Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Perumpamaan itu diwujudkan seorang prajurit bernama Anggi Piliang. Perjuangannya mewujudkan mimpi terbayar meski sempat mengalami cibiran hingga kegagalan. DIBUTUHKAN proses panjang bagi Anggi Piliang untuk menjadi anggota TNI. Serangkaian tes harus dilakoni untuk bisa lolos seleksi TNI. Setelah menamatkan bangku sekolah menengah, Anggi Piliang mencoba peruntungan dengan ikut seleksi TNI. Namun, ia gagal lulus menjadi anggota TNI. Tak putus asa, ia kembali mengikuti seleksi masuk anggota TNI di tahun-tahun selanjutnya. Bahkan ia sampai tiga kali ikut seleksi dan tiga-tiganya gagal. Meski mengalami kegagalan berturut-turut, Anggi tak pantang arang. Ia mencoba memahami kesalahan yang diperbuatnya pada seleksi pertama. Tak berhenti sampai di situ, pada tahun berikutnya Anggi kembali mencoba. Namun sayang, ia kembali mendapatkan kegagalan. Tentu sempat terpuruk, namun Anggi tak menyerah. Ia kembali bangkit dan belajar dari kesalahan sebelumnya hingga merasa bila postur tubuh menjadi kunci lolos juga. Percobaan ketiga, Anggi masih saja mendapatkan kepahitan. Tak sedikit tetangga yang menghina. Hingga diramal tak akan sukses. Mirisnya lagi, Anggi disebut tidak akan bisa jadi tentara dan disumpahi dengan beragam kata-kata buruk. ”Dan saya di situ sudah mulai kayak stres ya. Pokoknya keluarga saya telepon itu nggak saya angkat, saya biarkan saja. Nah, begitu saya balik, wah saya balik itu sudah dengar omongan semuanya ’Anggi itu nggak akan lulus tentara dia itu. Kalau sempat masuk tentara, potong telinga saya’ Saya dengar itu. Banyak yang mengejek saya,” ujar Anggi. Bukan hanya tetangga, bahkan gurunya sendiri pun pernah merendahkan Anggi. ”Waktu saya masih SD, ada satu guru yang ngomong sama saya ’dia ini nggak akan bisa menjadi orang yang sukses, dia bilang gitu ke saya. Kenapa? Saya pernah tinggal kelas dulu, jadi SD itu saya pernah tinggal kelas, bandel juga ya,” ungkap Anggi. Perasaan dan semangat Anggi kala itu sempat jatuh. Namun, ia mencoba kembali introspeksi diri dan memutuskan mengikuti seleksi di 2017. Anggi sudah berpesan pada dirinya, bahwa itu akan menjadi kali terakhirnya mencoba seleksi TNI. Selain usaha, Anggi juga mengharap keajaiban Tuhan. Melalui doa, ia berharap diberi kemudahan untuk bisa mengabdi kepada Ibu Pertiwi. ”Saya tidak tahu, saya cuma berharap mukjizat ini saja satu. Saya percaya akan mukjizat-Mu, kalau seandainya ini rezeki saya, Engkau permudahkanlah jalan saya untuk menjadi seorang tentara. Saya tidak minta gajinya, saya ingin menjadi seorang tentara yang mengabdi kepada negara,” papar Anggi. Akhirnya perjuangan Anggi selama ini membuahkan hasil. Sempat tak percaya namanya dinyatakan lolos kala itu, ia pun seketika sujud syukur dan mengaku bangga bisa masuk pendidikan militer untuk menjadi seorang prajurit TNI AD. Tak lupa ia mengucap terima kasih kepada Tuhan dan orang terdekat. Ditambah lagi, berterima kasih pada orang-orang yang pernah menghinanya. Serda Anggi Piliang berhasil membuktikan, bahwa kegigihan dan semangat juang bisa diraih. Melalui cibiran orang, ia mengambil sisi positif. Pria yang mengaku pernah tidak naik kelas ini, berusaha menjadi sosok yang berubah lebih baik. Tak heran namanya kini termasuk dalam Pasukan Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). ”Dari kegagalan itulah diajarkan bermental baja. Dari cacian itulah kalian diajarkan bermental baja. Ingat kawan, usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil,” pesan Anggi. (*/rez/run)