METROPOLITAN.ID - Harga emas dan perak dunia kompak melemah pada akhir pekan ini setelah mencatat reli spektakuler selama sembilan minggu berturut-turut.
Dalam dua tahun terakhir, kedua logam mulia tersebut telah melonjak hingga 149% sejak Oktober 2023, di mana sebagian besar kenaikan terjadi hanya dalam dua bulan terakhir.
Pada perdagangan Jumat (24/10/25), harga emas ditutup turun 0,34% ke level US$ 4.112,1 per troy ons, sementara harga perak terkoreksi 0,59% ke posisi US$ 48,62 per troy ons.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Hidden Gem di Banyuwangi yang Indah tapi Masih Sepi Pengunjung
Analis dari Kitco menilai, penurunan ini disebabkan oleh aksi ambil untung (profit taking) dan koreksi teknikal setelah reli panjang.
Saat ini, harga perak berada di level retracement Fibonacci 38%, sementara emas juga mendekati posisi serupa.
Baca Juga: BPBD Kota Sukabumi Evaluasi Aksi Bebersih Sungai, Fokus Mitigasi Jangka Panjang
Rekor Reli Terpanjang Sejak 1978
Koreksi ini terjadi setelah periode 61 hari perdagangan, yakni sejak 20 Agustus hingga 20 Oktober 2025, ketika emas dan perak mencatat reli sembilan minggu beruntun, pencapaian yang sangat jarang terjadi di pasar komoditas global.
Secara historis, reli sembilan minggu berturut-turut baru terjadi tiga kali sejak 1978, menjadikan reli tahun ini sebagai yang keempat dalam hampir lima dekade terakhir.
Menariknya, emas belum pernah mencatat kenaikan selama sepuluh minggu penuh tanpa koreksi.
Baca Juga: Anies Baswedan Kritik Pedas Klaim Prabowo Soal Pengangguran: Data dan Realita Berbeda!
Analis pasar Eric L mencatat, berdasarkan data historis, harga emas cenderung melemah setelah reli panjang.
Rata-rata, harga emas turun 3,3% satu minggu setelah reli berakhir, dan koreksi bisa mencapai 6% dalam sepuluh minggu berikutnya.
