Senin, 22 Desember 2025

Usaha Yaning Wujudkan Kampung Hijau di Tempat Tinggalnya, Manfaatkan Barang Bekas Jadi Media Tanam

- Rabu, 29 Desember 2021 | 10:20 WIB

Tak puas hanya menjadi kampung hijau dan bersih, Kampung Songo di RT 09/03, Simomulyo Baru, Sukomanunggal, kini melirik predikat kampung sayur. Perjuangan tersebut dimulai pada 2013 dan ingin terus dipertahankan YANING Mustika Ningrum terlihat sibuk merapi­kan puluhan pot di dalam rumahnya. Pot-pot tana­man miliknya memang tak terlihat umum. Bebera­pa di antaranya lebih mirip panci. Bahkan, ada yang berupa blender bekas. ”Ini memang barang-barang yang sudah tidak terpa­kai, dijadikan pot saja,” ucapnya, lantas tersenyum. Jika disuruh menghitung jumlah pot di rumahnya, Ya­ning menyerah duluan. ”Wa­duh. Kayaknya 100 ya ada ya,” jawabnya, kemudian tertawa. Maklum, ia memang bisa disebut sebagai pelopor hi­jaunya Kampung Songo. Mim­pinya menghijaukan kawasan rumahnya terinspirasi dari kawasan lain di Surabaya. Memang, jalan-jalan di Kam­pung Songo kini menawarkan suasana teduh dan sejuk. Meski cuaca terik, menyusuri Kampung Songo tak mem­buat penulis emosi karena kepanasan. Pilihan tanaman yang ada juga cukup beragam. Mulai tanaman hias di dalam pot kecil hingga sayur-sayuran dalam pot besar. ”Ini juga terbantu kompetisi-kompeti­si penghijauan di Surabaya. Selain membangun kesada­ran warga terus-menerus ya,” ucap Yaning. Perjuangan Kampung Songo menjadi kawasan yang rimbun memang tak semudah mem­balikkan telapak tangan. Ya­ning dan suaminya, Nyoman, sepakat mengajak warga un­tuk lebih sadar lingkungan. ”Awalnya saya sampai mengajukan diri jadi ketua RT supaya bisa mendorong orang-orang,” kenangnya, kemudian tertawa. Pasangan suami-istri itu kemudian mencari bibit-bibit dari DKRTH untuk ditanam dan dibagikan. ”Pas dulu ke­nal Mas Adi Candra, penyuluh lingkungan DKRTH, jadi bisa dibantu,” katanya. Yaning tak puas. Ia dan sang suami belanja sendiri bibit-bibit tanaman hias yang bisa dibagikan kepada warga. ”Jangankan warga, pengurus RT sendiri yang diberi bibit awalnya malas lho mengurus gitu,” kenangnya. Perempuan berkacamata itu tak menyerah. Semua lini komunikasi selalu disisipi info kesadaran lingkungan. Pengajian ibu-ibu, rapat RT, atau sekadar pertemuan in­formal. Setelah tujuh tahun membangun kesadaran war­ga terhadap lingkungan, kini kampung mereka terpilih sebagai salah satu lokasi pilot kampung sayur di Surabaya. ”Ya, tapi masih awal sekali. Ini masih sekitar lima rumah dari 56 rumah di RT kami,” tutur Yaning. Tommy Priyo Pratomo, pendamping Kampung Say­ur Simomulyo Baru, men­gatakan bahwa peng­embangan kampung sayur tak hanya terpaku pada pemberian bibit. ”Pengelo­laan kampung lebih kompleks dari itu. Jadi, termasuk bran­ding kampung dan kearifan lokalnya,” jelasnya. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X