METROPOLITAN.ID - Mahalnya harga cabai rawit masih dikeluhkan masyarakat. Badan Pangan Nasional mengungkapkan tingginya harga cabai rawit merah saat ini disebabkan karena pasokan masih di bawah normal.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan Dan Gizi, Badan Pangan Nasional, Nyoto Suwignyo mencontohkan stok cabai rawit yang ada di Pasar Induk Kramat Jati hanya 30 ton atau 28,57% di bawah normal.
Pasokan cabai rawit yang menurun ini menjadi penyebab utama harga komoditas itu masih mahal.
Baca Juga: Jual iPad Murah cuma Rp1 Juta, Baim Wong Tuai Pro Kontra
"Pasokan cabai merah di tingkat grosir sebanyak 30 ton, 28,57% di bawah pasokan normal turun 6,25% dari sebelumnya," jelas dia dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah tahun 2023, dikutip dari YouTube Kemendagri.
Ia mengklaim telah terjadi penurunan harga cabai rawit merah. Hanya saja jika dibandingkan dari harga acuan penjualan (HAP) masih cukup jauh.
"Oleh karena itu, posisi cabai menurun tetapi belum sepenuhnya stabil," tambahnya.
Baca Juga: KH Marzuqi Mustamar Dicopot dari Jabatan Ketua PWNU Jatim, Begini Penjelasan PBNU
Nyoto juga mengatakan harga cabai rawit merah 48,01% di atas HAP. Adapun aturan HAP untuk cabai rawit merah tertuang dalam aturan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) di Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 Tahun 2022.
Dalam aturan itu ditentukan HAP cabai rawit merah di tingkat produsen Rp 25.000-31.500 per kg, dan HAP di tingkat konsumen Rp 40.000-57.000 per kg.
Sementara saat ini harga cabai rawit merah dalam Panel Harga Pangan Nasional per 27 Desember di tingkat konsumen Rp 82.090 per kg.
Baca Juga: Majelis Sholawat Cipelang Herang, Kecamatan Cijeruk, Gelar Santunan dan Sholawat Akbar
Kemudian Nyoto juga menyoroti harga bawang merah yang kini tercatat melonjak. Ia menyebutkan dari sisi pasokan, komoditas pangan itu masih di atas posisi normal.
"Pasokan ketersediaan grosir Pasar Induk Kramat Jati 125 ton atau 5,10% di ata pasokan normal, meningkat 27,5% dari pasokan hari sebelumnya," tuturnya.