Minggu, 21 Desember 2025

Warung Berjalan Kakek Ongen, Silakan Ambil Gratis! Bayar Pakai Doa

- Selasa, 5 Oktober 2021 | 10:10 WIB

Tiap kali berbagi kepada anak-anak kurang mampu, Mohamad ‘Ongen’ Sangaji mengajak serta istri, anak-anak, dan cucu-cucunya. Itu dimaksudkan agar kebiasaan berbagi yang diajarkan orang tuanya dulu menitis pula kepada para keturunannya. JAJANAN itu berjajar di ba­gasi mobil. Ada tiga tulisan di lembaran kertas tergantung, satu di antaranya berbunyi: ”Warung berjalan Kakek Ongen. Silakan ambil, gratis! Bay­ar pakai doa.”­ Yang dimaksud dengan Kakek Ongen adalah Mohamad Sangaji atau yang akrab disa­pa Pak Ongen. Ongen meru­pakan panggilan masa kecilnya. Kegiatan kakek 58 tahun itu ramai menjadi perbincangan setelah videonya diunggah di akun TikTok @mutiarasanga­ji. Saat ditemui Jawa Pos di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (30/9) pekan lalu, ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut sebenarnya sudah berjalan lama. Bermula dari warung jajanan gratis yang dibuat untuk cucu dan keponakannya ketika kelu­arga besar berkumpul. Modal untuk membuka warung didapat patungan. Dari keempat anaknya, istri, dan tentu Pak Ongen yang menutup kekurangannya. ”Buat seru-seruan aja,” katanya. Menurut dia, ada games un­tuk bisa mendapat jajan. Mis­alnya, hafalan surah Alquran. ”Yang bisa hafal ayat atau surah pendek dapat hadiah,” lanjutnya. Kemudian, terlintas di piki­ran Pak Ongen membawa konsep tersebut untuk ber­bagi kepada anak-anak kurang mampu atau kurang berun­tung. Di antaranya, sekolah tahfiz Alquran, panti asuhan, dan tempat pengajian anak. Para buyung dan upik bebas memilih seperti belanja di warung. Setiap kegiatan, Pak Ongen mengajak istri, anak-anak, dan cucu-cucunya. Memberi tahu mereka bahwa masih banyak orang susah. Khususnya menga­jari kelima cucunya agar mau berbagi dan peduli terhadap sesama yang membutuhkan. ”Anak-anak sekarang kan cerdas. Rasa ingin tahunya tinggi. Cucu selalu tanya, nga­pain sih kakek? Buat apa? Untuk apa? Dijawab sama bundanya, buat bantu anak-anak pintar yang tidak berun­tung,” jelas Pak Ongen. Pak Ongen berharap, kelak jika cucu-cucunya besar dan memiliki rezeki lebih harus berbagi dengan masyarakat yang tidak mampu. Dia yakin, dengan mengajarkan hal kecil itu sejak dini, selanjutnya pasti tertanam dan diingat. Menurut bapak empat anak tersebut, membayar dengan doa bukan tanpa arti dan tu­juan. Pertama, dia ingin tahu seberapa jauh anak-anak ha­fiz Alquran itu menghafal. Kedua, tentu berharap doa-doa mereka makbul. Agar pan­demi Covid-19 segera berakhir dan masyarakat diberi kese­hatan, panjang umur, serta terus bisa berbagi. ”Untuk cucu ditantang nggak? Iya juga. Surah pendek, doa sebelum dan sesudah makan, doa sebelum tidur, dan doa-doa lainnya,” katanya. Selain itu, misalnya peker­jaan sekolah, juga ditanya satu-satu. Pelajaran apa yang dibahas. Diminta menjelaskan lagi. ”Kalau bisa, selesai itu kita bareng-bareng pergi ke ayam goreng Kentucky,” te­rangnya. Sampai tadi malam pukul 21.00, video tentang Pak Ong­en sudah ditonton lebih dari 132 ribu kali. Pak Ongen awal­nya tidak tahu dirinya viral di media sosial. Sebab, ia memang tidak me­miliki TikTok, Instagram, dan Facebook yang dikelolanya pribadi. Justru baru tahu dari teman-teman sejawatnya yang membagikan video warung berjalan lewat chat WhatsApp. Juga diberi tahu putrinya, dr Mutiara Sangaji, sang pengung­gah video, bahwa video yang diunggah di jagat maya diton­ton banyak orang. ”Ya, saya pikir video itu cuma buat dokumentasi. Gak ada niat untuk viral,” ungkapnya. Kakek kelahiran Maluku ter­sebut biasanya membagi-bagikan jajanannya pada akhir pekan. Sore hari selepas salat Asar. Lantas, pulang menjelang waktu magrib. Pak Ongen juga acap kali keluar bersama cucu-cucunya naik mobil. Berkendara keliling Jakarta Timur. Di tengah jalan, dia suka memberi tantangan kepada cucunya untuk men­cari orang-orang kurang mam­pu yang perlu dibantu. Biasanya, yang mereka lihat seperti orang yang mendorong gerobak. ”Itu Kek, itu Kek, bapak-bapak gerobak dibantu. Kita turun kasih nasi kotak, jajan, atau uang seadanya. Setelah itu, cucu-cucu saya kasih hadiah es krim,” beber­nya. Di setiap Jumat, ia menyiap­kan nasi kotak untuk berbagi. Itu Jumat berkah. Sekitar 50–60 kotak nasi. Kadang jalan sen­diri atau bersama istri. Kegiatan berbagi dan sedekah, kata Ongen, diajarkan orang tuanya sejak kecil. Ayahnya adalah seorang pemuka agama di Ambon, Maluku. Semen­tara itu, ibunya mengurus rumah. Namun, sang ibu dulu pernah membuka usaha warung makan di pasar. Tapi, warung itu tidak pernah men­ghasilkan keuntungan. ”Karena setiap orang-orang pasar yang gak punya uang itu datang selalu dikasih makan. Terus saya tanya ke ibu, lho Ibu di mana untungnya? Tapi dijawab, nanti suatu saat apa yang Ibu perbuat hasil balasan­nya bisa ke anak-cucu,” ingat­nya. Pak Ongen adalah wakil ke­tua Komisi B DPRD DKI Ja­karta periode 2014–2019. Ia juga pernah menjabat ketua DPD Hanura DKI Jakarta. Kini jabatan tersebut sudah dilepas. Dia memutuskan keluar dari urusan partai per 27 Juli 2021. ”Saya mau fokus ke kegiatan sosial saja, khus­usnya Covid-19. Jadi hiburan, tapi juga menantang,” cele­tuknya. Kini Pak Ongen tengah mem­persiapkan mobil ambulans dan mobil jenazah untuk mem­bantu antar jemput warga yang positif Covid-19. Dari rumah ke rumah sakit. Gratis, tanpa ada biaya. Total ada empat unit mobil ambulans dan tiga unit mobil jenazah di garasi Baileo Sangaji. Mutiara Sangaji, salah seorang anak Pak Ongen yang juga pengunggah video, menyebut­kan, papanya memang se­dari dulu gemar berbagi. Dia dan saudara-saudaranya se­dari kecil juga selalu diajari untuk wajib membantu se­sama. Menurut Tiara, prinsip hidup yang ditekankan papa untuk anak-anaknya adalah selalu berprasangka baik dengan Al­lah di setiap keadaan. Juga, sesusah apa pun keadaan, dilarang berutang. ”Apalagi punya kartu kredit, papa paling marah,” ujarnya. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X