Senin, 22 Desember 2025

Penjemput Abu Bakar Ba’asyir Wajib Rapid Antigen

- Kamis, 7 Januari 2021 | 09:01 WIB

METROPOLITAN - Lem­baga Pemasyarakatan Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Ka­bupaten Bogor, memperketat penjagaan dan keluar masuk petugas. Rencana rapid ini dilakukan sebagai antisipasi proses pem­bebasan Abu Bakar Ba’asyir (ABB) pada Jumat (8/1). “Untuk jam kerja Lapas Gunungsindur dari pukul 08:00 sampai 17:00 WIB. Bahkan, rencana pembebasan ABB kita akan berkoordinasi dengan pihak lainnya seperti Densus, BNPT, dan pimpinan pusat,” kata Kalapas Khusus Kelas IIA Gunungsindur, Mujiarto, ke­pada wartawan, Rabu (6/1). Ia menjelaskan, untuk teknis pembebasannya, nantinya ada penjemput dari pihak kelu­arga atau tim pengacara untuk melengkapi syarat seperti ra­pid test antigen terlebih da­hulu. “Jadi kami imbau untuk pendukung agar tidak mela­kukan penjemputan karena kalau ada kerumunan nanti bakal jadi masalah baru,” pin­tanya. Selain itu, lanjutnya, penga­manan pun akan dilakukan ekstra meskipun kondisi Abu Bakar Ba’asyir terpantau sehat sampai pembebasan nanti. “Tugas kami mengantar ke pintu gerbang keluar. Setelah itu, keputusan dikembalikan kepada keluarga. Karena pem­bebasan ini murni setelah mendapat potongan remisi selama ditahan,” tuturnya. Sementara itu, Putra Abu Bakar Ba’asyir, Abdul Rochim, membeberkan skenario pen­jemputan sang ayah hingga pulang ke Ponpes Al-Mukmin Ngruki yang berlokasi di Dukuh Ngruki, RT 04/17, Desa Ce­mani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Keluarga besar Abu Bakar Ba’asyir di Ponpes Ngruki be­rangkat. Abdul Rochim menga­ku, keluarga bertolak dari Sukoharjo ke Jakarta pada Selasa (5/1). Pihak keluarga dan pimpinan Ponpes Al Mukmin Ngruki telah meminimalkan penje­mputan Ba’asyir guna menganti­sipasi adanya kerumunan di tengah pandemi. ”Saat pen­jemputan hanya mobil saja dari pihak keluarga, tidak ba­nyak orang,” jelasnya. Adapun pemulangan Baa­syir ke Ponpes Al Mukmin Ngruki, menurut Iim, renca­nanya menggunakan ken­daraan, tidak dengan pesawat atau kereta api. ”Kita belum bisa memastikan jam berapa kita berangkat dari Lapas ke rumah, karena nanti pasti ada administrasi yang harus diselesaikan terle­bih dahulu,” ungkapnya. Ia memastikan ayahandanya akan langsung dibawa pulang ke rumah di Ponpes Ngruki. ”Tapi itu baru rencana, kita lihat dulu kondisinya nanti, jika di tengah perjalanan kon­disi Ustadz Abu drop, ya kita ke rumah sakit dulu,” paparnya. Ia menambahkan, semen­tara itu kepulangan Ba’asyir sampai hari ini terus dikoor­dinasikan dengan pihak ter­kait dan tim kesehatan. ”Untuk pengawalan kita belum tahu tapi biasa kalau terpidana teroris bebas, akan dikawal Densus 88 Antiteror,”katanya. Ustadz Lim lantas mengung­kap kondisi terkini Abu Bakar Baasyir. ”Kondisinya sehat, sehatnya orang tua,” katanya. ”Kalau dibilang sehat ya tidak sehat, tapi kalau dibilang sakit tidak dirawat,” sambungnya. Menurut Iim, kondisi kese­hatan Ba’asyir tidak lagi prima seperti dulu. Sebab, usianya sudah 83 tahun. Kendati demikian, kondisi kesehatan Ba’asyir selalu dip­antu oleh tim medis Mer-C dan lapas. Pihaknya selalu berharap dan berupaya agar Baasyir bisa dibebaskan, ka­rena kondisi Ba’asyir sendiri dianggap tak layak dipenjara. ”Selama ini kami sudah minta agar ustadz dibebaskan saja karena sudah sepuh dan tidak layak menjalani masa tahanan di penjara. Berat bagi beliau,” katanya. ”(Pada, red) 2017 lalu, kami bersama penasihat sudah mengajukan permohonan pembebasan, dan melihat sisi kemanusiaan supaya be­liau bisa di rumah. Entah ta­hanan rumah atau bagaimana, yang penting bisa bersama keluarga,” jelasnya. Ustadz Lim sendiri saat ini mengganti ayahandanya mengelola Ponpes Al-Mukmin Ngruki yang berlokasi di Dukuh Ngruki, RT 04/17, Desa Ce­mani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. (rb/ kps/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X