Hujan deras mengguyur Sirkuit Mandalika jelang gelaran balap MotoGP 2022. Pawang hujan pun beraksi. Ya, Rara Isti Wulandari, orang yang dipercaya ‘mengendalikan’ cuaca di Sirkuit Mandalika selama gelaran MotoGP 2022. Rara direkomendasikan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menangani cuaca selama MotoGP Mandalika 2022 digelar. IA sudah bergabung dengan tim pawang hujan sejak tes pramusim. Namun, Rara baru mulai bertugas pada 1 Maret 2022 lewat jarak jauh. Lalu, ia diminta mendatangkan hujan pada 9—11 Maret 2022 untuk mendinginkan lintasan yang baru diaspal ulang. ”Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN, red), dan sering mengawal evennya Presiden Jokowi dan even kenegaraan lain,” kata Rara Isti Wulandari. “Bersama tim ITDC dan Pak Hadi Tjahjanto sebagai koordinator lapangan, melakukan modifikasi cuaca dengan kekuatan doa. Di sini saya diminta menurunkan suhu agar lembap dan sejuk dengan sedikit hujan,” imbuhnya. Aksi Rara sebagai pawang hujan ternyata menarik perhatian tim Dorna Sport. Banyak orang-orang dari Dorna melihat aksi Rara yang berkeliling sekitar sirkuit. Bahkan, aksi Rara saat berkeliling di area sirkuit menjadi perhatian banyak media asing. Mereka beranggapan apa yang dilakukan Rara adalah hal menarik. Rara yang kini tinggal di Bali sudah lama mempelajari ilmu menjadi ’pawang hujan’, sejak dirinya masih kecil. Rara mulai belajar pawang sejak umur sembilan tahun. Dalam aksinya sebagai pawang hujan Mandalika, Rara juga tampak membawa alat-alat khusus seperti mangkuk emas untuk meredakan hujan di area lokasi. Sesekali ia juga berhenti sambil membacakan mantra dan mengangkat alat-alatnya ke atas. Uniknya, saat ritual, ia juga tidak boleh lapar. Sebagai pawang hujan, Rara juga mengaku tidak menikah dan tidak makan daging hewan berkaki empat. Namun, tak hanya hujan deras, sambaran petir menakutkan mewarnai gelaran MotoGP Mandalika 2022. Peristiwa yang terekam kamera itu pun kemudian ramai diperbincangkan warganet. Bahkan, ada warganet yang menyebut momen itu sebagai duel Thor dengan pawang hujan di Sirkuit Mandalika. Sebuah petir besar nan menakutkan mewarnai hari balapan MotoGP Mandalika 2022, Minggu (20/3) sore WIB. Kejadian yang membuat bulu kuduk merinding itu pun mendapat berbagai respons dari warganet Indonesia. Momen tersebut terjadi saat balapan MotoGP Mandalika 2022 ditunda. Sekadar diketahui, balapan yang sedianya digelar pada pukul 14:00 WIB itu terpaksa tertunda satu jam 15 menit karena hujan deras yang turun membasahi trek sepanjang 4,31 km itu. Lalu, dalam video yang diunggah Instagram resmi MotoGP, @motogp, Minggu (20/3), terlihat sebuah petir menyambar salah satu tikungan Sirkuit Mandalika. Petir tersebut memiliki kilatan yang sangat besar berwarna kuning keunguan, bahkan meninggalkan percikan api setelah menghilang. Kejadian yang cukup mengerikan itu pun ditanggapi konyol oleh warganet Indonesia. Ada yang menyebut bahwa petir itu merupakan amarah dari karakter super hero Thor, yang merupakan seorang Dewa Petir. Kejadian tersebut juga mencuri perhatian salah seorang pebalap Moto3 bernama Riccardo Rossi. Rider 19 tahun itu mengatakan bahwa cuaca di Mandalika sangat gila. “Kondisi di sini @gpracingindonesia sangat gila,” jelas Rossi lewat akun Instagram-nya, @riccardo.rossi54. Terlepas dari segela kontroversi perhelatan MotoGP di Mandalika, Indonesia sudah dua kali menyelenggarakan MotoGP. Dimana saat itu