Tak puas hanya menjadi kampung hijau dan bersih, Kampung Songo di RT 09/03, Simomulyo Baru, Sukomanunggal, kini melirik predikat kampung sayur. Perjuangan tersebut dimulai pada 2013 dan ingin terus dipertahankan YANING Mustika Ningrum terlihat sibuk merapikan puluhan pot di dalam rumahnya. Pot-pot tanaman miliknya memang tak terlihat umum. Beberapa di antaranya lebih mirip panci. Bahkan, ada yang berupa blender bekas. ”Ini memang barang-barang yang sudah tidak terpakai, dijadikan pot saja,” ucapnya, lantas tersenyum. Jika disuruh menghitung jumlah pot di rumahnya, Yaning menyerah duluan. ”Waduh. Kayaknya 100 ya ada ya,” jawabnya, kemudian tertawa. Maklum, ia memang bisa disebut sebagai pelopor hijaunya Kampung Songo. Mimpinya menghijaukan kawasan rumahnya terinspirasi dari kawasan lain di Surabaya. Memang, jalan-jalan di Kampung Songo kini menawarkan suasana teduh dan sejuk. Meski cuaca terik, menyusuri Kampung Songo tak membuat penulis emosi karena kepanasan. Pilihan tanaman yang ada juga cukup beragam. Mulai tanaman hias di dalam pot kecil hingga sayur-sayuran dalam pot besar. ”Ini juga terbantu kompetisi-kompetisi penghijauan di Surabaya. Selain membangun kesadaran warga terus-menerus ya,” ucap Yaning. Perjuangan Kampung Songo menjadi kawasan yang rimbun memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Yaning dan suaminya, Nyoman, sepakat mengajak warga untuk lebih sadar lingkungan. ”Awalnya saya sampai mengajukan diri jadi ketua RT supaya bisa mendorong orang-orang,” kenangnya, kemudian tertawa. Pasangan suami-istri itu kemudian mencari bibit-bibit dari DKRTH untuk ditanam dan dibagikan. ”Pas dulu kenal Mas Adi Candra, penyuluh lingkungan DKRTH, jadi bisa dibantu,” katanya. Yaning tak puas. Ia dan sang suami belanja sendiri bibit-bibit tanaman hias yang bisa dibagikan kepada warga. ”Jangankan warga, pengurus RT sendiri yang diberi bibit awalnya malas lho mengurus gitu,” kenangnya. Perempuan berkacamata itu tak menyerah. Semua lini komunikasi selalu disisipi info kesadaran lingkungan. Pengajian ibu-ibu, rapat RT, atau sekadar pertemuan informal. Setelah tujuh tahun membangun kesadaran warga terhadap lingkungan, kini kampung mereka terpilih sebagai salah satu lokasi pilot kampung sayur di Surabaya. ”Ya, tapi masih awal sekali. Ini masih sekitar lima rumah dari 56 rumah di RT kami,” tutur Yaning. Tommy Priyo Pratomo, pendamping Kampung Sayur Simomulyo Baru, mengatakan bahwa pengembangan kampung sayur tak hanya terpaku pada pemberian bibit. ”Pengelolaan kampung lebih kompleks dari itu. Jadi, termasuk branding kampung dan kearifan lokalnya,” jelasnya. (jp/feb/run)