Senin, 22 Desember 2025

Musisi Milenial Tanah Air Mendunia

- Senin, 7 Februari 2022 | 10:01 WIB

METROPOLITAN - Tahun 2022 menjadi momen yang manis bagi karier Aubrey Situmorang. Alum­ni Berklee College of Music itu dipinang untuk menjadi bassist dalam tur The Life and Music of George Michael di Amerika Serikat dan Kanada. Hal itu merupakan langkah besar bagi karier musik Aubrey di kancah internasional. Lahir dari keluarga pemusik, Aubrey jatuh hati pada musik bahkan sebelum usianya lima tahun. Bagi perempuan 22 tahun itu, melalui musik, ia lebih gampang meluapkan semua pe­rasaannya ketimbang lewat kata-kata. Kecintaannya pada musik membuat Aubrey tergerak mempelajari berbagai alat mu­sik. Ketika anak-anak lain seu­murannya menghabiskan waktu untuk bermain, Aubrey mengimbangi waktu bermain­nya dengan belajar musik. ”Umur empat tahun saya be­lajar piano. Lanjut les biola saat kelas tiga SD. Akhirnya, belajar electric bass pas masuk SMP,” kenangnya. Saat ditanya alasannya lebih tertarik pada bas, jawaban Au­brey simpel. Menurutnya, da­ripada alat musik lain, bas lebih punya kemampuan untuk menaikturunkan mood se­buah lagu. ”Bassist memang jarang jadi sorotan dalam sebuah band. Padahal, bassist punya peran penting. Misalnya, permainan bas yang groovy bisa bikin penampilan band jadi makin enjoyable,” ungkapnya. Ingin lebih serius menekuni dunia musik, Aubrey memilih untuk melanjutkan studi di Berklee College of Music, Ame­rika Serikat, pada 2017. Di sana, ia memperoleh beasiswa penuh. Selama belajar di kampus tersebut, Aubrey bertemu orang-orang hebat yang turut me­nempa kemampuannya. Di luar kampus, Aubrey pernah menjadi fellow by invitation dalam jazz program di Ravinia Steans Music Institute yang diajar musisi jazz papan atas seperti Rufus Reid, Billy Childs, dan Steve Wilson. Aubrey juga kerap masuk dalam dean’s list. ”Rasanya kayak dicemplung­in ke kolam berisi musisi-mu­sisi paling kompeten dari seluruh dunia. Saya punya kesempatan belajar pada bassist terkenal seperti John Patitucci, Victor Wooten, Michael Pope, juga bassist dan musical director Brian McKnight, Chris Loftlin,” ujar Aubrey. Lulus dari Berklee College of Music dengan predikat summa cum laude pada Agustus 2021, sebulan kemudian Aubrey hij­rah ke Los Angeles. ”Saya me­rasa di kota tempat Agnezmo dan Niki Zefanya tinggal ini banyak opportunity untuk tam­pil, kolaborasi, dan membangun nama saya,” katanya. Keseriusan Aubrey mem­buahkan hasil. Dia kerap ber­kolaborasi dalam proyek ber­sama musisi-musisi terkenal Indonesia. Sebut saja, Gerald Situmorang dan Monita Taha­lea. Sederet penghargaan juga sudah dikoleksi Aubrey. Salah satunya, Charles Mingus Award & Fletcher Henderson Award dari Berklee Jazz Composition Department. Yang terbaru, Aubrey men­jadi pemain bas dalam tur The Life and Music of George Mi­chael. Ada kisah unik di balik keikutsertaannya. Awalnya, Riccardo Gresino yang meru­pakan partner bermusiknya mendapatkan pengumuman audisi di media sosial. Setelah melalui serangkaian audisi, Riccardo berkesempatan untuk menjadi keyboardist dan mu­sical director dalam tur tersebut. Di tengah masa persiapan, ternyata pemain bas di band itu undur diri. Tanpa pikir pan­jang, Riccardo membawa Au­brey untuk masuk dalam tim karena skill bermusiknya yang kompeten. Dalam setahun, tur tersebut menggelar lebih dari 25 show di venue dengan ka­pasitas penonton hingga 2.000 orang. Mereka mengelilingi Amerika Serikat dan Kanada. ”Such a dream. Rasanya kayak mimpi jadi nyata. Kami berkesempatan tampil di teater dan venue yang pernah me­nampilkan artis papan atas, mulai Dream Theater, Steve Vai, Lang Lang, John Legend, BB King, Etta James, Snoop Dogg, dan banyak lagi,” cerita Aubrey dengan penuh seman­gat. Dia berharap, pada masa mendatang tur itu tak hanya mengelilingi Amerika Serikat dan Kanada. Namun, juga me­rambah ke Benua Eropa hing­ga belahan dunia lainnya. Pencapaian yang mentereng tak lantas membuat Aubrey berpuas diri. Perempuan yang juga merupakan composer dan arranger itu masih ingin terus belajar dan menambah pen­galaman dengan melakukan berbagai kolaborasi serta mengikuti even-even lain. ”Saya akan terus membuka diri untuk ilmu-ilmu baru dan berbagai proyek lainnya. Saya percaya, usaha tak akan meng­khianati hasil. Jika mau terus berusaha, akan ada jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi,” ujar Aubrey, penuh keyakinan. (jp/feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X