Macet Puncak saat libur panjang kemarin kembali jadi sorotan pemerintah pusat. Tak ingin kejadian serupa terulang, hingga kendaraan tak bergerak selama 17 jam, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun berjanji segera menata kesemrawutan kawasan wisata tersebut. Dimulai dari Simpang Ciawi. DIRJEN Perhubungan Darat Kemenhub RI sekaligus Plt Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Setiyadi dan jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin, meninjau langsung kondisi Simpang Ciawi. Sekda Kabupaten Bogor Burhanudin menjelaskan konsep perencanaan penataan Simpang Ciawi dilakukan dengan kolaborasi antara Tim Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor dan Kota Bogor hingga pemerintah pusat. Langkah itu dilakukan agar perangkat daerah terkait, baik dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Pemkot Bogor, provinsi, hingga pusat bisa melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing. “Ini sebagai bahan untuk mematangkan konsep perencanaan penataan kawasan Simpang Ciawi. Rencananya konsep perencanaan itu akan dibawa bupati Bogor untuk dibahas bersama pemerintah pusat pada Jumat mendatang. Mudah-mudahan pak wali kota Bogor atau sekda bisa hadir langsung sesuai permintaan pak dirjen,” ujar Burhanudin. Sedangkan, untuk jangka pendeknya, penataan kawasan Simpang Ciawi akan dilakukan dengan simulasi penerapan traffic light, penataan taman, dan menyediakan sarana fasilitas khusus Pedagang Kaki Lima (PKL). Tujuannya, saat dilakukan relokasi nanti, tidak menimbulkan konflik. “Karena ini menyangkut masalah kegiatan ekonomi masyarakat, serta menyediakan sarana khusus menurunkan dan menjemput penumpang antar kota dan antar provinsi yang reseprentatif sebagai solusi untuk mengatasi terjadinya kemacetan, hingga penempatan pos Pol PP dan kepolisian,” ungkapnya. Menurut Burhanudin, hal itu perlu dilakukan secara kolaborasi antara Pemkab Bogor, Pemkot Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar), kementerian, hingga kepolisian. Dengan harapan, penataan kawasan Simpang Ciawi berjalan optimal dan bisa menghasilkan rumusan rencana penataan jangka panjang. “Baik itu pembangunan flyover juga pembangunan terminal sebagai tempat untuk melakukan perpindahan penumpang dari satu moda ke moda lain,” terangnya. Sementara itu, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan ada beberapa poin penting yang dibahas. “Kita akan mengupayakan ya. Catat, mengupayakan agar dibangun flyover di sini (Simpang Ciawi, red),” ujar Budi Setiyadi kepada wartawan saat meninjau langsung wilayah Ciawi, Selasa (1/3). Selain flyover, Kemenhub juga akan mengupayakan agar tak jauh dari Simpang Ciawi ini dibangun terminal. “Tapi akan kita lihat dulu, apakah adanya Terminal Baranangsiang ke sini terlalu dekat atau ada bentuk lain,” ujarnya. Yang pasti, lanjutnya, selain terminal, minimal bisa merespons dari satu moda ke moda yang lain. Sebab, jika tidak ada semacam terminal, kondisi di Simpang Ciawi ini akan seperti ini terus. “Kalau tidak ada terminal, pasti akan terjadi kayak begini, krodit tidak beraturan,” ungkapnya. Ia menambahkan, Simpang Ciawi ini pintu depan mengintegrasikan empat wilayah kota dan kabupaten. Di antaranya, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Kesemrawutan di Simpang Ciawi disebabkan beberapa faktor. Pertama, banyaknya angkutan umum dari mulai angkutan kota (angkot) lalu transportasi Angkutan Kota Angkutan Provinsi (AKAP), dan bahkan angkutan preman berpelat hitam rute UKI hingga Tanjungrpriok. “Maka akan kita benahi bersama,” tandasnya. (fin/ feb/run)