Minggu, 21 Desember 2025

Kampung Pemetik Teh Digulung Banjir Bandang

- Rabu, 20 Januari 2021 | 10:08 WIB

“Banjir... Banjir... Banjir...,” pekik seorang warga memecah keheningan Kampung Rawadulang, RT 02/03, kemarin pagi. Warga dikejutkan dengan kedatangan air bah yang membawa material bebatuan hingga pepohonan. BANJIR bandang yang me­nerjang kawasan Gunung Mas, Puncak, Bogor, itu juga sem­pat membuat warga berham­buran karena panik. Dalam video yang diterima Metro­politan.id, warga di sekitar lokasi tampak berhamburan menjauhi lokasi banjir. Me­reka berlari dan ada pula yang memilih menjauh mengguna­kan sepeda motor. Anak-anak juga ikut meny­elamatkan diri sambil ber­lari dan digendong sang ibu. Sesekali terdengar warga mengajak yang lainnya untuk segera menyelamatkan diri. Ada 900 warga dari 500 Ke­pala Keluarga (KK) yang men­jadi korban terdampak banjir bandang yang melanda ka­wasan Gunung Mas itu. May­oritas mereka adalah para pemetik teh di kawasan ter­sebut. Warga Kampung Gunung Mas, RT 02/02, Nanang, men­ceritakan kemunculan air bah tersebut terjadi sekitar pukul 09:00 WIB, saat dirinya tengah memeriksa saluran air untuk warga di bibir sungai. Dari kejauhan, Nanang men­dengar suara gemuruh hebat tak jauh dari tempatnya me­meriksa saluran air. Namun siapa sangka, aliran sungai tempatnya berdiri dipenuhi kayu dan batang pohon dalam jumlah besar. Ia pun langsung berlari dan memberitahukan kejadian itu kepada warga. ”Saya kaget, langsung lari dan berteriak memberi tahu war­ga kalau bakal ada banjir lin­tasan,” ucapnya. Meski tidak ada korban jiwa dan hanya membuat sejum­lah rumah warga terendam material banjir, menurutnya, bencana itu merupakan yang terparah terjadi di permuki­mannya. ”Biasanya tidak se­perti ini, paling hanya meluap sedikit saja,” ujarnya. Hal senada diungkapkan warga lainnya, Neni Sulastri (37). Ia menyebut peristiwa banjir itu terjadi sebanyak tiga kali. Pertama, terjadi se­kitar pukul 04:00 WIB. Di mana air mulai masuk kawa­san Agrowisata Gunung Mas. Kemudian, lumpur beserta material bebatuan hingga pohon menerjang sekitar pu­kul 09:00 WIB. Terakhir, ban­jir bandang kembali menerjang sekitar pukul 12:05 WIB. “Namun, yang paling parah terjadi sekitar pukul 09:30 WIB,” katanya. Neni mengaku menyaksikan banjir yang dipenuhi lumpur saat dirinya sedang makan bersama sang anak. Saat itu terdengar gemuruh air dari atas. Ia pun terkejut lantaran sejumlah warga berlarian ke arah bawah dan berteriak agar semuanya keluar rumah. ”Lagi makan di ruang tamu, terus ada yang teriak, ‘Banjir... Banjir...’ gitu. Saya akhirnya ikut lari juga,” ucapnya. Neni langsung mengham­piri tempat warga berlarian. Saat itu, dari kejauhan terlihat gelondongan pohon dipenuhi lumpur. Material air yang ber­campur lumpur membuat ranting pohon terbawa de­rasnya air yang mengalir dari aliran Kali Cisampay, anak Sungai Ciliwung. Air lumpur itu pun meluap hingga menutup badan jalan dan sebagian masuk halaman rumah Neni. Penduduk seki­tar terlihat panik dan berham­buran keluar rumah, beru­saha naik menghindari longs­oran lumpur. Neni mengaku ada dua warga yang pingsan saat ban­jir bandang terjadi. Kedua warga tersebut langsung di­bawa ke rumah sakit. ”Ter­nyata banjir longsor lumpur dari atas, banyak kayu-kayu dan pohon yang sudah dilu­muri lumpur itu ikut kebawa. Jadi lari lah saya ikut ke bawah, karena disuruh kumpul,” ka­tanya. ”Iya ini benar (video warga, red), memang saat itu pada lari ketakutan,” ujar Neni terkait video viral menge­nai banjir bandang di Puncak, Bogor. Di sisi lain, di saat warga tengah sibuk mengevakuasi barang-barang mereka yang tidak sempat terbawa usai banjir bandang pertama, dua orang dilaporkan sempat ter­bawa banjir lumpur dari aliran Kali Cisampay sekitar pukul 12:05 WIB. Keduanya selamat tapi mengalami luka. ”Ada dua orang. Alhamdulillah mereka selamat dan luka lecet-lecet,” kata Kepala Desa (Kades) Tugu Selatan M Eko Windi­yana. Ia menyebut kedua korban banjir bandang itu langsung dibawa ke rumah sakit terde­kat untuk mendapat penanga­nan medis. Eko