Senin, 22 Desember 2025

Gage Baru nggak Efektif

- Senin, 22 Februari 2021 | 10:05 WIB
Kepala Dishub Kota Bogor saat memeriksa kendaraan saat razia Ganjil Genap beberapa waktu lalu. (Dok Dishub Kota Bogor)
Kepala Dishub Kota Bogor saat memeriksa kendaraan saat razia Ganjil Genap beberapa waktu lalu. (Dok Dishub Kota Bogor)

METROPOLITAN - Penera­pan Ganjil-Genap (Gage) Kota Bogor yang baru menim­bulkan sejumlah kontroversi. Pemberlakuan pembatasan jam yang dilakukan dinilai kurang efektif dalam mencegah kerumunan terjadi. Penerapan Gage di pekan ketiga ini me­mang hanya diberlakukan dari pukul 09:00-18:00 WIB. Menurut Direktur Komisi Pemantau Legislatif (Kopel) Anwar Razak, penerapan Gage di pekan ketiga dengan pembatasan waktu ini kurang efektif. Sebab, setelah pem­berlakuan Gage selesai, bebe­rapa tempat makan pada malam hari ramai dipadati pengunjung. ”Pemberlakuan ini (Gage, red) menjadi tidak efektif un­tuk menangkal penyebaran corona. Kan katanya sudah New Normal, tentu kondisinya tidak normal seperti tahun sebelumnya. Kalau orang masih berkerumun di rumah makan ya New Normal-nya mana,” kata Anwar kepada Metropolitan.id, Minggu (21/2). Anwar menilai penerapan Gage ini hanya berdampak pada kendaraan dari luar Kota Bogor saja. Sedangkan kendaraan yang berasal dari warga Bogor sendiri belum bisa terkontrol. Karena itu, Anwar meminta peran serta anggota DPRD Kota Bogor untuk mengawal kebijakan ini agar tidak mem­buat kebijakan yang dikeluar­kan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkesan asal ada. ”Kalau sudah jadi kebijakan tidak bisa dianggap biasa. Ha­rus all out implementasinya. Karena publik bisa menilai kebijakan ini asal ada,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mem­benarkan bahwa sistem Gage pada pekan ketiga ini dilaks­anakan dengan perubahan waktu, yakni dari pukul 09:00 hingga 18:00 WIB. Tujuannya yakni ada dampak baik ter­hadap sektor ekonomi di Kota Bogor. “Kita ingin melihat dua minggu ini. Sekarang dan minggu depan ekonominya seperti apa. Mudah-mudahan ada kenaikan aktivitas eko­nomi di situ. Jadi ada seimbang antara kesehatan dengan eko­nomi,” kata Bima Arya. Sementara itu, ketidakefek­tifan kebijakan Gage terbukti dengan adanya kerumunan masyarakat di kawasan GOR Pajajaran, kemarin. Di mana tampak ratusan motor Vespa terparkir di kawasan GOR Pa­jajaran. Berdasarkan pantauan Met­ropolitan.id, kerumunan itu mulai memadati kawasan GOR Pajajaran sekitar pukul 16:45 WIB. Tampak juga beberapa kendaraan pelat B yang me­nandakan kendaraan berasal dari Jakarta dan beberapa menunjukkan pelat nomor genap, padahal kemarin ken­daraan yang diperbolehkan melintas hanya ganjil. Kerumunan itu pun baru dibubarkan jajaran Satpol PP Kota Bogor sekitar pukul 19:25 WIB. Tampak para pengguna Vespa itu kocar-kacir. Hanya saja Satpol PP Kota Bogor tidak melakukan penindakan. Sementara itu, Wakil Ketua III DPRD Kota Bogor Eka Ward­hana menilai kebijakan Pem­kot Bogor terkait Gage harus diiringi kesadaran masyarakat. Sebab, jika pos-pos kosong dan setelah jam pemberlakuan Gage selesai, di situ kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga diri dan menjauhkan diri dari kerumunan menjadi hal penting. ”Masyarakat juga harus sadar. Kalau kebijakan ini harus di­jalani bersama-sama, tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja,” ungkap Eka. Di sisi lain, penerapan Gage di Kota Bogor memasuki pekan ketiga. Berdasarkan catatan pihak kepolisian, terdapat penurunan dari jumlah pelang­gar. Kabag Ops Polresta Bogor Kota Kompol Prasetyo Purbo mengungkapkan terdapat sembilan pelanggar Gage pada Sabtu (20/2). Di mana jika dibandingkan dengan minggu lalu yang mencapai 313 pelanggar, tentu jumlahnya jauh berkurang. ”Jadi ada sembilan kendar­aan yang disanksi, dengan rincian tiga orang sanksi ad­ministratif dan enam orang sanksi sosial,” kata Pras ke­pada Metropolitan.id, Minggu (21/2). Untuk kendaraan yang dip­utarbalikkan, Pras menyebut ada 8.138 kendaraan yang diputar balik. Dengan rincian 3.578 kendaraan roda empat dan sebanyak 4.560 kendara­an roda dua. Kendaraan yang diputar balik ini terjaring pe­tugas yang berjaga di sebelas titik sekat dan check point yang ada di Kota Bogor. Pras menjelaskan giat ope­rasi Gage ditujukan dalam mereduksi massa yang masuk Kota Bogor dan mengurangi aktivitas kerumunan orang. ”Selain itu, penerapan Gage menerapkan skala prioritas, di mana aktivitas masyarakat dalam bekerja, mulai dari transportasi publik, sembako, serta elemen Satgas Covid dan tenaga medis masih dapat beraktivitas normal,” jelasnya. Terpisah, Kepala Dinas Per­hubungan (Dishub) Kota Bo­gor Eko Prabowo menamba­hkan, belum ada perubahan pada pos sekat maupun titik check point pada Gage. Pos-pos tersebut di antaranya enam pos sekat yang terdiri dari pos sekat Yasmin, Simpang Tol BORR, Gerbang Tol (GT) Bogor, pos di eks Terminal Wangun, pos SPBU Veteran, dan pos sekat Bubulak. Lima check point berada di Simpang Mancur, Bantarjati, Tugu Kujang, Batutulis, dan Jembatan Merah. Serta satu tambahan pos Tim Crowd Free Road (CFR) yang akan mo­bile. (dil/c/rez/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X