Senin, 22 Desember 2025

Truk Dihadang, Nyawa Melayang

- Jumat, 19 Februari 2021 | 10:03 WIB
Foto : Ahmad Khusaini/Jawa Pos
Foto : Ahmad Khusaini/Jawa Pos

METROPOLITAN - Belakangan ini pengendara roda empat atau lebih dihantui rasa cemas dan gelisah. Sebab, banyak remaja tanggung kerap berlarian menghadang ke tengah jalan demi mendapatkan tumpangan dari pengemudi. Konyolnya, cara yang digunakan para re­maja tanggung dalam menghentikan kendaraan yang sedang melaju pun tergolong ekstrem. Tanpa rasa takut, mereka berlari ke tengah jalan untuk menghadang laju kendaraan. Bahkan, ada juga dari mereka yang sengaja duduk sampai telentang di tengah jalan demi kendaraan berhenti dan mem­berikan tumpangan. Akibat tingkah konyol re­maja tanggung itu, belum lama ini remaja berusia 16 tahun berinisial RAM, tewas dihantam truk di Jalan Raya Narogong, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (17/2). Warga Perum Griya Setu Per­mai, Kabupaten Bekasi, itu tertabrak saat hendak men­ghadang truk untuk meminta tumpangan bersama teman-temannya. Kanit Laka Polres Bogor Ipda Yatmo menilai sudah seharus­nya pihak kepolisian melalui Pendidikan Masyarakat Lalu Lintas (Dikmas Lantas) mem­berikan edukasi kepada para pelajar. Sebab, aksi nekat para remaja tanggung dalam men­ghadang laju kendaraan tidak hanya terjadi kali ini saja. Ba­hkan, kejadian serupa juga hampir terjadi merata di seluruh wilayah di Kabupaten Bogor. ”Sudah seharusnya polisi kembali menggalakkan sosia­lisasi ke sekolah-sekolah mel­alui Dikmas Lantas. Membe­rikan pemahaman dan peng­arahan tentang bahayanya tindakan-tindakan tersebut,” katanya, Kamis (18/2). Hal tersebut dinilai perlu dilakukan agar para pelajar dan remaja mengerti. ”Po­tensi ini dan itunya harus kita jelaskan agar pelajar mengerti. Ini harus disam­paikan Dikmas Lantas untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada pelajar dan remaja,” ujarnya. Berdasarkan pengalamannya, rata-rata remaja dan pelajar melakukan hal tersebut agar terlihat keren lantaran mem­berhentikan kendaraan yang sedang melaju. ”Ada yang bilang biar terlihat keren, ada yang bilang karena iseng. Pokoknya alasannya aneh-aneh,” akunya. Biasanya, peristiwa yang lebih dikenal di kalangan remaja dengan istilah BM itu sering terjadi di hampir semu tempat. Tidak hanya jalan protokol, jalan desa pun mereka kerap melakukan hal tersebut. ”Kalau berbicara lokasi, hampir di semua tempat. Mulai dari jalan kampung, jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi, jalan nasional, sampai ke setiap persimpangan pasti ada,” be­bernya. Jika kejadian tersebut mene­lan korban jiwa, sambung Yatmo, penanganan hukumnya pun sedikit berbeda, dan ter­gantung dengan kondisi pada saat peristiwa terjadi. Sementara itu, Sekretaris Komisioner Komisi Perlindun­gan Anak Daerah (KPAD) Ka­bupaten Bogor Erwin Suriana mengatakan, fenomena terse­but dinilai merupakan salah satu contoh dari kenakalan remaja saat ini. Munculnya kejadian ini di­rasa lantaran lemahnya peng­awasan di jalan raya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, seharusnya pemerintah daerah hingga wilayah, melakukan pengawasan dengan cara mem­perketat titik-titik yang dinilai berpotensi menimbulkan ke­jadian tersebut. Termasuk peran aktif masyarakat untuk melaporkan. Erwin menilai untuk mence­gah hal ini terjadi setidaknya semua pihak harus terlibat di dalamnya. Mulai dari unsur pemerintah wilayah hingga pemerintah daerah. Bahkan, Satgas Pelajar juga harus ber­peran aktif. ”Aparatur wilayah dan ma­syarakat harus berperan aktif, minimal mengawal titik rawan di wilayah masing-masing. Masyarakat juga harus berani membubarkan kalau ada ke­jadian seperti ini,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X