Duka belum juga reda menimpa warga Kampung Rawadulang, RT 02/03, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, setelah diterjang banjir bandang. Kini warga dipusingkan dengan krisis air bersih yang melanda wilayahnya. SEBANYAK 30 orang dari delapan Kepala Keluarga (KK) terdampak krisis air bersih pascabanjir bandang pada Selasa (19/1). Hal itu diakui Ketua RT 02, Ujang Asrul. “Di sini ada delapan KK atau 30 jiwa yang terdampak. Saat ini bantuan mulai dari makanan dan obat-obatan sudah ada, tapi saat ini kami kesusahan air bersih,” katanya. Ia menuturkan, usai banjir bandang melanda, semua akses saluran air bersih terputus karena tersapu banjir bandang. “Sejak kemarin, warga belum mandi soalnya airnya nggak ada. Air bersih kita saat ini membutuhkan. Kalau bahan pokok, alhamdulillah sudah,” imbuhnya. “Akses saluran air bersih yang kita ambil dari gunung itu terbawa banjir. Kami harap kepada pemerintah agar memerhatikan kami. Kami butuh air bersih,” pinta Ujang. Ia menjelaskan alasan warga masih menetap di rumahnya masing-masing karena masih dinilai aman. “Kalau mau mengungsi harus nyeberang sungai. Akses jalan terputus, warga makanya memilih menetap terlebih dahulu di sini,” ujarnya. Di tempat yang sama, salah seorang korban terdampak banjir bandang, Amih (40), mengaku sampai saat ini kesusahan air bersih sejak terjadi bencana. “Air bersih susah, biasanya ngambil di masjid. Tapi sekarang masjidnya juga sama, nggak ada air soalnya salurannya terputus,” katanya. Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam membenarkan bahwa selain merendam rumah warga dan fasilitas umum lainnya, banjir bandang juga sempat merusak saluran air bersih milik warga. ”Pada hari pertama memang warga Kampung Rawadulang, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, sempat mengalami kesulitan pasokan air bersih. Karena saluran air milik masyarakat rusak diterjang banjir, jadi air bersih cukup sulit,” katanya. Meski begitu, keadaan tersebut tidak berlangsung lama. Sebab, BPBD Kabupaten Bogor langsung mengerahkan mobil tangki air untuk memasok kebutuhan air bersih warga. ”Ditambah lagi ada donatur yang memberikan bantuan paralon untuk memasang kembali instalasi sumber air bersih warga. Pagi sampai siang air bersih susah, sore jelang malam sudah bisa lagi. Sampai saat ini pasokan air bersih aman (di beberapa titik, red),” ujarnya. Di sisi lain, Bupati Bogor Ade Yasin bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bogor menyambangi lokasi banjir bandang di Kampung Gunung Mas, Blok C, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (20/1). Kedatangannya bertujuan melihat langsung kondisi terkini korban banjir bandang di lokasi pengungsian. Ade mengatakan, secara umum di lokasi pengungsian kondisi kebutuhan bahan pokok tergolong aman. Bahkan, para pengungsi mendapatkan jatah makan yang cukup teratur, baik itu pagi, siang maupun malam hari. Tak hanya itu, orang nomor wahid di Kabupaten Bogor itu juga mengecek protokol kesehatan selama di lokasi pengungsian. ”Kondisi di tempat pengungsian ini cukup baik, mereka juga ditempatkan terpisah di vila-vila agar tidak berkerumun. Jadi satu tempat diisi satu keluarga, sehingga protokol kesehatan cukup aman,” katanya kepada awak media, Rabu (20/1). Ade juga melakukan pengecekan terhadap kesehatan masyarakat di lokasi pengungsian. ”Tadi saya cek di posko kesehatan. Alhamdulillah tidak ada yang sakit, semua pengungsi dalam kondisi sehat. Bahkan tidak ada juga yang trauma berat,” ucapnya. Ia juga meminta pihak-pihak terkait, termasuk PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Gunung Mas, untuk menyediakan vila-vila atau penginapan sementara bagi korban bencana longsor. Khususnya mereka yang tidak bisa pulang ke rumahnya lantaran khawatir adanya potensi banjir susulan. Berdasarkan data yang ada pada pihaknya, tambahnya, ada sekitar 145 KK yang mengungsi. ”Karena ini kan rata-rata karyawan Gunung Mas, dan yang terkena juga perumahan karyawan. Jadi saya minta pihak Gunung Mas untuk memfasilitasi mereka yang belum bisa pindah ke tempatnya yang lama. Minimal disediakan tempat sementara waktu,” ujarnya. Hal senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy. Ia mengaku setidaknya ada beberapa masukan dan evaluasi yang diberikan kepada PTPN VIII Gunung Mas pascabanjir bandang yang menerjang permukiman warga. Pertama, untuk mengantisipasi potensi bencana ini terulang di kemudian hari, pihaknya meminta PTPN Gunung Mas untuk melakukan penanaman pohon yang memiliki karakteristik akar yang kuat di sejumlah bidang lahan yang memiliki kemiringan lereng di atas rata-rata. ”Kami sudah merekomendasikan kepada PTPN agar memperbanyak menanam pohon yang sifat akarnya lebih kuat daripada pohon kebanyakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya potensi banjir atau longsor di kemudian hari,” katanya, Rabu (20/1). Tak hanya itu, pihaknya juga melarang PTPN menanam pohon teh di sejumlah bidang lahan yang memiliki kemiringan lereng di atas rata-rata. ”Jangan ada pohon teh di bidang tanah yang miring. Minimal ditanam vetiver, jangan pohon teh,” ucapnya. Pihaknya juga mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak manajemen PTPN kaitan ini. Ke depan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait tentang penanaman pohon di PTPN Gunung Mas. ”Kalau soal pohonnya dari mana, kami akan koordinasi dengan pihak terkait. Apakah tanamannya dari kementerian atau dinas terkait, atau dibebankan kepada PTPN sendiri, kami akan bahas nanti. Yang jelas rekomendasi dari kami mesti dilakukan,”pungkasnya. (rb/ogi/c/rez/run)