METROPOLITAN.ID - Seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, menantang Elon Musk untuk mengunjungi Gaza dan melihat langsung kondisi di sana setelah bertemu dengan Benjamin Netanyahu dan memberikan dukungan kepada Israel.
Tantangan ini muncul setelah pengusaha dan pemilik Tesla sekaligus platform X (twitter) menyatakan dukungan kepada Israel selama kunjungannya ke negara tersebut dengan didampingi Benjamin Netanyahu, yang dilakukan dalam periode 4 hari gencatan senjata.
Elon Musk sempat menyatakan ujaran Antisemitisme di platform X atau Twitter yang membuatnya kehilangan pendapatan dari iklan. Tidak lama setelah itu ia mengunjungi Israel dengan didampingin Benjamin Netanyahu lalu secara sepontan mendukung Israel dan memberikan internet Starlink dalam kunjungannya.
Elon Musk, yang juga pemilik media sosial X Spaces, melakukan kunjungan ke Israel pada Selasa (28/11) dan terlibat dalam diskusi dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Diskusi tersebut disiarkan langsung secara daring di platform media miliknya.
Mendukung pernyataan Netanyahu mengenai perlunya tindakan terhadap Hamas untuk mencapai perdamaian dengan Palestina, Elon Musk menyatakan kesetujuannya.
Baca Juga: Jimbo Melakukan Serangan Siber dengan Menyasar Situs Komisi Pemilihan Umum, 252 Juta Data Bocor!
"Tak ada pilihan, saya pun ingin membantu, mereka yang berniat membunuh harus dinetralisir," ujar Musk.
Menanggapi pandangan pro-Israel dari pemilik SpaceX ini, Osama Hamdan menantangnya untuk melihat sendiri situasi di Gaza.
"Kami mengundangnya mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas," ungkap Osama Hamdan dalam konferensi pers di Beirut.
Selain menantang Elon Musk, Hamdan juga meminta bantuan internasional untuk mengirimkan tim pertahanan sipil khusus guna membantu evakuasi jenazah yang masih terjebak di bawah reruntuhan.
Kementerian Luar Negeri Palestina melaporkan ribuan orang masih terjebak dalam reruntuhan akibat serangan militer Israel.