Nelly tidak akan pernah bisa melupakan pembunuhan anaknya enam bulan lalu. Kini ia membuat website untuk mengenang dan meneruskan kebaikan-kebaikan anaknya. WAHYU Buana Putra Morita dituntut pidana 15 tahun penjara. Jaksa Penuntut Umum Dewi Kusumawati dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya pada Selasa (4/1) menyatakannya bersalah membunuh Jose Marvel yang masih berusia 12 tahun. Ibu mendiang Jose, Nelly M, memercayakan proses hukum tersebut kepada jaksa dan hakim. Dia percaya penegak hukum akan memberikan hukuman setimpal kepada terdakwa atas perbuatan yang dilakukan terhadap anaknya. ”Saya sebagai manusia percaya sama Tuhan. Apa pun nanti hukumannya, dia juga akan mendapatkan hukuman kelak di akhirat,’’ kata Nelly. Setelah enam bulan kasus pembunuhan itu berlalu, dia belum bisa melupakan anaknya. Nelly bahkan membuat website www.josemarvel.com untuk mengenang mendiang anak semata wayangnya tersebut. ”Website itu untuk mengenang dan meneruskan kebaikan-kebaikan Jose. Untuk kerohanian spiritual saya sama Tuhan,’’ ucapnya. Mendiang Jose memang dikenal baik oleh para tetangganya di Jalan Kupang Krajan V-A. Menurut penuturan para tetangga, mendiang sebelum dibunuh sempat memberi uang dan mentraktir makan anak terdakwa Wahyu berinisial DS. ”Di balik kesedihanku, aku bangga anakku sebenarnya baik,’’ ujarnya. Nelly merasa sangat kehilangan Jose. Sejak bayi, dia seorang diri merawat anaknya hingga tumbuh besar. Perempuan yang bekerja sebagai karyawan swasta itu ingin anaknya memiliki masa depan yang lebih baik. Bahkan, ia sudah mendaftaJose yang ketika itu sudah kelas VI SD ke SMP. ”Hancurlah saya. Rencanaku kan sudah daftarkan sekolahnya. Sudah bayar uang pangkal, tiba-tiba buyar begitu saja. Saya single parent, merawat dia dari bayi,’’ katanya. Nelly juga tidak bisa merayakan ulang tahun anaknya yang ke-12 pada 3 September lalu. Padahal, setiap tahun dia merayakan ulang tahun secara bersama-sama. ”Tiba-tiba juga kemarin tidak bisa merayakan Natal dan tahun baru bareng. Hidup saya ini sudah tidak berwarna lagi, hitam putih,’’ tuturnya. Nelly juga menyesalkan mengapa anaknya sampai dibunuh hanya karena terdakwa Wahyu ingin merampas handphone-nya. ”Mengapa dia itu sebagai laki-laki kok malas tidak mau usaha bekerja malah mencuri hp anak saya. Saya saja lho perempuan bisa menghidupi anakku sendiri,’’ katanya. Meski masih geregetan, Nelly mengaku sudah memaafkan Wahyu saat dirinya berinisiatif mengunjungi terdakwa di Rutan Polrestabes Surabaya untuk meminta penjelasan mengapa anaknya dibunuh. Ia meminta Wahyu bertobat dan meminta maaf kepada Tuhan. Kini Nelly tidak takut berbuat baik meski anaknya dibunuh karena perbuatan baiknya. ”Jangan takut untuk berbuat baik kepada sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Selagi masih diberi napas sama Tuhan, teruslah berbuat baik karena upah kita di surga,’’ tuturnya. Jose dibunuh Wahyu saat bermain game di handphone bersama kedua anak terdakwa, D dan DS, pada 26 Mei lalu. Ketika itu, mendiang Jose bermain di kamar kos Wahyu. Tidak berselang lama, Wahyu yang baru kos tiga hari di lingkungan tempat tinggal Nelly memukul kepala Jose dengan paving untuk merampas handphone-nya. (jp/feb/run)