Senin, 22 Desember 2025

Drama Kelahiran di Tepi Laut Jadi Pemicunya, Solusi buat Ibu Hamil untuk Tekan Angka Kematian Ibu

- Kamis, 23 Desember 2021 | 10:10 WIB

Angka kematian ibu di Indonesia masih 305 orang per 100 ribu kelahiran hidup. Keprihatinan itu memicu lahirnya inisiatif membuat layanan telemedisin tentang kehamilan. SPEEDBOAT yang menjemput pasien yang akan melahirkan itu tak bisa bersandar dekat dengan pantai. Air laut sedang surut. Sang ibu hamil pun harus digotong ramai-ramai ke tengah laut. Pe­rempuan tersebut sudah cukup tua untuk melahi­rkan. Usianya di atas 35 tahun. Selain itu, menurut pemeriksaan, plasenta atau ari-arinya menutupi jalan lahir. ­ Meski pembukaan sudah lengkap, bayi tak kunjung keluar. Satu-satunya jalan adalah operasi. Padahal, rumah sakit dengan pulau tempat ibu itu berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan menaiki speedboat. Seandainya ibu tersebut sudah diberi tahu harus merapat ke rumah sakit terdekat sebelum waktunya melahirkan, mun­gkin tak perlu ada drama ke­cemasan seperti di tepi laut pada akhir Februari lalu itu. Kejadian itulah yang men­jadi salah satu pencetus lahi­rnya Hamilku.id. Dokter Sonny Fadli SpOG, sang ini­siator, merasa resah karena seharusnya kejadian seperti itu bisa diantisipasi. Dengan begitu, melahirkan dengan risiko dapat dihindari atau setidaknya diminimalkan. Kejadian di daerah terluar dan terpencil biasanya memang tak terlepas dari persoalan akses. Sonny yang pernah ber­tugas di Mamberamo, Papua, merasakan hal yang sama ketika ditempatkan di Ke­pulauan Anambas, Kepulauan Riau, selama setahun terakhir. Jumlah tenaga kesehatan mau­pun fasilitas kesehatan tak sebanyak di Jawa. Akibatnya, risiko keparahan meningkat. Jumlah pasien yang datang tak sebanyak ketika praktik di Jawa. ”Begitu ada pasien, yang datang pasien terlambat,” kata Sonny kepada Jawa Pos, kemarin (21/12). Dari sini dia berdiskusi dengan beberapa teman dok­ter. Telemedisin merupakan salah satu opsi solusinya. Di luar negeri, telemedisin me­mang sudah lazim digunakan. Namun, bagaimana jika itu diterapkan di Indonesia, ne­gara dengan angka kematian ibu masih 305 orang per 100 ribu kelahiran hidup? Alumnus Fakultas Kedokte­ran Universitas Airlangga (FK Unair), Surabaya, itu pun mengumpulkan beberapa orang untuk mewujudkan gagasan tersebut menjadi sebuah solusi. Aplikasi untuk ibu hamil harus diwujudkan. Ia memilih telemedisin ka­rena tak menemukan cara lain yang lebih mudah dan cepat diaplikasikan di tempatnya bertugas di Kabupaten Ke­pulauan Anambas Sekitar Juni lahirlah Ha­milku.id sebagai domain inti. Lalu, ada tiga subdomain: Bidan.Hamilku.id untuk bidan, Dokter.Hamilku.id untuk dok­ter umum, dan Obgyn.Ha­milku.id. ”Sementara untuk dokter umum dan bidan,” kata Sonny. Saat ini Hamilku.id baru berupa website sehingga da­pat diakses melalui komputer maupun handphone. Ketika ada kasus gawat, bidan atau dokter umum bisa berkon­sultasi dengan spesialis kandungan. Tahap awalnya, bidan atau dokter umum memasukkan data kondisi pasien. Paling baik ketika mulai trimester pertama. Jadi, kondisi pasien terpantau. Dari sini, dokter spesiais kandungan akan membuatkan skrining risiko. Sejak Juni, ada 50 ibu hamil. Seluruhnya merupakan pasien dari dokter umum dan bidan di empat puskesmas di Ka­bupaten Kepulauan Anambas. Sementara, dokter spesialis kandungannya baru Sonny. Di Kabupaten Kepulauan Anambas, memang baru ada tiga spesialis kandungan dan salah satunya adalah Sonny. ”Ini kan masih trial. Jadi, se­mentara saya serahkan ke bidan-bidan puskesmas di wilayah rumah sakit tempat saya praktik,” ungkap dokter yang berpraktik di RSUD Tarempa tersebut. Bidan di puskesmas bertugas melakukan skrining. Jika tak ada risiko, pemeriksaan hing­ga persalinan cukup dilakukan di bidan. Jika ada risiko sedang, bisa terhubung dengan dok­ter umum. Lalu, jika ternyata memiliki riwayat risiko yang berat, pasien bisa ditangani spesialis kandungan. Di daerah, spesialis kandun­gan acap kali hanya ditemui di rumah sakit daerah. Jika jangkauan rumah sakitnya luas atau geografisnya susah, bidan otomatis menjadi ujung tombak. Lalu, ketika mende­kati persalinan, ibu hamil bisa mendekat ke rumah sakit yang memiliki dokter spesia­lis kandungan. Pada saat percobaan ini, ternyata Hamilku.id bisa mem­bantu pengawasan Covid-19 terhadap ibu hamil. Misalnya, jika terdapat riwayat ibu hamil belum divaksin, Sonny akan memberikan pengingat dan rekomendasi untuk segera mendapat vaksin Covid-19. Seharusnya tepat pada Hari Ibu hari ini aplikasi tersebut sudah bisa diakses secara luas. Sayangnya, pada awal Desem­ber terjadi kebakaran di Gedung Cyber, Jakarta, yang akhirnya mengakibatkan gangguan pada sistem aplikasi Hamilku. id. ”Launching-nya jadi mun­dur Januari,” jelasnya.(feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X