Minggu, 21 Desember 2025

Menelaah Fakta dan Mitos Siklus Empat Tahunan Bitcoin

- Selasa, 26 Agustus 2025 | 13:22 WIB
Ilustrasi Bitcoin (atlanticcouncil.org)
Ilustrasi Bitcoin (atlanticcouncil.org)

Bagi Anda yang ingin memperdalam eksekusi taktis (entry, risk/reward, serta evaluasi performa), modul belajar trading crypto dapat membantu membedakan mana sinyal berbasis data dan mana sekadar narasi siklus.

Fakta Utama Siklus 4 Tahunan
1. Sumber siklus: desain suplai yang terprogram Bitcoin membatasi suplai maksimum ±21 juta koin. Laju penerbitan baru dipotong setengah tiap 210.000 blok, menciptakan kurva suplai yang makin menipis hingga sekitar tahun 2140. Mekanisme ini terdokumentasi jelas di spesifikasi/protokol Bitcoin.

2. Halving 2024 menurunkan issuance harian ke kurang lebih 450 BTC. Per 19–20 April 2024 (blok 840.000), hadiah blok turun dari 6,25 menjadi 3,125 BTC.

Secara matematis, supply-inflow harian berkurang dari 900 ke 450 BTC/hari, sebuah kejutan pasokan yang sering menjadi landasan narasi siklus.

3. Pendorong baru 2024–2025: ETF spot dan institusionalisasi.
Pada 10 Januari 2024, SEC menyetujui 11 ETF spot Bitcoin di AS. Kanal ini memperluas akses investor institusi/ritel arus utama dan mengubah dinamika permintaan—sebuah variabel yang tidak ada pada siklus awal Bitcoin.

Artinya, pola harga pasca-halving kini lebih dipengaruhi interaksi supply yang menipis dan demand baru via ETF.

Mitos yang Perlu Diwaspadai
Mitos A: “Harga pasti naik setelah halving”
Data historis memang menunjukkan fase bullish setelah beberapa halving, tetapi timing dan magnitudenya tidak konstan. Tahun 2024 bahkan mencatat dinamika unik, reli signifikan sudah terjadi menjelang halving karena faktor ETF, sehingga argumen “naik karena halving” saja kurang lengkap. Kesimpulan: halving adalah kondisi perlu bagi narasi kelangkaan, bukan jaminan hasil.

Mitos B: “Siklus selalu persis 4 tahun”
Siklus empat tahunan bersifat aproksimasi karena bergantung pada waktu penambangan blok (rata-rata 10 menit, bukan jam atom) dan respons pasar yang berubah. Banyak analis 2025 menilai pattern ini melemah/bergeser akibat institusionalisasi dan produk ETF. Implikasi: jadwal “puncak/palung” tidak bisa dipatok kalender.

Mitos C: “Halving adalah satu-satunya driver harga”. Harga Bitcoin juga dipengaruhi likuiditas global, suku bunga, regulasi, arus ETF, perilaku long-term holders, dan sentimen risiko.

Contoh: setelah halving 2024, diskusi pasar banyak menyorot arus ETF dan kebijakan moneter, dua faktor yang tak terkait langsung dengan kode halving.

Implikasinya, analisis perlu memasukkan konteks makro dan aliran permintaan, bukan supply-side saja.

Mitos D: “Model Stock-to-Flow (S2F) selalu akurat”
S2F populer untuk menjelaskan kelangkaan, tetapi uji empiris dan kritik metodologis menunjukkan keterbatasan prediktif—terutama ketika struktur permintaan berubah (ETF, institusi) dan saat pasar mengalami regime change.

Gunakan S2F sebagai referensi naratif, bukan patokan tunggal untuk proyeksi harga.
Cara Membaca Siklus Secara Lebih Sehat
Pisahkan narasi dan data.

Validasi klaim siklus dengan metrik yang bisa diverifikasi (jadwal halving, issuance harian, arus ETF, on-chain HODL waves).

Fokus ke risiko dan position sizing. Volatilitas dapat meningkat di sekitar halving dan fase euforia berikutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB
X