Senin, 22 Desember 2025

Rider Muda Bertalenta Emas, Super Mario Berjuang di Ajang Grand Prix

- Rabu, 18 Agustus 2021 | 10:10 WIB

Di usianya yang masih sangat belia, pebalap Indonesia, Mario Suryo Aji, sudah harus hidup jauh dari keluarga. Ia tinggal mandiri di Barcelona untuk membalap di ajang FIM CEV Moto3 Junior World Championship dan Red Bull Rookies Cup. RIDER berjuluk Super Mario itu sedang berjuang mengejar mimpi untuk tampil di ajang grand prix. Sampai saat ini, level tertinggi yang sanggup dicapai rider balap motor In­donesia di ajang grand prix dunia adalah tampil di kelas Moto2. Kelas yang hanya satu level di bawah MotoGP. Kelemahan rider-rider yang tampil di level grand prix se­belumnya, mereka sudah be­rumur ketika memasuki ajang tersebut. Sementara itu, pe­saing-pesaing mereka masih terbilang muda, sehingga me­miliki waktu yang cukup pan­jang untuk berkembang. Saat ini, Indonesia memi­liki Mario Suryo Aji. Rider 17 tahun yang talenta emasnya dipupuk sejak dini agar bisa menembus persaingan grand prix tepat pada waktunya. Momen bagi Mario sudah semakin dekat. Rencana In­donesia menjadi tuan rumah MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, tahun depan mem­buat pencinta balap tanah air bertanya-tanya. Apakah kita hanya akan men­jadi penyelenggara sekaligus penonton di ajang balap mo­tor paling megah sedunia itu? Atau ada pebalap Indonesia yang tidak hanya bisa tampil, tetapi juga bertarung kompe­titif dengan pebalap-pebalap terbaik di kejuaraan tersebut? Apalagi, kini Indonesia punya tim balap yang berkompetisi di seri grand prix. Yakni, Per­tamina Mandalika SAG Team (Moto2) dan Indonesian Racing Gressini (Moto3). Sayang, em­pat rider yang membalap membela dua tim itu bukanlah anak-anak Indonesia asli. Salah seorang yang kini di­harapkan bisa membawa bendera Indonesia adalah Mario Suryo Aji. Dengan du­kungan penuh Astra Honda Motor (AHM), pebalap asal Magetan, Jawa Timur, itu sedang meniti jalan menuju grand prix lewat jalur balapan junior pa­ling bergengsi di Eropa. Yakni, FIM CEV Moto3 Ju­nior World Championship dan Red Bull Rookies Cup. Balapan tersebut merupakan feeder class atau pintu masuk terdekat untuk tampil di jenjang balapan level grand prix (Mo­to3, Moto2, dan MotoGP). Sejumlah pebalap MotoGP saat ini merupakan jebolan ajang itu. Di antaranya, Marc Marquez, Joan Mir, dan Fabio Quartararo. Mario sadar, untuk bisa mem­balap di level grand prix, di­butuhkan perjuangan dan pengorbanan besar. Rider muda dari seluruh penjuru dunia siap datang dengan tu­juan yang sama: berebut kursi balap di grand prix yang kuotanya sangat terbatas. “Kejuaraan ini diikuti peba­lap potensial dari berbagai negara yang didukung tim-tim besar dan kuat. Maka, saya harus bisa kompetitif dan menunjukkan potensi terbaik yang saya miliki,” ucap peba­lap kelahiran 16 Maret 2004 itu. Memasuki tahun ketiga tam­pil di FIM CEV, nama Mario semakin disegani di level Er­opa. Juni lalu, di balapan seri ketiga musim ini yang berlangs­ung di Sirkuit Catalunya, Bar­celona, Mario mengukir seja­rah setelah meraih pole posi­tion (posisi start terdepan dalam balapan). Ia adalah pebalap Indonesia pertama yang sanggup mer­engkuh capaian itu di ajang CEV. Bahkan, Mario nyaris berdiri di podium tertinggi jika tak mengalami insiden senggolan dengan pebalap Avatel-Cardoso Racing KTM Daniel Munoz di lap terakhir. Tahun lalu, ia juga mengi­barkan Merah Putih di podium Red Bull Rookies Cup. Mario finis runner-up di seri Valencia pada November 2020. Di tengah kerja kerasnya di negeri orang, Mario mengakui bahwa rasa rindu dan lelah sering kali hadir. Namun, dukungan be­sar dari pencinta balap Indo­nesia selalu membuatnya termotivasi. “Saya tak mau menyia-nyi­akan kepercayaan masyarakat Indonesia dan PT Astra Hon­da Motor yang memberikan dukungan penuh untuk meraih mimpi hingga saya bisa sam­pai di balapan Eropa ini,” ujar­nya. Skill mumpuni tanpa du­kungan sponsor kuat tidak akan bisa mengantarkan pebalap menembus ajang grand prix. Dulu, Indonesia punya Rio Haryanto yang sukses berlaga di Formula 1. Sayang, dukungan sponsor yang kurang memadai membuat karier Rio di level balap tertinggi dunia itu tak bisa bertahan sampai satu musim. Mario bisa jadi Rio di ajang grand prix. Karena itu, du­kungan pemerintah dan spon­sor harus disiapkan matang-matang. Malaysia pernah menempatkan Hafizh Syahrin di level MotoGP. Sekarang gi­liran Indonesia. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X