BLT BBM khusus sopir angkot dan ojek online akhirnya dicairkan. Hari ini, ribuan sopir ber- KTP Bogor yang sudah mendapat undangan, boleh mendatangi kantor Dishub Kota Bogor untuk pencairan duit bantuan. DINAS Perhubungan (Dishub) Kota Bogor mengatakan, Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM) akan dibagikan kepada 2.341 sopir angkot dan seribu ojek online (ojol) mulai Senin (14/11). Penyaluran BLT BBM bagi sopir angkot dan ojol berupa voucer itu akan dilakukan di kantor Dishub Kota Bogor. “Sisanya bisa ngambil di kantor (Dishub, red), di luar dari seratus orang yang sudah mendapatkan di Terminal Baranangsiang,” kata Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo. Untuk pengambilan BLT, jelas Eko, para sopir angkot dan ojol itu harus memiliki surat undangan resmi dari Dishub Kota Bogor. Kemudian, surat undangan itu nantinya akan ditukarkan ke petugas Dishub Kota Bogor untuk diganti voucer senilai Rp50 ribu bagi sopir angkot dan Rp25 ribu bagi sopir ojol, dengan total voucer mencapai Rp200 ribu per bulan. “Jadi yang ngantre nanti itu ada undangan resmi dari kita. Nanti petugas akan menyesuaikan, benar atau tidak ada undangannya,” ujarnya. “(Kalau benar, red) Bisa langsung ditukarkan. Nanti dapat voucer senilai Rp200 ribu (per bulan, red),” sambung Danjen, sapaan akrabnya. Mencegah hal yang tidak diinginkan, tambah Danjen, dalam penyaluran nanti pihaknya akan memfoto penerima BLT BBM sambil menunjukkan voucer yang diterima. “Khawatir orang tidak lengkap administrasi, makanya 2.341 (sopir angkot dan ojol, red) kita akan foto semua sambil pegang voucernya,” terang Danjen. Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dishub mulai mencairkan BLT BBM senilai Rp600 ribu bagi sopir angkot dan ojol per Jumat (11/11). Bantuan dengan total anggaran senilai Rp1,4 miliar itu diperuntukkan 2.341 penerima manfaat. Dengan rincian, 1.341 sopir angkot dan seribu sopir ojol ber-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Kota Bogor. “Ini dialokasikan dalam bentuk voucer. Bertahap sampai Desember. Tahap satu dan dua dibagikan di November dan tahap tiga dibagikan di Desember,” kata Bima Arya usai menyalurkan voucer BBM di Terminal Baranangsiang Kota Bogor, Jumat (11/11). Bima Arya menjelaskan jumlah bantuan yang diberikan pada tahap satu dan dua itu berjumlah Rp400 ribu. Dengan nominal Rp50 ribu per voucer untuk sopir angkot dan Rp25 ribu untuk ojol. “Total anggaran yang dialokasikan senilai Rp1.404.600.000. Penukaran voucer hanya berlaku di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) milik Pertamina dengan Kode SPBU 31,” jelasnya. Bima Arya menambahkan, sopir angkot dan ojol yang mendapatkan bantuan tersebut merupakan data hasil verifikasi yang dilakukan Dishub, Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), dan Bagian Kesra Sekretariat Daerah Kota (Setdakot) Bogor. Ia menjelaskan para penerima manfaat itu merupakan warga yang belum mendapatkan bantuan sama sekali, baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) maupun kementerian. “Ini yang berhak mendapatkan adalah yang tidak mendapatkan bantuan yang lain. Makanya yang masuk data berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) pernah mendapatkan bantuan lain, itu tidak mendapatkan prioritas,” bebernya. Sementara itu, salah seorang sopir angkot penerima manfaat, Dede, mengaku bersyukur dengan adanya voucer BBM senilai Rp200 ribu tersebut. Sebab, setidaknya dapat membantunya dan para penerima manfaat lain. Mengingat, kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu pun telah membuat pendapatannya tidak stabil. “Alhamdulillah, dapat membantu ya untuk sopir-sopir. Terbantu lah,” katanya usai menerima bantuan BBM. “Sebenarnya sih berat (kenaikan BBM, red) buat sopir-sopir dan penumpangnya juga. Tapi mau gimana lagi ya. Pendapatan bisa dinilai naik-turun. Gimana ramainya saja. Berpengaruh juga dari BBM,” keluhnya. Diketahui, dalam penyerahan bantuan voucer BBM di Terminal Baranangsiang, belum semua sopir angkot dan ojol menerima bantuan tersebut. Itu hanya simbolis dengan menghadirkan perwakilan sopir angkot dan ojol berjumlah seratus orang. Sebelumnya, saat penyaluran BLT BBM simbolis, sempat terjadi ketegangan antara sopir angkot dengan petugas. Kejadian berawal saat salah seorang sopir angkot di Kota Bogor membawa kertas untuk ditukarkan menjadi voucer bantuan. Namun, saat dilakukan pengecekan, yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai penerima manfaat. Sang sopir itu merasa heran karena secarik kertas yang dibawanya menunjukkan dirinya sebagai penerima manfaat bantuan BBM Rp600 ribu. Bima Arya yang melihat kejadian itu pun berupaya menengahi. Setelah diberi penjelasan, akhirnya sopir itu pun menerima bahwa dirinya bukanlah penerima manfaat bantuan BBM Rp600 ribu. Karena itu, Bima berharap proses pencairan BLT BBM pada Senin (14/11) berlangsung tertib. (rez/feb/run)