Minggu, 21 Desember 2025

Bogor Kritis, Pasien Meringis

- Kamis, 4 Februari 2021 | 10:08 WIB

Sungguh miris nasib pasien isolasi mandiri positif Covid-19 di Kabupaten Bogor. Disuruh mengurung diri tapi mereka tidak diperhatikan satgas desa dan kecamatan. Kebutuhan sehari-hari yang tidak terpenuhi memaksa mereka keluyuran. PERSOALAN itu pun men­jadi salah satu penyebab ka­sus Covid-19 di Kabupaten Bogor semakin meningkat. Pasalnya, pasien isolasi man­diri positif itu berinteraksi dengan masyarakat saat mem­beli kebutuhan pokok. Seperti yang dirasakan salah satu pasien positif Covid-19 asal Desa Bantarjaya, Keca­matan Rancabungur, AN. Ia mengaku sampai saat ini be­lum ada satgas desa maupun kecamatan yang datang ke rumahnya. “Desa sama kecamatan di sini kacau. Saya ngobrol sama puskesmas saja katanya satgas di desa nggak gerak. Ada pa­sien Covid nggak pernah pada turun,” katanya. “Kalau di RT-nya sudah bagus, sam­pai sempat ngasih uang hasil kolektif di lingkungan rumah. Tapi itu bukan bergerak atas nama satgas,” sambungnya. Sementara di desa tetang­ganya, lanjut AN, Bantarsari pergerakan satgas-nya lebih sigap. Bahkan, ketika ada warga yang terkonfirmasi po­sitif, mereka langsung tanggap dan membuat bantuan ko­lektif agar pasien tersebut benar-benar mengisolasi diri dan tidak ke mana-mana. “Kalau di desa kami nggak sekeren Bantarsari. Sampai pernah di sini (Bantarjaya, red) pasien positif masih ke­liaran. Pemahamannya belum sampai karena dari satgas desa juga sosialisasinya ku­rang,” ujarnya. Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor Irwan Pur­nawan mengaku sudah men­dengar kabar tersebut. Ia pun bakal mela¬kukan pembi­naan kepada satgas desa atau­pun kecama¬tan yang kurang responsif ter¬hadap penanga­nan Covid-19. “Kita akan la­kukan pembi¬naan dan men­ekankan agar mereka melaks­anakan tugas dengan lebih maksimal dan harus melibat­kan potensi ma¬syarakat un­tuk penanganan,” katanya. Pihaknya juga akan men­goptimalkan lagi peran dan fungsi satgas wilayah yang sudah dibentuk. Sebab, me­reka ini yang kemudian diha­rapkan menjadi garda terde­pan dalam upaya penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor. “Fungsi masing-masing akan dioptimalkan lagi,” ucapnya. Soal Kabupaten Bogor ma­suk zona merah, Irwan me­nyebut sebenarnya sudah banyak strategi yang dimiliki Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor untuk menanggulangi penyebaran virus corona. Tinggal dioptimalkan kem­bali seperti edaran satgas yang sudah dikeluarkan, menum­buhkan kembali kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan. Sebab, dari hasil penelitian, kebiasaan memakai masker saat beraktivitas di luar rumah menurun saat ini. “Strategi sudah banyak, tinggal diop­timalkan kembali. Kita harus menggalakkan kembali kam­panye menerapkan prokes, kepedulian menjaga ling­kungan, dan keluarga,” im­buhnya. “Kebijakan sebagus apa pun, kalau masyarakat abai gi­mana? Masyarakat ini harus dicas kembali kesadarannya. Pelaku usaha dan sebagainya wajib patuh. Ini tugas kita dan pemerintah, termasuk semua yang berkepentingan. Kam­pung tangguh corona dan lain sebagainya,” jelasnya. Untuk diketahui, Kabupaten Bogor masuk zona merah, kemarin. Kabar tersebut di­rilis langsung Satgas Covid-19 Nasional bersama Badan Na­sional Penanggulangan Ben­cana (BNPB), pada Rabu (3/2). Berdasarkan keterangan ter­tulis dari Satgas Covid-19 Na­sional bersama BNPB, Kabu­paten Bogor dinyatakan masuk status zona merah bersama 63 kota dan kabupaten di In­donesia. Di Jawa Barat sen­diri, setidaknya ada delapan kota dan kabupaten yang ma­suk kategori zona merah penye­baran Covid-19 berdasarkan Satgas Covid-19 Nasional. ”Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Bekasi, Karawang, Kota Cirebon, Indramayu, Ciamis, dan Garut. Itu zona merah yang ada di Jawa Barat,” kata Juru Bicara Satgas Na­sional Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, dalam ke­terangan tertulisnya yang diterima Metropolitan, Rabu (3/2). (ogi/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X