Senin, 22 Desember 2025

Gerhana Bulan Total Muncul Lagi Tahun 2199

- Kamis, 27 Mei 2021 | 10:30 WIB

METROPOLITAN - Gerhana Bulan Total (GBT) atau su­per blood moon telah terjadi pada Rabu (26/5) malam. Fenomena alam ini merupakan momen langka, karena juga bertepatan dengan Hari Raya Waisak 2565 BE. Peneliti Pusat Sains Antariksa (Pusainsa) Lembaga Pe­nerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emmanuel Sungging mengatakan bahwa fenomena alam yang ter­jadi bersamaan dengan Hari Raya Waisak terjadi dalam siklus 195 tahun sekali. “Gerhana bulan 26 Mei 2021 ini disebut se­bagai siklus gerhana Bulan Saros seri 121, untuk dua siklus saros berturut-turut, fenomena bulan super merah yang bersama­an dengan Waisak, dapat berulang setiap 195 tahun. Jadi fenomena ini akan ter­jadi kembali 10 Mei 2199, 21 Mei 2217, dan 16 Mei 2394,” jelasnya, Rabu (26/5). ­ Namun, tidak perlu khawa­tir. Bagi masyarakat yang ketinggalan menyaksikan super blood moon secara langsung malam ini, di No­vember mendatang akan ada lagi. Tetapi gerhana bulan biasa. ”Ada fenomena ger­hana bulan lain, di November,” ujarnya. Untuk detailnya, pihaknya akan meluncurkan kalender astronomi sebelum fenome­na tersebut datang. “Nanti detailnya biasa kami siapin kalau sudah dekat-dekat sih,” ujarnya. Sebagai informasi, secara global, GBT kali ini dapat di­saksikan di wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Se­landia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Ame­rika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sam­pai Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Sur­iname, dan Guyana Prancis. Untuk Indonesia sendiri, GBT kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Teng­gara untuk Indonesia bagian Timur) tanpa menggunakan alat bantu optik apa pun. Masjid Raya Bogor Gelar Salat Gerhana Bulan
-
Di Kota Bogor Dewan Ke­makmuran Masjid (DKM) Masjid Raya Bogor baru saja selesai menggelar salat Ger­hana Bulan pada Rabu (26/5) malam. Kegiatan salat juga diisi dengan khotbah yang disampaikan Khotib Salat Gerhana, ustaz Komaludin. Adapun dalam penyam­paian khotbah salat Gerhana Bulan ini, ustaz Komaludin mengajak umat muslim ber­sama-sama meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. “Mari kita bertakwa ke­pada Allah SWT dan ketahui­lah wujudnya matahari dan bulan di antara wujud dan kekuasaannya Allah SWT,” katanya. “Matahari dan bulan dikuasai Allah SWT, maka tidak pantas matahari dan bulan disembah oleh kita,” sambungnya. Komaludin menjelaskan, Allah SWT menciptakan ma­tahari dan bulan tentu ada hikmahnya, sebagaimana Al­lah menciptakan makhluk lainnya. Hikmahnya seperti matahari untuk dimanfaatkan manusia dalam kehidupan di dunia ini, untuk tenaga dan lain sebagainya serta untuk mengingatkan waktu dan lain sebagainya. Sementara hik­mahnya bulan untuk mema­niskan dan mematangkan buah-buahan dan mengeta­hui tanggal dan lain sebagai­nya. Untuk itu, sesudah diketahui dan dipahami bahwa wujud­nya matahari dan bulan itu menunjukkan kekuasaan Al­lah SWT. Sebagai umat mus­lim janganlah berprasangka apabila terjadi gerhana akan ada pertanda seseorang atau raja yang meninggal dunia. “Sesudah kita tahu dan pa­ham bahwa wujudnya bulan dan matahari mewujudkan atas kekuasaan Allah SWT, maka janganlah kita meny­angka seperti orang-orang di masa Rasulullah SAW bahwa terjadinya gerhana karena wafatnya Sayyidina Ibrahim atau lahirnya raja. Bukan de­mikian,” ucapnya. “Juga ketika terjadi gerhana jangan kita beramai-ramai membunyikan benda-benda yang berbunyi dan lain seba­gainya, sebagaimana pernah dilaksanakan dan dilakukan yang terdahulu dari kita,” sambung ustaz Komaludin. “Tapi apabila terjadi gerhana maka hendaklah perbanyak istigfar dan mohon pengam­punan kepada Allah SWT,” lanjutnya. Dalam kesempatan ini, Us­taz Komaludin tak lupa men­gucapkan syukur Masjid Raya Bogor masih bisa melaksana­kan salat Gerhana Bulan. Ditambah selama kegiatan di masjid semuanya menerapkan protokol kesehatan. “Alhamdulillah sudah dilaks­anakan. Mari kita bersama-sama memanjatkan doa agar dijaga dari macam-macam cobaan dan musibah apalagi yang terjadi sekarang ini. Mo­hon keselamatan dan kese­jahteraan baik di dunia dan akhirat,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DKM Masjid Raya Kota Bogor, Ahmad Fathoni, mengimbau seluruh kaum muslimin wal muslimat memperbanyak takbir, tahlil dan istighfar dengan syari’at mengumandangkan gema takbir untuk membesarkan asma Allah SWT serta men­gumpulkan dan membagikan sedekah. “Mari kita memper­banyak takbir, tahlil, tahmid dan istighfar hingga akhir gerhana serta bersyukur ke­pada Allah SWT setelah bulan kembali terbuka,” pungkasnya. (rez/feb/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X