METROPOLITAN - Pakar Kesehatan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan, vaksin Covid-19 Sinovac yang tersedia saat ini masih efektif dalam menangkal varian baru virus corona B117. Setidaknya untuk setahun ke depan. ”Semua virus itu akan berubah untuk mempertahankan diri supaya tetap eksis. Virus mana pun akan bermutasi, nggak bisa dicegah. Alamiah seperti itu,” ujar Kusnandi saat ditemui di RSP Unpad, Kota Bandung, Rabu (3/3). Ketua tim uji klinis vaksin Covid-19 itu mengatakan, saat ini penelitian tengah dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari virus mutan yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020 lalu. ”Saya lagi teliti, kita meneliti di Indonesia, Brasil, Uni Emirat Arab, Turki melihat efektivitasnya. Tapi kalau setahun, harapan saya masih efektif, jadi memang tidak berhenti-hentinya meneliti,” kata Kusnandi. Dari informasi yang didapatkan, ia menyebut B117 ini memang lebih menular. Tetapi, keganasannya disebut masih sama dengan Covid-19 yang muncul saat pertama kali. Kusnandi menuturkan, untuk sementara langkah antisipasi dari varian virus baru tersebut adalah tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, cuci tangan, dan memakai masker. ”Nggak boleh sembarangan, nggak pergi ke mana-mana kalau nggak perlu, jaga daya tahan tubuh kita, nggak ada yang lain,” imbaunya. Sementara itu, pendapat berbeda diutarakan Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerba. Menurutnya, vaksin Sinovac belum terbukti ampuh seperti Pfizer yang berhasil menangkal mutasi baru B117. ”Bukti Sinovac bisa menangkal virus Inggris belum ada. Nanti kita akan mencari dari berbagai negara, mungkin Turki atau Brasil, kita harapkan bisa mendapatkan data apakah nanti Sinovac bisa menangkal virus B117 itu. Masih kita tunggu bukti ilmiahnya. Kita harapkan sinovac juga sama seperti Pfizer untuk menangkal B117,” kata Zubairi. Zubairi menjelaskan, penyebaran virus mutasi baru di Inggris begitu cepat sebelum dilakukan vaksinasi. ”Begitu vaksinasi dimulai, kemudian yang dipakai di Inggris pakainya Pfizer, ternyata bisa melindungi,” lanjutnya. Bahkan, jelas Zubairi, vaksin Pfizer bisa di Inggris terbukti bisa melindungi tubuh manusia selama tiga bulan. Sehingga vaksinasi kedua yang di Indonesia dilakukan dua pekan sampai satu bulan, di Inggris bisa dilakukan hingga tiga bulan. Artinya, Pfizer yang digunakan di Inggris terbukti berhasil memproteksi penularan Covid-19 dengan baik. Termasuk yang sudah bermutasi menjadi B117. Sementara itu, untuk vaksin Sinovac hingga kini belum ada penelitian yang menunjukkan efikasi vaksin terhadap virus corona mutasi baru. Tentunya terkait hal ini perlu ada penelitian lebih lanjut. Walaupun demikian, ia menegaskan masyarakat tidak perlu panik dengan adanya virus corona mutasi baru B117. Meskipun lebih cepat menyebar, cara pencegahan virus ini masih sama seperti Covid-19 yaitu menggunakan masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan tidak berlama-lama di tempat tertutup. ”Artinya bisa ditangkal dengan cara yang sama untuk mencegah penularan,” pungkas Zubairi. (de/fre/feb/run)