri namun tidak disiplin dalam rumah sehingga terjadi lonjakan kasus rumah tangga. “Pertama OTG tidak ke rumah sakit, tapi di rumahnya tidak disiplin, interaksi dengan anggota keluarga. Anggota keluarga yang tidak kuat kemudian lebih fatal. Ini yang bahaya. Makanya kami menjaga agar tidak ada isolasi mandiri di rumah, makanya harus kita siapkan tempatnya,” imbuhnya. “Kedua, disiplin warga soal protokol kesehatan semakin lemah. Berkerumun dan berkumpul acara serta di kantor tidak jaga jarak. Kembali lagi seperti keadaan normal tidak ada protokol kesehatan. Ini yang jadi penyebab kasus terus melonjak,” lanjut Bima. Untuk itu, jelas Bima, untuk mencegah kasus pasien positif terus bertambah, pihaknya akan memperkuat tim surveilans. Mereka nantinya akan bertugas untuk menelusuri kontak erat, yang mana kontak erat ini kerap lolos dari pengawasan dan menularkan ke mana-mana. “Makanya tim surveilans akan kita tambah. Pertama, kedisiplinan warga harus ditingkatkan dan penguatan surveilansnya,” ujarnya. “Kita juga membutuhkan tambahan tenaga kesehatan (nakes). Saat ini kita sedang rekrutmen nakes dan saya juga sedang ajukan tambah alat kesehatannya ke pusat,” ujar Bima. Sementara itu, Kadispora Kota Bogor Herry Karnadi menuturkan, selama GOR Pajajaran Kota Bogor dialihfungsikan menjadi rumah sakit darurat, segala aktivitas di lingkungan GOR akan ditutup sementara. “Ditutup segala aktivitasnya. Area harus steril. Nanti pintu masuknya pun hanya satu, lewat dari jalan kesehatan. Dan di situ ada petugas yang berjaga,” kata Herry. Ia menambahkan, fasilitas yang akan digunakan sebagai rumah sakit darurat yakni GOR indoor menjadi seperti wisma atlet, kantor Dispora sebagai IGD dan lantai atasnya sebagai tempat istirahat nakes, serta gedung perpustakaan sebagai markas Satgas Covid-19. (ogi/c/rez/run)