METROPOLITAN - Kasus Covid-19 harian di Indonesia bertambah 22.053 kasus pada Kamis (19/8). Angka itu didapat dari jumlah tes yang lebih tinggi dari sebelumnya, yakni 214.410 spesimen. Kini, total 3.930.300 orang terinfeksi Covid-19. Hanya saja, jumlah tes belum memenuhi target pemerintah di atas 400 ribu tes. Sementara, angka kematian masih tinggi di atas seribu jiwa. Bahkan, pada Kamis (19/8), naik lagi menjadi 1.492 jiwa. Angka itu naik dibanding Rabu (18/8), yakni 1.128 jiwa meninggal dunia. Angka kematian tinggi karena pasien yang datang ke ICU Rumah Sakit dalam kondisi sedang dan berat. Angka kematian mulai meningkat di luar Jawa-Bali. Kematian harian terbanyak terjadi di Jawa Tengah mencapai 388 jiwa. Kemudian disusul Jawa Barat sebanyak 239 jiwa, Jawa Timur 223 jiwa, Lampung 90 jiwa, dan Kalimantan Timur 71 jiwa. Kasus Covid-19 harian terbanyak disumbang Jawa Barat yakni 3.266 kasus. Disusul Jawa Timur 3.019 kasus, Jawa Tengah 1.428 kasus, Yogyakarta 1.175 kasus, dan Sumatera Utara 1.129 kasus. Kasus aktif turun sebanyak 8.451 kasus dalam sehari. Jumlah pasien aktif kini sebanyak 334.752 orang. Ada 115.108 orang yang diperiksa dengan metode TCM, PCR, dan antigen. Angka positivity rate mencapai 19,16 persen. Pasien sembuh harian bertambah 29.012 orang. Paling banyak kasus sembuh pada Kamis (19/8) di Jawa Barat yakni 6.680 kasus. Dan, total angka kesembuhan saat ini sebanyak 3.472.915 orang. Sudah 510 kabupaten kota terdampak Covid-19. Tak ada provinsi di bawah sepuluh kasus. Dan, tak ada satupun provinsi dengan nol kasus. Pemerintah terus menyelidiki dan menelusuri jenis varian Covid-19 yang ada di Indonesia. Caranya dengan menggunakan metode whole genome sequencing, semua varian virus akan terlacak. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari 5.000 sampel yang diuji, 80 persen varian Delta sudah menyebar di Indonesia. Ia meminta semua provinsi untuk waspada. “Penyebaran varian baru ini meningkatkan kemampuan penularan lebih tinggi dan gejala keparahan lebih tinggi. Kita harus selalu waspada, Indonesia harus mampu melacak dengan whole genome sequencing,” katanya secara daring, Rabu (18/8). Menurutnya, untuk mengantisipasi hal itu selain dengan protokol kesehatan 3M dan juga upaya pelacakan dengan 3T, maka juga harus dilakukan vaksinasi. Ia meminta sejumlah daerah paling dominan dengan varian Delta harus waspada dengan prokes ketat dan meningkatkan cakupan vaksinasi. “Dari 5.000, 80 persen adalah varian Delta. Provinsi harus waspada,” katanya. Varian Delta paling banyak ditemukan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Nadia mendesak provinsi untuk terus melacak kasus baru di daerah masing-masing. “Di sejumlah provinsi angka testing rate masih di bawah rata-rata nasional,” katanya. Dan bagi povinsi-provinsi yang belum menemukan, tambahnya, diharapkan meningkatkan kewaspadaan yang sama. Tingkatkan 3T dan lakukan pemeriksaan whole genome sequencing di laboratorium yang ditunjuk. “Sejauh ini vaksinasi yang tersedia masih bisa cegah infeksi varian Delta,” tegasnya. (jp/feb/run)