“Di hati dan lidahmu kami berharap, suara kami tolong dengar lalu sampaikan. Jangan ragu, jangan takut karang menghadang. Bicaralah yang lantang, jangan hanya diam!” POTONGAN lirik lagu Iwan Fals berjudul Surat buat Wakil Rakyat itu rasanya pas ditujukan bagi para wakil rakyat yang duduk di DPRD Kota Bogor maupun DPR RI, khususnya Dapil Kota Bogor-Cianjur. Ini menyoal penanganan amblesnya jalan nasional Sholeh Iskandar (Sholis) yang hingga kini belum dieksekusi. Lokasinya berada persis di atas underpass menuju Cilebut atau Kebonpedes. Ambles cukup dalam. Garis retakan juga terlihat jelas memotong lapisan jalan. Pada sisi kanan terdapat pembatas jalur utama dengan underpass. Kemudian, di sisi kiri berbatasan langsung dengan jurang. Warga yang tiap hari melintasi jalan nasional itu pun dibuat ketar-ketir. Takut jika tiba-tiba nasib tak mujur, jalan ambles memakan korban. “Kita ini mau ngadu ke siapa? Orang cuma masyarakat biasa. Cuma berdoa saja biar selamat di jalan kalau lewat situ (Sholis, red)” ujar Dodo, warga Tanahsareal, Kota Bogor. Dodo mengatakan, jalan yang mulanya hanya retakan kini sudah menunjukkan penurunan yang tajam. Sehingga, membahayakan pengendara. “Kan nggak tahu ya nasib sial. Intinya itu jalan seharusnya sudah diperbaiki karena ini jalan umum yang dipakai seluruh masyarakat. Masa sih nggak ada jaminan keamanan dan kenyamanan?” keluh Dodo. Jika mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), ada kewajiban penyelenggara di bidang jalan untuk menyediakan prasarana jalan yang mampu mewujudkan keselamatan, keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan ketertiban terhadap penyelenggaraan LLAJ. Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 8, yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan jalan adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. Dalam hal ini Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM), salah satu fungsinya adalah melaksanakan pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dalam upaya menjaga agar jaringan jalan tetap memenuhi aspek keselamatan pengguna jalan. Lalu, bagaimana dengan nasib Jalan Sholis yang amblesnya sudah terus bertambah? Camat Tanahsareal, Sahib Khan, mengatakan bahwa Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat bakal membangun jembatan darurat untuk menggantikan sementara Jalan Sholis yang ambles. Namun, walaupun pada Agustus lalu jalan tersebut sudah ditengok pusat, pengerjaan pemasangan jembatan itu baru dilakukan jelang akhir 2021. “Jembatan darurat akan dipasang tahun ini (2021, red),” ujar Sahib, Minggu (24/10). Alasannya, jelas Sahib, setelah tim BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat melakukan pengecekan, diketahui untuk melakukan pekerjaan perbaikan ruas Jalan Sholis yang ambles tidaklah mudah. Menurut tim teknis, diperlukan juga beberapa perbaikan penunjang. Termasuk pembenahan gorong-gorong yang berada tepat di bawah Jalan Sholis yang ambles tersebut. “Ternyata nggak mudah. Jalan amblesnya nggak bisa langsung ditutup, perlu dibongkar dan dikikis. Di bawahnya itu juga ada gorong-gorong air, jadi perlu diberesin dulu,” paparnya. Sedangkan untuk pelaksanaan perbaikan jalan secara keseluruhan, rencananya dilakukan tahun depan. “Pengerjaan untuk perbaikan jalannya mulai 2022,” terangnya. Pengerjaan Jalan Sholis yang ambles rupanya tak langsung dieksekusi. Ketua Cabang PMII Kota Bogor, Fahreza Berliand, mengkritik langkah pemerintah yang dinilai terlalu lamban dalam mengambil keputusan akan tindak lanjut jalan ambles di atas Underpass Jalan Sholis. Sebab, jalan tersebut sampai saat ini masih digunakan pengguna jalan yang sangat berbahaya. ”Terlalu lama kalau disuruh nunggu sampai akhir tahun. Ada jaminan jalan itu tidak akan benar-benar ambles nantinya. Atau harus nunggu korban dulu, baru ditangani cepat!” herannya. Untuk itu, ia mendesak pemerintah segera memperbaiki jalan tersebut. Meskipun tidak terkejar, bisa dengan membangun jembatan sementara. ”Lebih cepat, lebih bagus. Ngeri bos kalau jalan lewat situ! Harus segera diambil langkah konkretnya,” tegasnya. Sebelumnya, pada Agustus, BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat sudah meninjau langsung Jalan Sholis yang ambles, pada Selasa (31/8/2021). Rencananya, BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat akan memasang pelat baja untuk penanganan sementara jalan tersebut. Kepala Pengawas Lapangan PPK 5.2 BBPJN, Arimi Indira, mengaku secepatnya akan memasang baja sebagai upaya penanganan sementara agar jalan tak semakin ambles. “Kami akan memasang pelat baja untuk membantu mengurangi beban dinding penahan tanah,” kata Indri, sapaannya saat meninjau lokasi, Selasa (31/8/2021). Kemudian, penanganan jangka panjangnya, BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat mengajukan anggaran perbaikan jalan yang ditargetkan dilakukan pada 2022. Namun, hingga kini belum ada realisasi untuk penanganan sementara. Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, kala itu mengaku sudah meminta BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat memasang pengaman pada lajur sebelah kiri yang ambles agar tak dilalui kendaraan. ”Sebenarnya ini sudah direncanakan dari beberapa tahun sebelumnya. Namun, hari ini ada penurunan yang lebih tajam, sehingga harus dilakukan pengamanan jalan yang paling pinggir agar tidak terjadi korban,” ungkap Atang, Selasa (31/8/2021). Atang pun meminta pemerintah pusat melakukan upaya sementara. Sementara, perbaikan jalan akan diusulkan pada anggaran 2022. Ia juga sempat melihat kondisi bagian bawah jalan, dan membenarkan adanya keretakan pada dinding penahan tanah. Sedangkan, jalur tersebut termasuk aktif sehingga tanah bergeser. ”Intinya, PUPR pusat sudah turun tangan dan akan segera dilakukan langkah darurat untuk penanganan sementara. Tahun 2022 bisa dianggarkan untuk perbaikan secara menyeluruh,” terangnya. Atang juga akan berkoordinasi dengan Komisi V DPR agar menjadi perhatian serius untuk mendorong anggaran perbaikan. (rez/feb/run)