METROPOLITAN.ID - Google dilaporkan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang memengaruhi lebih dari 1.000 karyawan di berbagai divisi, termasuk teknik dan layanan.
Kabar ini berawal dari informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa ratusan karyawan akan terkena dampak, tetapi kini terungkap bahwa jumlahnya mencapai 1.000-an.
Menurut laporan dari TechCrunch, PHK massal tersebut melibatkan berbagai divisi, termasuk tim Google Assistant yang berfokus pada pengenalan suara.
PHK juga terjadi di tim Perangkat dan Layanan PA (DSPA), yang mengelola perangkat keras Pixel, Nest, dan Fitbit.
Google, yang memiliki 182.000 karyawan per 30 September 2023, mengonfirmasi tindakan ini dan menyatakan bahwa itu adalah bagian dari restrukturisasi organisasi.
Juru bicara Google memberikan pernyataan bahwa perubahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, bekerja lebih baik, dan menyelaraskan sumber daya dengan prioritas produk utama.
Baca Juga: Sony Perkenalkan Tiga Warna Baru untuk PlayStation 5 Slim pada CES 2024
Namun, serikat pekerja, Serikat Pekerja Alfabet, menentang keputusan tersebut dan menyatakan bahwa PHK tidak diperlukan, terutama saat perusahaan menghasilkan miliaran dolar.
Google mengonfirmasi bahwa PHK tersebut akan membantu integrasi fitur kecerdasan buatan (AI) generatif ke dalam platform Assistant.
Ini terkait dengan rencana Google untuk menggabungkan chatbot Bard AI dengan Asisten pada Oktober 2023.
Baca Juga: OpenAI Raih Pendapatan Tahunan USD 1,6 Miliar Berkat Sukses ChatGPT
Selain PHK, Google juga mengumumkan penggabungan tim perangkat keras Pixel, Fitbit, dan Nest menjadi satu tim besar.
Keputusan ini tidak hanya menciptakan ketidaksetujuan di dalam perusahaan, tetapi juga menyebabkan beberapa perubahan dalam kepemimpinan.