Senin, 22 Desember 2025

Seminggu ke Depan, Bogor Cuaca Ekstrem

- Senin, 14 Maret 2022 | 10:20 WIB

METROPOLITAN - Usai diterjang gempa di wi­layah Banten, wilayah Bogor dan sekitarnya tetap waspada terjadinya cuaca ekstrem. Badan Meteoro­logi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor memprediksi terjadinya cuaca ekstrem mulai Senin (14–20/3). Sepekan ke depan, curah hujan di wilayah Bogor dan sekitarnya diramalkan akan meningkat, meny­usul kondisi dinamika atmosfernya yang dipengaruhi fenomena global yakni fenomena La Nina. Kepala Stasiun Klimatologi Bogor, Indra Gustari, mengatakan bahwa berdasarkan prediksi kondisi global, regional, dan probabilistik model diperkira­kan potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang terdapat di semua kabupaten atau kota di wilayah Jawa Barat untuk sepekan ke depan. ”Sedangkan potensi hujan sangat lebat hingga ekstrem yang dapat disertai kilat atau petir dan juga angin kencang dapat terjadi di wilayah,” kata Indra Gustari kepada Metropolitan. Ia menuturkan, kejadian curah hujan dengan intensitas sang­at lebat ekstrem masih berpo­tensi tinggi di wilayah Jawa Barat pada Maret 2022, dima­na sebagian besar wilayah Jawa Barat sudah mulai memasuki masa peralihan pancaroba. Kepada masyarakat dan in­stansi terkait agar tetap was­pada terhadap masih tingginya potensi kejadian bencana hi­drometeorologi. ”Seperti banjir, banjir bandang, serta angin puiting beliung dan cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang di­sertai kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari,” terang Indra Gustari. Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsia­gaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ka­bupaten Bogor, Agus Suyatna, menambahkan bahwa sesuai data BMKG bahwa belakangan ini Kabupaten Bogor berpo­tensi cuaca ekstrem ditandai angin kencang dan diikuti curah hujan tentunya menjadi war­ning untuk Kabupaten Bogor. ”Dimana sesuai kajian risiko bencana dan penetapan dari BNPB bahwa Kabupaten Bogor daerah rawan bencana, langkah yang pemda ambil adalah me­ningkatkan kesiapsiagaan di masyarakat maupun segenap stakeholder, juga di-backup TNI-Polri, baik dari sisi keben­canaan maupun kesiapsiagaan,” terang Agus Suyatna. Agus menyebut data pada BPBD minggu ini memang ada beberapa kejadian bencana walaupun skala kecil seperti pohon tumbang, longsor, dan rumah tertiup angin. Namun, masih bisa diatasi TRC BPBD dan segenap relawan di lapangan juga dibantu TNI-Polri, umumnya di sekitaran wilayah selatan, timur, dan barat Kabupaten Bogor yang berpotensi rawan bencana. ”Di Kabupaten Bogor ada 24 kecamatan yang rawan ben­cana. Seperti longsor, banjir, dan puting beliung. Masyarakat untuk tetap selalu waspada,” imbaunya. BMKG Pos Citeko Bogor mem­beri peringatan dini agar war­ga yang berada di wilayah Bogor dan pengendara menu­ju Puncak mewaspadai hujan serta angin kencang. ”Angin secara umum bertiup dari arah Barat Daya hingga Barat dengan kecepatan 05–40 km per jam,” kata Kepala Sta­siun BMKG Citeko Bogor, Fatuhri Syabani, kepada Met­ropolitan. Fatuhri menjelaskan hujan disertai angin kencang akibat adanya daerah tekanan rendah yang berpotensi menjadi bibit siklon tropis di wilayah selatan Jawa Timur. Sehingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap peningkatan CH dan angin kencang di wilayah Jawa. Salah seorang pengendara motor asal Cianjur yang melin­tas di Jalan Raya Puncak, Deden, mengatakan bahwa hujan be­serta angin membuat para pengendara waswas. Sepanjang perjalanan menuju tempat tinggal, angin tidak berhenti bertiup kencang. ”Hujan disertai angin kencang sampai para pengendara ber­henti, meneduh di pinggir jalan menunggu reda hujan angin itu. Ya takut, kalau diteruskan membahayakan diri karena jalanan pada licin,” akunya. Sementara itu, Kepala Pelaks­ana BPBD Kota Bogor, Theo Patrocinio, meminta warga Kota Bogor mewaspadai feno­mena curah hujan tinggi yang mengguyur sebagian besar wilayah Bogor beberapa pekan terakhir. Salah satu yang harus diwaspadai adalah potensi longsor dan banjir lintasan. “Masyarakat Kota Bogor agar lebih waspada dan lebih ber­hati-hati. Di saat hujan atau angin agar selalu waspada,” kata Theo. Theo mengimbau setiap hu­jan dengan intensitas di atas satu jam agar masyarakat mu­lai waspada karena sangat berpotensi terjadi banjir dan longsor. Untuk itu, pihaknya memin­ta masyarakat yang merasa tinggal di bantaran sungai atau daerah rawan banjir agar mela­kukan evakuasi mandiri, se­hingga dapat menghindari kerugian materi dan korban jiwa. Berdasarkan catatannya, se­panjang 2022 telah terjadi 102 kejadian bencana dengan ka­sus paling besar terjadi pada kurun waktu bulan Januari dengan total 80 kejadian ben­cana. Ia menuturkan, pada Janua­ri, peristiwa angin kencang menjadi tren bencana di Kota Bogor. Pada awal tahun, inten­sitas hujan relatif meningkat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, disertai feno­mena angin kencang. “Sebanyak 43 kejadian pohon tumbang dan tujuh kejadian tanah longsor juga terjadi pada awal tahun,” tutur Theo. Dari 80 kasus bencana pada Januari, seorang warga di Ke­lurahan Kedunghalang, Keca­matan Bogor Utara, meninggal dunia karena hanyut. Sedang­kan, dua orang luka-luka ka­rena pohon tumbang di dua tempat berbeda, yakni keja­dian pohon tumbang di Gunung­batu, Kecamatan Bogor Barat, dan satu kejadian di Kelurahan Kedunghalang. “Pada Februari, total keja­dian bencana tercatat seba­nyak 22 kejadian,” katanya. Theo menjelaskan pada Februari intensitas hujan mulai berkurang, namun dilaporkan terjadi bencana seperti tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, dan rumah roboh. “Enam rumah mengalami rusak berat dampak kejadian bangunan ambruk,” katanya. “Masyarakat Kota Bogor tetap harus mewaspadai longsor, banjir lintasan, angin kencang yang bisa berdampak ke rumah dan pohon tumbang. Biasanya angin kencang berakibat pada atap bangunan yang terbang,” tandas Theo. (mul/jal/rez/ run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X