METROPOLITAN - Lembaga Pemasyarakatan Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Kabupaten Bogor, memperketat penjagaan dan keluar masuk petugas. Rencana rapid ini dilakukan sebagai antisipasi proses pembebasan Abu Bakar Ba’asyir (ABB) pada Jumat (8/1). “Untuk jam kerja Lapas Gunungsindur dari pukul 08:00 sampai 17:00 WIB. Bahkan, rencana pembebasan ABB kita akan berkoordinasi dengan pihak lainnya seperti Densus, BNPT, dan pimpinan pusat,” kata Kalapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Mujiarto, kepada wartawan, Rabu (6/1). Ia menjelaskan, untuk teknis pembebasannya, nantinya ada penjemput dari pihak keluarga atau tim pengacara untuk melengkapi syarat seperti rapid test antigen terlebih dahulu. “Jadi kami imbau untuk pendukung agar tidak melakukan penjemputan karena kalau ada kerumunan nanti bakal jadi masalah baru,” pintanya. Selain itu, lanjutnya, pengamanan pun akan dilakukan ekstra meskipun kondisi Abu Bakar Ba’asyir terpantau sehat sampai pembebasan nanti. “Tugas kami mengantar ke pintu gerbang keluar. Setelah itu, keputusan dikembalikan kepada keluarga. Karena pembebasan ini murni setelah mendapat potongan remisi selama ditahan,” tuturnya. Sementara itu, Putra Abu Bakar Ba’asyir, Abdul Rochim, membeberkan skenario penjemputan sang ayah hingga pulang ke Ponpes Al-Mukmin Ngruki yang berlokasi di Dukuh Ngruki, RT 04/17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Keluarga besar Abu Bakar Ba’asyir di Ponpes Ngruki berangkat. Abdul Rochim mengaku, keluarga bertolak dari Sukoharjo ke Jakarta pada Selasa (5/1). Pihak keluarga dan pimpinan Ponpes Al Mukmin Ngruki telah meminimalkan penjemputan Ba’asyir guna mengantisipasi adanya kerumunan di tengah pandemi. ”Saat penjemputan hanya mobil saja dari pihak keluarga, tidak banyak orang,” jelasnya. Adapun pemulangan Baasyir ke Ponpes Al Mukmin Ngruki, menurut Iim, rencananya menggunakan kendaraan, tidak dengan pesawat atau kereta api. ”Kita belum bisa memastikan jam berapa kita berangkat dari Lapas ke rumah, karena nanti pasti ada administrasi yang harus diselesaikan terlebih dahulu,” ungkapnya. Ia memastikan ayahandanya akan langsung dibawa pulang ke rumah di Ponpes Ngruki. ”Tapi itu baru rencana, kita lihat dulu kondisinya nanti, jika di tengah perjalanan kondisi Ustadz Abu drop, ya kita ke rumah sakit dulu,” paparnya. Ia menambahkan, sementara itu kepulangan Ba’asyir sampai hari ini terus dikoordinasikan dengan pihak terkait dan tim kesehatan. ”Untuk pengawalan kita belum tahu tapi biasa kalau terpidana teroris bebas, akan dikawal Densus 88 Antiteror,”katanya. Ustadz Lim lantas mengungkap kondisi terkini Abu Bakar Baasyir. ”Kondisinya sehat, sehatnya orang tua,” katanya. ”Kalau dibilang sehat ya tidak sehat, tapi kalau dibilang sakit tidak dirawat,” sambungnya. Menurut Iim, kondisi kesehatan Ba’asyir tidak lagi prima seperti dulu. Sebab, usianya sudah 83 tahun. Kendati demikian, kondisi kesehatan Ba’asyir selalu dipantu oleh tim medis Mer-C dan lapas. Pihaknya selalu berharap dan berupaya agar Baasyir bisa dibebaskan, karena kondisi Ba’asyir sendiri dianggap tak layak dipenjara. ”Selama ini kami sudah minta agar ustadz dibebaskan saja karena sudah sepuh dan tidak layak menjalani masa tahanan di penjara. Berat bagi beliau,” katanya. ”(Pada, red) 2017 lalu, kami bersama penasihat sudah mengajukan permohonan pembebasan, dan melihat sisi kemanusiaan supaya beliau bisa di rumah. Entah tahanan rumah atau bagaimana, yang penting bisa bersama keluarga,” jelasnya. Ustadz Lim sendiri saat ini mengganti ayahandanya mengelola Ponpes Al-Mukmin Ngruki yang berlokasi di Dukuh Ngruki, RT 04/17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. (rb/ kps/feb/run)