Masih ingat kasus tewasnya seorang karyawati Badan SAR Nasional (Basarnas) MN (22) akibat dibacok? Selang tiga minggu dari kejadian nahas itu, pelarian sang eksekutor pembunuh MN akhirnya terhenti. ADR alias Topeng (25) tak bisa lagi berkutik saat polisi meringkusnya. Topeng. Akal bulusnya bersembunyi rupanya tak mulus. Sebab, gerak-geriknya berhasil diendus. Bahkan, sejak pemuda itu sembunyi di daerah Gadog, Kabupaten Bogor. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Hengki Haryadi mengatakan, satu pelaku yang baru saja ditangkap itu berperan sebagai eksekutor alias pelaku pembacokan. ”Pelaku begal yang bertindak selaku eksekutor, yang mengakibatkan karyawati Basarnas meninggal dunia, ditangkap Polres Jakarta Pusat,” terang Hengki. Hengki menyebut pelaku dalam pengaruh narkoba saat melakukan aksi pembegalan itu. Akibatnya, pelaku nekat membacok korban bertubi-tubi hingga tewas. Usai membacok, pelaku juga merampas telepon seluler milik korban. ”Sesuai prediksi, di bawah pengaruh narkoba,” kata Hengki. Wakil Kepala Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Setyo Koes Hariyanto mengatakan, ADR kabur ke Bogor untuk menghindari kejaran aparat. Ia kabur dua hari usai melakukan aksi begal yang berujung maut itu. ”Pada 24 Oktober, dari hasil interogasi, saudara T melarikan diri ke daerah Gadog, Bogor, dengan dibantu dua temannya. Di sanalah dia bersembunyi berpindah-pindah tempat,” jelas Setyo, Selasa (16/11). Meski demikian, polisi terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku begal. Tiga rekan ADR yang ikut dalam aksi begal itu lebih dulu ditangkap di tiga tempat berbeda. Yakni, RP (18) ditangkap di Tamansari Jakarta Barat, MG (18) di Klender Jakarta Timur, dan MR (24) di Bogor. Lalu pada 14 November lalu, polisi akhirnya berhasil mengamankan ADR di daerah Cigudeg, Bogor. Bersama penangkapan itu, polisi juga turut mengamankan sejumlah barang bukti. ”Untuk barang bukti yang dapat kita amankan dari saudara ADR itu sendiri adalah pakaian yang dia gunakan pada malam kejadian. Kemudian ada pakaian korban dan CCTV di TKP waktu kejadian,” beber Setyo. Dari hasil interogasi, ADR mengaku melakukan aksi begal itu dalam pengaruh narkoba. Ia sengaja mengonsumsi narkoba untuk meningkatkan nyalinya saat beraksi. Namun, rupanya penggunaan narkoba itu berakibat fatal. ADR yang semula berniat merampas harta benda milik korban, justru membacok korban hingga tewas. ”Dia mengonsumsi narkoba agar bernyali. Dia tidak tahu itu akan berakibat fatal dan korbannya meninggal dunia. Jadi dia asal sabet pakai celurit mengenai korban hingga meninggal,” tuturnya. Aksi perampokan berujung maut itu terjadi di dekat kantor Basarnas di Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada dini hari akhir Oktober lalu. Korban berinisial MN saat itu tengah menunggu ojek online di pinggir jalan bersama pacarnya. Tiba-tiba datang empat orang menggunakan dua unit sepeda motor. Lalu dua orang turun dari motor sambil menenteng senjata tajam. Salah satu pelaku kemudian membacok korban dan merampas telepon seluler milik korban. Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Hermina, namun nyawanya tak tertolong. Ia meninggal dunia saat menjalani perawatan di rumah sakit pukul 02:47 WIB. (kps/feb/run)