menuturkan, kejadian itu bermula ketika kedua war­ganya hendak mengambil barang-barang di rumah me­reka untuk dipindahkan ke lokasi pengungsian. Namun, tiba-tiba terjadi banjir bandang susulan. Keduanya yang be­rada dekat dengan bantaran sungai itu akhirnya terjatuh dan terseret arus beberapa meter. ”Mereka terdorong lalu jatuh saat menghindari banjir bandang susulan,” ucap­nya. Eko menduga banjir bandang terjadi lantaran tingginya in­tensitas hujan yang meng­guyur kawasan Puncak sejak beberapa waktu ke belakang. Apalagi sebelum banjir me­nerjang, sekitar sebulan lalu kawasan Curug Cisampay mengalami longsor yang cu­kup hebat, yang mengakibat­kan longsoran menutupi aliran sungai. ”Sekitar sebulan lalu Curug Cisampay menga­lami longsor, sehingga mem­buat penyumbatan di aliran sungai,” katanya, Selasa (19/1). Lantaran tingginya intensi­tas hujan dalam kurun waktu beberapa hari ke belakang, sumbatan longsor di Curug Cisampay diduga terbawa aliran sungai, yang menyebab­kan banjir ke permukiman warga. ”Karena curah hujan tinggi, jadi hari ini sumbatan tersebut jebol. Karena airnya cukup besar, jadi air ini meluap ke kampung,” ucapnya. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, mengingat ada beberapa ru­mah warga yang terdampak luapan sungai. ”Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Saat ini kami masih berkoordi­nasi dengan pemerintah dae­rah untuk langkah selanjutnya,” ujarnya. Di tempat terpisah, Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan menduga penyebab banjir bandang tersebut berasal dari anak Sungai Ciliwung, yakni Sungai Cisampay. Sebab, secara umum banjir bandang tersebut terjadi di kawasan perkebunan teh milik PT Per­kebunan Nusantara (PTPN) VIII Gunung Mas. ”Daerah sana itu kan cukup banyak dilintasi aliran sung­ai. Jadi saat intensitas hujan tinggi, kemungkinan banjir pasti ada. Apalagi kalau debit air yang masuk melebihi ka­pasitas aliran sungai. Pasti meluap,” katanya, Selasa (19/1). Selain banyak dialiri aliran sungai, kawasan PTPN me­mang dinilai rawan. Sebab, kawasan tersebut didomi­nasi perkebunan teh. Yang mana kontur tanah kebun teh tergolong labil dan mudah tergerus aliran sungai. ”Kebun teh itu kan tanahnya mudah tergerus, tanahnya itu tidak kuat. Karena akar kebun teh itu menjalar ke samping, jadi mudah tergerus air kalau sungai meluap,” ucapnya. Ia menyebut mayoritas yang menjadi korban merupakan para pegawai PTPN. Sebab, kawasan tersebut merupakan kawasan perumahan yang diperuntukkan pegawai PTPN, bukan untuk masyarakat. ”Yang di sana itu rata-rata karyawan PTPN VIII bukan warga umum. Karena di Kampung Rawadu­lang, RT 02/03, itu perumahan khusus pegawai,” ujarnya. Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, ratu­san warga korban banjir merupakan juru petik teh di PTPN VIII Gunung Mas. ”Ke­banyakan mereka adalah pemetik teh. Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor sedang melakukan evakuasi. Seperti melakukan pembersihan material banjir dan penumpukan sampah,” katanya, Selasa (19/1). Selain BPBD, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor juga menerjunkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) desa untuk mempercepat proses evakuasi. ”Petugas kami sudah melakukan evakuasi. Kami belum menerima update kon­disi terkini, karena masih dalam proses evakuasi tim di lapangan,” ujarnya. Senada, Kepala BPBD Ka­bupaten Bogor Yani Hasan menuturkan, berdasarkan laporan dari petugas lapangan, tim sudah melakukan pem­bersihan dari material lumpur pascabanjir. ”Cuaca sudah tidak hujan, hanya masih ba­nyak material lumpur yang berserakan di rumah dan jalan warga,” katanya. Untuk antisipasi potensi ban­jir susulan, pihaknya juga su­dah menyiagakan petugas untuk mengontrol debit air yang berasal dari anak Sungai Ciliwung, yakni Sungai Cisam­pay. ”Banjir kan tidak bisa diantisipasi, kami hanya bisa memaksimalkan di penyelama­tan warga. Jadi sebelum ada­nya potensi banjir, kami meng­ingatkan kepada masyarakat untuk bersiaga,” tutupnya. (kom/lip/ogi/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X