METROPOLITAN.ID - Elon Musk, tokoh miliarder dan pengusaha terkemuka, tengah berupaya menggalang dana sebesar $1 miliar untuk startup kecerdasan buatan (AI) miliknya yang dikenal sebagai xAI.
Langkah pengembangan xAI diambil sebagai upaya Elon Musk untuk terus bersaing dengan pesaingnya, termasuk OpenAI, Microsoft, dan Google, dalam perlombaan memperebutkan dominasi di bidang kecerdasan buatan.
Hingga saat ini, perusahaan kecerdasan buatan xAI milik Elon Musk telah berhasil mengumpulkan dana sebesar $135 juta dari para investor dan saat ini sedang mencari total dana sebesar $1 miliar melalui pembiayaan ekuitas.
Baca Juga: Ribuan Kepsek dan Guru Swasta Digembleng BMPS
Hal tersebut dituliskan sebagaimana diungkapkan dalam pengajuan dokumen kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC).
Persaingan untuk mengembangkan kecerdasan buatan generatif, yakni produk-produk yang dapat menghasilkan teks, gambar, dan audio yang meyakinkan dari permintaan sederhana, semakin memanas.
Ini terjadi seiring persaingan sengit antara perusahaan-perusahaan terbesar di Silicon Valley setelah dirilisnya ChatGPT oleh OpenAI pada November tahun lalu.
Baca Juga: Penampakan Vespa Primavera, Edisi Terbatas Kolaborasi Bareng Disney Mickey Mouse, Berapa Harganya?
Setelah dampak sensasional dari chatbot tersebut, Microsoft mengumumkan penguatan kemitraan dengan OpenAI pada bulan Januari, didukung oleh investasi sebesar $10 miliar.
Elon Musk, yang juga menjabat sebagai CEO Tesla dan SpaceX serta pemilik platform X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, pernah menjadi salah satu pendiri OpenAI pada tahun 2015 namun keluar dari organisasi tersebut tiga tahun kemudian.
Pada bulan Juli, Musk meluncurkan xAI, dan bulan lalu perusahaan ini merilis model AI pertamanya, yakni chatbot dengan "sikap pemberontak" yang diberi nama Grok.
Grok akan tersedia untuk beberapa pelanggan berlangganan premium di platform X. Musk menyatakan bahwa investor di platform tersebut akan memiliki 25% saham xAI.
Meskipun demikian, Musk juga memberi peringatan bahwa kecerdasan buatan bisa menjadi salah satu ancaman terbesar bagi umat manusia.