Minggu, 21 Desember 2025

Warung Sate Ayam H Tukri Sobikun, Dulunya Kelas Sate Emperan Kini Disantap Presiden

- Jumat, 8 April 2022 | 10:10 WIB

Reog adalah ikon Ponorogo di ranah budaya. Namun, Ponorogo memiliki citra kuat di dunia kuliner melalui sate ayam nya. Warung Sate Ayam H Tukri Sobikun menjadi salah satu warung tertua dan pionirnya. RIBUAN tusuk sate bertum­puk di dapur pembakaran H Tukri Sobikun. Selain sate, empat tungku pemanggang dari semen yang sudah ber­kerak menjadi saksi perjalanan usaha kuliner yang sudah berusia sekitar empat dekade tersebut. Pegawai paling senior, Pra­setyo Wardoyo, menyatakan, selama dirinya 20 tahun be­kerja di sana, tungku pemba­karan sate tetap sama. Resep bumbu sate pun tidak berubah. Potongan daging ayam dip­ertahankan berukuran dua ruas jari orang dewasa. Yang berubah cuma dua. Konsep penjualan dan jumlah ayam yang dipotong setiap hari. Dulu, ketika merintis usaha pada 1970-an, Sobikun berkeliling menjual sate. Dia menjajakan sate dari satu emperan toko ke emperan lain di Ponorogo. Seiring makin larisnya sate, generasi ketiga H Tukri Sobi­kun memutuskan menetap di lokasinya sekarang. Tepat­nya di Jalan Lawu, Nologaten, Ponorogo. Pergeseran lain adalah Sobikun memotong lima ekor ayam setiap hari pada awal merintis usaha. Ketika Jawa Pos ke Kampung Sate Ponorogo Januari lalu, ada banyak warung yang ber­jajar. Namun, sate H Tukri Sobikun paling diburu masyarakat. Bentuk dan rasanya khas. Tusuk sate memiliki panjang sekitar 12 sentimeter. Irisan daging yang cukup besar mem­buat orang merasa mantep dan puas. Menurut generasi ketiga Sobikun yang kini mengelola warung sate H Tukri Sobikun, Suroto, dirinya meneruskan usaha mertuanya, H Tukri. H Tukri ini adalah anak Sobikun. Dan, di bawah kendali H Tukri, pesanan sate meningkat pesat. ”Pekerja sempat kewalahan melayani pengunjung. Ka­rena itu, ketika saya dipercaya, warung makan dibangun dan diperluas,” kata Suroto. Kini banyak warga luar daerah Ponorogo yang pena­saran dengan satenya. Warung makan yang dikelo­la Suroto selalu ramai setiap hari. Sejak dibuka pukul 05:00, warung sate H Tukri Sobikun ramai pembeli. Sebagian besar merupakan masyara­kat luar daerah yang senga­ja datang untuk mencari oleh-oleh. Bukan hanya artis ibu kota yang datang ke warung sate H Tukri Sobikun. Sejumlah pejabat seperti mantan ketua umum Partai Golkar yang juga pengusaha Aburizal Ba­krie pernah mampir ke warung­nya. ”Tapi, yang membuat saya lebih bangga lagi, warung saya menjadi jujukan presiden,” ujar Suroto. Bapak dua anak itu men­gungkapkan, satenya dikan­geni Presiden Keenam Indo­nesia Susilo Bambang Yud­hoyono (SBY). Ayah Agus Harimurti Yudhoyono itu sudah dua kali berkunjung. Selain SBY, Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, ternyata juga kepincut dengan sate Tukri. Pria asal Solo itu tercatat sudah dua kali mam­pir untuk makan sate. Suroto mengabadikan ke­datangan dua presiden di tembok warungnya. Foto itu tentu menjadi bagian penting promosi warungnya. Orang nomor satu di negeri ini saja datang dan mencicipi sate yang dibuatnya tersebut. Nah, tantangan saat ini, menurut Suroto, adalah men­jaga kualitas produk. Tidak cukup berinovasi. Upaya mempertahankan resep kelu­arga juga menjadi kunci me­ningkatkan penjualan. Cuma, Suroto tidak memerinci resep yang dipakai keluarganya. Namun, ia menyampaikan bahwa perkembangan warung tidak terlepas dari ajaran pan­tang menyerah yang ditular­kan Sobikun, sang perintis warung. ”Kami memang tidak mem­buka banyak cabang. Kami ingin masyarakat tetap datang ke sini untuk meramaikan warung,” tutur Suroto. (jp/ feb/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X