METROPOLITAN - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, nantinya pasien Covid-19 dengan gejala berat akan menggunakan oksigen konsentrator. Budi menjelaskan, oksigen konsentrator sistem kerjanya hanya tinggal dipasangkan ke instalansi listrik, kemudian bisa menghasilkan oksigen. “Kita pakai alat yang namanya oksigen konsentrator. Alat ini bisa dibeli, mungkin harganya USD 500–800. Dia mengkonversi, colokin langsung ke listrik, dia mengkonversi udara langsung menjadi oksigen medis dengan saturasi di atas 93 persen,” ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Selasa (13/7). Mantan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menuturkan, India menggunakan oksigen konsentrator di saat angka penularan di negara tersebut tinggi. Sehingga Indonesia bisa mencontoh dari India. “Ini adalah cara yang dipakai juga di India kemarin dan kita menyumbang juga ke India beberapa oksigen konsentrator ini,” katanya. Budi mengungkapkan, setidaknya untuk saat ini Indonesia membutuhkan sebanyak 70 ribu tabung dan oksigen konsentrator. Sehingga diharapkan ini bisa secepatnya digunakan. “Kita sudah mengindentifikasi kebutuhan tabung dan oksigen konsentrator itu sekitar 60–70 ribu. Tapi ke depannya kita akan mengarahkan ke oksigen konsentrator,” ungkapnya. Diharapkan, pada saat penggunakan oksigen konsentrator tersebut listrik di rumah sakit (RS) tidak padam. Sebab alat tersebut cara kerjanya dibantu menggunakan listrik. “Selama listriknya ada, oksigennya bisa mengalir. Mudah-mudahan listriknya jangan mati saja yang di rumah sakit-rumah sakit,” ungkapnya. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, sebanyak 30 unit oksigen konsentrator pesanan Pemerintah Indonesia dari Singapura akan tiba dalam waktu dekat. Sebanyak 30 unit oksigen tersebut merupakan bagian dari 10.000 oksigen konsentrator yang dibeli pemerintah Indonesia dari Singapura. Selain oksigen kosentrator, Luhut memaparkan bahwa pemerintah juga akan membeli tujuh unit oksigen generator dan 36.000 ton oksigen untuk 30 hari ke depan. (feb/run)