Sirkuit Sentul jadi tempat dihelatnya ajang balap bergengsi di dunia ini. Bahkan, kenangan MotoGP di Sentul sempat diunggah akun resmi MotoGP pada 1997. Momen ajang balapan di Sentul 1997 itu menjadi balapan terakhir MotoGP di Indonesia di kelas 250cc. Dua puluh lima tahun berlalu dan kembali menggelar ajang balapan di Indonesia, pihak MotoGP pun mengunggah video lawas tersebut untuk menjadi sebuah kenangan. ”Melihat kembali ke (balapan, red) Sentul pada 1997! Terakhir kali kami balapan di Indonesia, @maxbiaggiofficial mengambil kemenangan terakhirnya di kelas 250cc saat Juara Dunia empat kali itu lulus ke kelas utama pada tahun berikutnya!” tulis keterangan dalam akun Instagram @motogp. Momen lawas itu pun membawa sebuah nostalgia bagi banyak masyarakat Indonesia. Bahkan, tak sedikit pula yang tak menyangka bahwa Indonesia pernah menjadi tuan rumah ajang kelas dunia. Dalam seri kali ini, Harian Metropolitan berkesempatan menyaksikan langsung gelaran MotoGP seri kedua musim 2022 dari Sirkuit Mandalika, NTB. Mulai dari kualifikasi pada Sabtu (19/3) dan race utama pada Minggu (20/3). Sejak pagi, penonton dari lokal maupun mancanegara sudah memadati sirkuit dengan panjang 4,3 km itu. Untuk masuk area sirkuit, para penonton diarahkan parkir di luar, sebelah timur atau barat. Lalu penonton diarahkan naik bus shuttle. Namun, ada beberapa persoalan yang muncul. Bus shuttle diperkirakan tidak sanggup membawa penumpang, sehingga penumpang harus panas-panasan dan berebut naik bus masuk area sirkuit. Metropolitan bersama para penonton lain dengan kategori merah pun sampai harus ’membajak’ bus tujuan tribun warna lainnya demi mendapatkan transportasi. Tak cukup sampai di situ. Prediksi bahwa race akan berlangsung dengan cuaca hujan deras itu benar adanya. Hujan deras turun sekitar satu jam sebelum race. Race juga sempat ditunda sekitar satu jam lantaran kondisi lintasan yang tergenang air hingga membahayakan pebalap. Apesnya, Metropolitan yang duduk di tribun B kategori merah, mendapat ’hadiah’ lantaran duduk tepat di bawah atap tribun yang bolong. Alhasil, selain basah kuyup karena hujan, siraman air dari atap yang bolong juga sangat mengganggu para penonton yang berada di lintasan setelah garis start dan tepat sebelum tikungan pertama trek. ”Kacau. Ini bolong masak nggak ketahuan oleh panitia. Itu besar sekali bolongnya. Hujan sih nggak terlalu ganggu karena cuaca, bisa pakai jas hujan. Tapi kalau bocor itu kacau lah,” ujar penonton asal Mataram, Boy, yang duduk persis bersebelahan dengan wartawan. Belum selesai sampai di situ. Saat selesai race, bus shuttle yang membawa penonton ke tempat parkir masing-masing justru terkendala macet parah. Alhasil, penonton telantar karena dipaksa berjalan kaki sepanjang sekitar 5 km ke tempat parkir timur atau barat. ”Ini kacau. Shuttle nggak ada, jalan juga jauh. Penyelenggara gimana ya ini. Apa nggak terpikir alur kendaraan keluar. Kan sudah tahu pasti krodit,” ketus Rina, penonton asal Jakarta. Meski begitu, race sendiri berlangsung seru di bawah guyuran hujan. Pebalap KTM, Miguel Olivera, mencatatkan diri sebagai pemenang pertama sepanjang sejarah MotoGP Mandalika yang baru dibuka November 2021 itu. Disusul pebalap Yamaha, Fabio Quartararo, yang melorot ke peringkat kedua setelah start paling depan di awal race. Pebalap Ducati, Johan Zarco, menguntit di posisi ketiga dengan selisih jarak 3,158 detik dari Quartararo. (ryn/mam/run)