Minggu, 4 Juni 2023

Gara-Gara Parkir Sembarangan, Bima Arya ‘Semprot’ Bos Sepeda Listrik

- Kamis, 27 Oktober 2022 | 14:47 WIB

Hampir sebulan sepeda listrik beroperasi di Kota Bogor. Namun, kendaraan yang dielu-elukan Wali Kota Bogor Bima Arya itu juga tak luput dari protes warga. Gara-gara parkir seenaknya, Bima Arya terpaksa ‘menyemprot’ bos sepeda listrik yang selama ini telah meneken kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. SERATUS titik parkir sepeda listrik yang disediakan PT Beam rupanya jadi sumber masalah baru. Sebab, meski telah di­tentukan titik parkirnya, tidak sedikit sepeda listrik yang par­kir asal-asalan hingga meng­ganggu pejalan kaki. Pedestrian Simpang RRI Jalan Pajajaran Kota Bogor, misalnya. Sejumlah sepeda listrik dipar­kir hingga menutup pede­strian. Pejalan kaki pun ter­paksa turun ke bahu jalan. Bahkan, ada pula sepeda list­rik yang menutup guiding block untuk penyandang disabilitas. ”Saya lihat ini banyak sepeda listrik parkir di pedestrian. Seharusnya dibuat parkir khu­sus dong, yang nggak ganggu pejalan kaki,” kata salah seorang pejalan kaki, Dessy. Ia pun berharap Pemkot Bo­gor bersikap tegas terhadap pengelola sepeda listrik agar tidak hanya memikirkan pro­fit semata. Tetapi harus mem­beri fasilitas kepada warga yang aman dan nyaman. ”Seharusnya Pemkot Bogor kasih peringatan ke pengelo­lanya. Sebenarnya boleh nggak diparkir di pedestrian. Pede­strian dibangun buat pejalan kaki kan, kok ini jadi tempat parkir penyewaan sepeda,” keluhnya. Sepeda listrik berbayar itu diluncurkan di Kota Bogor pada 23 September. Bima Arya menyebut dengan peluncuran sepeda listrik berbayar tersebut menjadi titik Kota Bogor me­masuki era baru transportasi publik berbasis listrik dan ra­mah lingkungan. Tak ingin berlarut dengan banyaknya aduan, Bima Arya pun memanggil pengelola sepeda listrik, PT Beam. Ia membahas terkait banyak se­peda listrik yang diparkir di trotoar hingga mengganggu pejalan kaki. Karena itu, Bima meminta pengelola merapikan titik par­kir sepeda listrik dan menam­bah personelnya untuk menga­wasi. ”Kemarin saya sudah panggil Beam (pengelola sepeda listrik berbayar, red). Saya minta su­paya sepeda itu tertib, tidak diparkir sembarangan,” tegas Bima. Bukan hanya merapikan titik parkir, Bima juga mendesak pengelola menambah perso­nelnya. ”Ya untuk menyapu, patroli. Kalau ada sepeda yang ditaruh sembarangan, itu harus dige­ser. Saya ultimatum. Dalam jangka satu minggu, persoalan sudah selesai,” pintanya. Belum lagi, lanjut Bima, sejak sebulan diluncurkan, Bima Arya menilai sosialisasi yang diberikan kepada warga masih minim. Sebab, banyak warga yang belum tersosialisasikan dengan baik bagaimana cara meng­gunakan sepeda listrik ber­bayar dan di mana mereka memarkirnya setelah diguna­kan. Pihak pengelola juga di­minta memperbaiki titik ko­ordinat parkir sepeda listrik. ”Jadi, Beam saya minta me­nambah personel dan mem­perbaiki koordinatnya (titik parkir, red) juga, dan menyo­sialisasikan kepada warga sehingga warga paham bagai­mana cara pakainya,” kata Bima. Bima menyebut keberadaan sepeda listrik berbayar di Kota Bogor merupakan per­tama di Indonesia. Sehingga, masyarakat perlu diedukasi dalam penggunaannya. Pihak pengelola juga diminta aktif melakukan patroli agar kebe­radaan sepeda listrik tidak mengganggu pejalan kaki. ”Ini memang harus diawasi Beam sendiri. Harus ada yang patroli, berputar. Ini masih uji coba. Alhamdulillah, tidak ada laporan