Senin, 22 Desember 2025

Ledakan Covid Muncul di Perumahan Usai Lebaran

- Rabu, 19 Mei 2021 | 10:55 WIB

Belum genap seminggu pasca-Lebaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali waswas. Ini menyusul terjadinya ledakan Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Tak tanggung-tanggung, puluhan warganya dinyatakan positif setelah kontak erat dengan pasien Covid yang baru pulang dari luar kota. PELAKSANA Tugas (Plt) Camat Bogor Barat Irman Khaerudin mengatakan, ada 25 warga yang terkonfirmasi positif. Kasus itu berawal saat salah seorang warga berini­sial R (71) terkonfirmasi po­sitif Covid-19. Di mana yang bersangkutan diketahui ter­papar dari istrinya yang mela­kukan aktivitas ke luar kota. “Total ada delapan orang yang terpapar (Covid-19, red) dari dua keluarga berdasarkan hasil tes antigen,” kata Irman Khaerudin saat ditemui Met­ropolitan di kantornya, Se­lasa (18/5). Sebelum dinyatakan positif Covid-19 melalui hasil tes antigen, R diketahui mengik­uti kegiatan di masjid di wi­layahnya. Mulai dari iktikaf, salat Idul Fitri, dan salat Jumat. Dari situ warga yang me­rasa kesehatannya kurang baik, khususnya yang sempat kon­tak erat dengan R, secara mandiri melakukan tes anti­gen. Dari 96 orang yang mela­kukan tes, 24 orang dinyatakan terkonfirmasi positif. “Jadi total ada 32 yang po­sitif. Tapi ada tujuh orang yang sudah dinyatakan negatif saat ini. Sisanya tinggal 25 orang yang masih dalam pemulihan (isolasi mandiri, red),” terang­nya. Meski dinyatakan positif, seluruhnya hanya menjalani isolasi mandiri. Sebab, yang bersangkutan tidak menga­lami gejala. ”Alhamdulillah, mayoritas tidak bergejala. (Pemulihan, red) Di kediamannya masing-masing,” ujarnya. Ia mengatakan, meski me­reka masuk kategori masy­arakat mampu, pihaknya tetap berusaha memfasilitasi semua kebutuhannya selama menjalankan isolasi mandiri di rumah. ”Sesuai protokol tetapnya, kita minta bantuan ke Polisi RW, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan kelurahan. Sudah kita sam­paikan ya, cobalah penuhi. Meski kondisi masyarakat di sana lumayan orang mampu semua, tapi tetap kita upaya­kan. Ada yang membutuhkan, tetap kita penuhi,” ucapnya. Disinggung apakah statusnya akan ditetapkan sebagai Ke­jadian Luar Biasa (KLB), Irman Khaerudin berharap tidak sampai situ. Sebab, penularan yang terjadi tidak dalam satu hari, melainkan terjadi dengan perkiraan sejak 4 atau 5 Mei lalu, atau sebelum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. ”Kita tidak berharap seper­ti itu. Makanya kita terus pan­tau seperti apa pengetatan di wilayah, termasuk akses jalan kita batasi, segala macam. Pokoknya segala hal kita la­kukan lah. Yang jelas bagai­mana caranya yang sedang isolasi mandiri ini tidak ber­keliaran,” bebernya. ”Kita lakukan pembatasan keluar-masuk di lokasi terse­but. Dilakukan penjagaan oleh petugas dari kami, polsek, dan Polisi RW,” ungkapnya. ”Tapi tetap masih ada ke­giatan juga di sana (peruma­han, red). Yang bekerja masih bisa kerja. Tapi orang luar tidak bisa masuk, kecuali pe­tugas. Intinya tetap dalam pantauan kami. Di sana ada 200 Kepala Keluarga (KK) dalam satu RW. Masuknya klaster keluarga tepatnya,” sambungnya. Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan tracing lewat tes antigen terhadap 51 war­ga lainnya yang kontak erat. “Ada 51 orang yang dites. Saat ini hasilnya belum keluar, masih kita tunggu. Semoga negatif semua,” harapnya. Terjadinya ledakan Covid-19 di lingkungan perumahan tersebut juga menyita perha­tian petinggi Polresta Bogor Kota. Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro pun sudah turun langsung ke lokasi untuk ber­koordinasi dengan ketua RW di perumahan setempat. Apa­lagi setelah ada puluhan kasus Covid terjadi selepas mudik Lebaran. “Betul. Kami mela­kukan kunjungan dan koor­dinasi dengan ketua RW, sehubungan dengan pengu­atan satgas khusus pemudik dan pendatang,” katanya ke­pada Metropolitan, Selasa (18/5). Terkait penyebaran Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bubulak, ia mengaku masih dalam penelusuran Tim Tra­cing Satgas Covid dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bo­gor. “Masih ditelusuri,” ujarnya. Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno memastikan tim surveillance masih mela­kukan tracing terhadap kon­tak erat. ”Dari hasil tracing memang ada riwayat sepuluh hari se­belumnya keluar kota, istrinya itu. Jadi ini masih dilakukan terus penelurusan oleh sur­veillance, siapa dulu nih yang terkena. Jadi memang ada yang pertama kali tes, ada riwayat sepuluh hari sebelumnya ri­wayat perjalanan ke luar kota,” beber Retno. Ia mengaku pihaknya juga menaikkan status Perumahan Griya Melati menjadi zona merah dan diberlakukan ka­rantina wilayah. ”Sejak hari ini (kemarin, red) kita koordinasikan semuanya, jadi dilakukan pengetatan dan penyemprotan di wilayah tersebut. Jadi tidak ada warga keluar-masuk di situ. Hanya warga setempat saja,” kata Retno. Terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya mewanti-wanti warga Kota Bogor yang baru saja pulang dari luar kota. Bima Arya mewajibkan warga Kota Bogor yang baru pulang dari luar kota segera melakukan tes swab antigen atau PCR dan melaporkan hasilnya kepada RW Siaga di wilayah masing-masing. “Bagi warga Bogor lainnya yang baru pulang dari luar kota, kami wajibkan untuk melakukan tes swab antigen/ PCR dan melaporkan hasilnya kepada RW Siaga di wilayah masing-masing,” tandasnya. (rez/ryn/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X