METROPOLITAN - Tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid-19 ramai-ramai membuat petisi tuntutan pencairan dana insentif. Petisi itu diajukan menyusul duit yang dijanjikan pemerintah belum cair selama dua bulan. Petisi itu dibuat nakes yang mengatasnamakan Perwakilan Relawan Nakes Covid se-Indonesia terdiri dari dokter, perawat, analis medis, hingga apoteker dari rumah sakit rujukan pemerintah. “Kami mengajak seluruh masyarakat dan DPR untuk mendesak KEMENKES segera memberikan seluruh hak insentif kami,” tulis Perwakilan Relawan Nakes Covid se-Indonesia melalui petisi online Change.org yang dibuat sejak Senin (15/3). Mereka mengaku insentif Januari dan Februari 2021 belum dibayarkan. Padahal, sebelumnya dijanjikan akan dibayar setiap bulan. ”Bahkan insentif di Desember 2020 pun belum dibayarkan. Hal ini tentu membuat relawan kesulitan. Karena selama menjadi relawan, nakes tidak mendapatkan gaji setiap bulan. Hanya berharap bayaran insentif untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan,” ungkap mereka. Hingga Minggu (21/3) pukul 23:30 WIB, petisi sudah ditandatangani sebanyak 6.425 orang. Jumlah itu pun masih bisa terus bertambah karena mereka membuka tanda tangan untuk sebanyak 7.500 orang. Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku sampai 12 Maret 2021 perhitungan pemerintah pusat masih ada selisih sekitar Rp1,2 triliun. Terdiri dari insentif nakes balai lab sekitar Rp1 triliun, nakes untuk rumah sakit lapangan di Desember Rp6,9 miliar, nakes relawan Rp23 miliar, dan Program Pendidikan Dokter Spesialis di Desember Rp159 miliar. ”Sudah disetujui Bu Sri Mulyani, membayarkan insentif nakes di rumah sakit pusat mulai Januari, Februari, Maret secara bertahap,” kata Budi Gunadi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Jakarta, Senin (15/3). Selain itu, masih ada tunggakan pada dokter internship mulai Agustus hingga November 2020 lalu yang mencapai lebih dari Rp200 miliar pada jangka waktu tersebut. (sua/rez/run)