kecelakaan. Tetapi terus akan kita perbaiki, ka­rena ini kan pertama di Indo­nesia. Tetapi sambutannya luar biasa. Weekend kemarin saja mencatat rekor ada 900 pengguna,” beber Bima. Jangka panjangnya, sambung Bima, sepeda listrik tersebut akan menjadi transportasi yang memudahkan dan terkoneksi dengan destinasi wisata dan stasiun. ”Ke depannya, kita berharap akan mengoneksikan ke titik wisata seputar Sistem Satu Arah (SSA), Mal Botani, Kebun Raya, kawasan Suryakencana. Jadi mengoneksikan destinasi wi­sata,” tutur Bima. ”Kedua, nanti jangka men­engah dan jangka panjang sebagai transportasi feeder. Orang mau ke Jakarta naik kereta bisa sambung pakai sepeda listrik. Jadi memper­mudah mobilitas perkotaan, bukan saja wisata,” tambahnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor Eko Prabowo tak me­nampik bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Khususnya ter­kait penataan transportasi. ”Namanya juga program baru sebulan. Semua masukan yang membangun tentu saja kami tampung dan jadi bahan eva­luasi,” ujarnya. Namun, ia menegaskan bahwa saat ini penempatan sepeda listrik sudah sesuai koridornya. Yakni pada jalur sepeda yang ada di trotoar. ”Hanya saja faktanya, kadang ada yang pakai tapi tidak di­kembalikan ke tempat semu­la. Ini yang perlu kita beri tahu,” katanya. Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bogor Dody Wahyudin menanggapi soal titik parkir atau pangkalan sepeda listrik berbayar di tro­toar Kota Bogor hingga meng­ganggu pejalan kaki. Menurut­nya, pengelola harus mem­buat lokasi parkir atau pang­kalan sepeda listrik berbayar tersebut. ”Ini juga jadi kendala kalau mereka (sepeda listrik ber­bayar, red) parkir di trotoar. Memang dampaknya sekarang mengganggu pejalan kaki. Jadi kita harap nanti mereka tidak lagi parkir di trotoar. Apa­lagi akhirnya mengganggu pejalan kaki dan tunanetra ya,” kata Dody, Senin (24/10). ”Karena saya sendiri meli­hatnya mereka parkir di tro­toar. Itu kan fungsi pejalan kaki. Terganggu juga. Walaupun itu sepeda juga,” tambahnya. Terkait hal itu, Dody menga­ku masih berkoordinasi dengan bidang terkait di Dishub Kota Bogor. ”Terkait (sepeda listrik ber­bayar, red) parkir yang di tro­toar atau jalur pedestrian, kemarin sore kita juga sudah koordinasi dan sedang dicek kembali terkait PKS (perjanjian kerja sama, red)-nya. Karena itu ada di bidang angkutan. Jadi kita sedang koordinasikan terkait PKS dan titik-titik par­kirnya,” tegas Dody. ”Intinya harus disiapkan par­kir sepeda listrik di luar jalur pedestrian,” tambahnya. Aduan masyarakat terkait sepeda listrik berbayar di Kota Bogor ternyata bukan hanya soal titik parkir atau pangkalan, tetapi juga terma­suk soal perilaku penyewa yang masih nekat melaju di jalan raya ketika menggunakan se­peda listrik. Dody mengatakan, sepeda listrik berbayar seharusnya me­laju di jalur khusus sepeda yang sudah disediakan Pemkot Bogor. ”Sepeda listrik ini belakangan memang akhirnya jadi sorotan juga ya. Karena kemarin kita juga menemukan beberapa ada yang keluar dari jalurnya. Jadi mereka (penyewa sepeda listrik, red) masuk ke jalan raya,” kata Dody. ”Hal ini juga sudah saya kon­firmasi dan koordinasikan dengan petugas di lapangan untuk kembali mengarahkan para pemakai sepeda listrik untuk tidak menggunakan jalan raya. Karena sesuai fung­si dan perjanjian awalnya tidak untuk di jalan raya, tetapi di jalur sepeda yang sudah ada,” tuntasnya. (rez/feb/run)

Editor: admin metro

Tags

Terkini

X