Vaksinasi kategori lanjut usia (lansia) terus digenjot Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Seluruh kader dan tenaga kesehatan (nakes) harus ‘turun gunung’ mengetuk pintu-pintu rumah warga. SALAH seorang nakes, Fitria Dewi Larassuci, sampai harus melintasi perkampungan untuk menjangkau wilayah sasaran di Kelurahan Mulyaharja, Bogor Selatan. Masih banyak lansia yang enggan mendatangi langsung Puskesmas Mulyaharja, menyulitkan target vaksinasi didongkrak hingga 50 persen. “Sepekan ini programnya kurilingan (berkeliling, red) door to door ke rumah warga-warga untuk mencari lansia yang akan divaksin, yang tidak datang ke puskesmas (Mulyaharja, red),” ujarnya, kemarin. ”Lagi puasa-puasa jalan terus di tengah terik matahari, kadang kliyengan (pusing, red) sih. Penginnya Lebaran lebih glowing (muka cerah, red) lah ya. Tapi papanasan wae jadi teu tiasa (tapi panas-panasan terus jadi nggak bisa, red),” sambungnya, setengah bercanda. Ia merasakan sendiri bagaimana sulitnya mengejar target vaksinasi lansia. Hal itu dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya seperti takut, rumahnya yang jauh, atau sakit. Bahkan, meskipun mau divaksin ke puskesmas, tak ada orang mengantarkan lansia tersebut. Para nakes yang rela terjun ke rumah warga patut diacungi jempol. Ia sangat berterima kasih kepada para kader maupun pengurus RT/RW yang bersedia mengantarkan nakes ke rumah sasaran. Bantuan semacam itu sedikitnya bisa menambah daya juang para nakes yang dikejar-kejar waktu menuntaskan vaksinasi lansia. “(Kendala lainnya, red) Paling kalau kadernya ada yang kurang kooperatif sih. Kan kita terjun ke masyarakat door to door harus dibantu sama kader ya, yang tahu nama KK dan rumahnya,” beber dokter asal Puskesmas Mulyaharja itu, Rabu (5/5). Meski begitu, bagi Fitria, pengalaman ‘kurilingan’ ke lingkungan warga itu menjadi pengalaman baru yang cukup berbeda. Ia bisa melihat langsung kondisi warga secara nyata di lapangan. Meski bercucur keringat, mereka tetap berupaya memenuhi kewajiban melayani masyarakat tersebut. (rb/feb/run)