Belum genap seminggu pasca-Lebaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kembali waswas. Ini menyusul terjadinya ledakan Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Tak tanggung-tanggung, puluhan warganya dinyatakan positif setelah kontak erat dengan pasien Covid yang baru pulang dari luar kota. PELAKSANA Tugas (Plt) Camat Bogor Barat Irman Khaerudin mengatakan, ada 25 warga yang terkonfirmasi positif. Kasus itu berawal saat salah seorang warga berinisial R (71) terkonfirmasi positif Covid-19. Di mana yang bersangkutan diketahui terpapar dari istrinya yang melakukan aktivitas ke luar kota. “Total ada delapan orang yang terpapar (Covid-19, red) dari dua keluarga berdasarkan hasil tes antigen,” kata Irman Khaerudin saat ditemui Metropolitan di kantornya, Selasa (18/5). Sebelum dinyatakan positif Covid-19 melalui hasil tes antigen, R diketahui mengikuti kegiatan di masjid di wilayahnya. Mulai dari iktikaf, salat Idul Fitri, dan salat Jumat. Dari situ warga yang merasa kesehatannya kurang baik, khususnya yang sempat kontak erat dengan R, secara mandiri melakukan tes antigen. Dari 96 orang yang melakukan tes, 24 orang dinyatakan terkonfirmasi positif. “Jadi total ada 32 yang positif. Tapi ada tujuh orang yang sudah dinyatakan negatif saat ini. Sisanya tinggal 25 orang yang masih dalam pemulihan (isolasi mandiri, red),” terangnya. Meski dinyatakan positif, seluruhnya hanya menjalani isolasi mandiri. Sebab, yang bersangkutan tidak mengalami gejala. ”Alhamdulillah, mayoritas tidak bergejala. (Pemulihan, red) Di kediamannya masing-masing,” ujarnya. Ia mengatakan, meski mereka masuk kategori masyarakat mampu, pihaknya tetap berusaha memfasilitasi semua kebutuhannya selama menjalankan isolasi mandiri di rumah. ”Sesuai protokol tetapnya, kita minta bantuan ke Polisi RW, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan kelurahan. Sudah kita sampaikan ya, cobalah penuhi. Meski kondisi masyarakat di sana lumayan orang mampu semua, tapi tetap kita upayakan. Ada yang membutuhkan, tetap kita penuhi,” ucapnya. Disinggung apakah statusnya akan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), Irman Khaerudin berharap tidak sampai situ. Sebab, penularan yang terjadi tidak dalam satu hari, melainkan terjadi dengan perkiraan sejak 4 atau 5 Mei lalu, atau sebelum Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. ”Kita tidak berharap seperti itu. Makanya kita terus pantau seperti apa pengetatan di wilayah, termasuk akses jalan kita batasi, segala macam. Pokoknya segala hal kita lakukan lah. Yang jelas bagaimana caranya yang sedang isolasi mandiri ini tidak berkeliaran,” bebernya. ”Kita lakukan pembatasan keluar-masuk di lokasi tersebut. Dilakukan penjagaan oleh petugas dari kami, polsek, dan Polisi RW,” ungkapnya. ”Tapi tetap masih ada kegiatan juga di sana (perumahan, red). Yang bekerja masih bisa kerja. Tapi orang luar tidak bisa masuk, kecuali petugas. Intinya tetap dalam pantauan kami. Di sana ada 200 Kepala Keluarga (KK) dalam satu RW. Masuknya klaster keluarga tepatnya,” sambungnya. Tak hanya itu, pihaknya juga melakukan tracing lewat tes antigen terhadap 51 warga lainnya yang kontak erat. “Ada 51 orang yang dites. Saat ini hasilnya belum keluar, masih kita tunggu. Semoga negatif semua,” harapnya. Terjadinya ledakan Covid-19 di lingkungan perumahan tersebut juga menyita perhatian petinggi Polresta Bogor Kota. Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro pun sudah turun langsung ke lokasi untuk berkoordinasi dengan ketua RW di perumahan setempat. Apalagi setelah ada puluhan kasus Covid terjadi selepas mudik Lebaran. “Betul. Kami melakukan kunjungan dan koordinasi dengan ketua RW, sehubungan dengan penguatan satgas khusus pemudik dan pendatang,” katanya kepada Metropolitan, Selasa (18/5). Terkait penyebaran Covid-19 di Perumahan Griya Melati Bubulak, ia mengaku masih dalam penelusuran Tim Tracing Satgas Covid dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. “Masih ditelusuri,” ujarnya. Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno memastikan tim surveillance masih melakukan tracing terhadap kontak erat. ”Dari hasil tracing memang ada riwayat sepuluh hari sebelumnya keluar kota, istrinya itu. Jadi ini masih dilakukan terus penelurusan oleh surveillance, siapa dulu nih yang terkena. Jadi memang ada yang pertama kali tes, ada riwayat sepuluh hari sebelumnya riwayat perjalanan ke luar kota,” beber Retno. Ia mengaku pihaknya juga menaikkan status Perumahan Griya Melati menjadi zona merah dan diberlakukan karantina wilayah. ”Sejak hari ini (kemarin, red) kita koordinasikan semuanya, jadi dilakukan pengetatan dan penyemprotan di wilayah tersebut. Jadi tidak ada warga keluar-masuk di situ. Hanya warga setempat saja,” kata Retno. Terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya mewanti-wanti warga Kota Bogor yang baru saja pulang dari luar kota. Bima Arya mewajibkan warga Kota Bogor yang baru pulang dari luar kota segera melakukan tes swab antigen atau PCR dan melaporkan hasilnya kepada RW Siaga di wilayah masing-masing. “Bagi warga Bogor lainnya yang baru pulang dari luar kota, kami wajibkan untuk melakukan tes swab antigen/ PCR dan melaporkan hasilnya kepada RW Siaga di wilayah masing-masing,” tandasnya. (rez/ryn/feb/run)